• Jumat, 18 Oktober 2024

Polres Metro Bakal Selidiki Penyebab Mangkraknya Proyek Flying Fox

Selasa, 13 April 2021 - 15.15 WIB
220

Kasat Reskrim Polres Metro AKP Andri Gustami. Foto: Arby/Kupastuntas.co

METRO, Kupastuntas.co - Aparat Kepolisian Resort Metro melalui Satuan Reserse Kriminal bakal melakukan penyelidikan terkait mangkraknya  proyek Flying Fox di Kelurahan Sumbersari, Kecamatan Metro Selatan.

Hal itu ditegaskan Kasat Reskrim Polres Metro AKP Andri Gustami kepada Kupastuntas.co, Selasa (13/4/2021).

AKP Andri mengaku ikut memonitor perkara proyek mangkrak di Sumbersari yang dimuat oleh media massa.

Baca juga: Proyek GAC IAIN Metro Mangkrak Bagian I, Dana APBN 36 Miliar Jadi Semak Belukar

"Untuk Flying Fox kita baru monitor kemarin dari pemberitaan ya, tentunya kita akan pulbaket terlebih dahulu untuk proses klarifikasi," kata dia.

Pihaknya berjanji akan melakukan Pengumpulan Bahan Keterangan (Pulbaket) penyebab proyek mangkrak sebelum melakukan penindakan.

"Sebelum kita lanjutkan kita lakukan pulbaket dahulu, karena kita tidak bisa buru-buru melakukan penindakan. Yang pasti kita akan melakukan pengumpulan bahan keterangannya," ujarnya.

Kasat Reskrim juga memastikan, pihaknya akan menindaklanjuti setiap informasi yang dimuat di media massa dan berdampak di masyarakat.  "Yang jelas kita akan tindaklanjuti," singkatnya.

Dalam kesempatan berbeda, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Jaringan Pendamping Kebijakan Pembangunan (JPKP) Kota Metro mengatakan perlu peran aktif Walikota Metro untuk menyelesaikan persoalan proyek Flying Fox.

Baca juga: Proyek GAC IAIN Metro Mangkrak Bagian II, Konstruksi Bangunan Mulai Rusak

Ketua JPKP Kota Metro, Khoirul Thalib meminta Walikota turun tangan dan proyek Flying Fox segera difungsikan. Menurutnya, pembangunan tersebut merupakan rencana pemerintah untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) lewat sektor pariwisata.

"Ini yang juga menjadi pertanyaan masyarakat kenapa proyek itu belum juga difungsikan. Pak Wahdi ini harusnya sebagai Walikota Metro yang baru melanjutkan pembangunan pemerintahan sebelumnya. Kita tau bahwa pariwisata di metro ini sebagai salah satu sumber pendapatan jika di kelola, dan Flying Fox ini kan sebenarnya adalah terobosan yang dibangun pemerintahan sebelumnya," bebernya kepada Kupastuntas.co, Selasa (13/4/2021).

Ia juga menyayangkan jika proyek yang dibangun menggunakan uang rakyat tersebut terbengkalai. Khoirul bahkan meminta Walikota segera melakukan peninjauan proyek Flying Fox Sumbersari.

"Kalau sampai tidak dievaluasi dan tidak dilanjutkan oleh pemerintahan yang baru ini tentu sangat sayangkan jika uang rakyat harus dihamburkan. Walikota harus segera meninjau lokasi itu dan lihat kondisinya," kata dia.

Baca juga: Proyek GAC IAIN Metro Mangkrak Bagian III, MAKI: Balas Budi Rektor Terpilih

Ketua JPKP ini juga berharap Aparat Penegak Hukum (APH) turut serta menyoroti mangkraknya proyek yang menghabiskan anggaran miliaran tersebut.

"Soal proyek ini, aparatur penegak hukum juga perlu meninjau proyek itu. Karena ini pertanyaan besar, kenapa proyek ini bisa mangkrak. APH perlu mengecek ini," tandasnya.

Diketahui, sebelumnya sejumlah pihak telah menyoroti penyebab mangkraknya proyek Flying Fox di Kel. Sumbersari Kec. Metro Selatan yang menelan anggaran miliaran rupiah.

Berdasarkan hasil penelusuran Kupastuntas.co, Proyek Flying Fox Sumbersari tersebut tak ada fungsi. Sejak dibangun menggunakan APBD dimulai dari tahun 2017 dengan kegiatan pembangunan tahap awal yakni pembuatan cakar ayam senilai Rp 200 juta, kemudian, mendapatkan tambahan dana di tahun 2018 sebesar Rp 2 miliar, hingga kini belum juga dapat difungsikan.

Meski menelan anggaran milyaran rupiah, proyek tersebut justru terbengkalai. Harapan untuk meningkatkan PAD lewat Flaying Fox kini kandas, yang ada justru pemerintahan baru diharapkan mampu menyelesaikan persoalan tersebut.

Proyek yang belum jelas status fungsinya tersebut kini dalam kondisi memperihatinkan, terdapat kerusakan pada sisi kanan dan kiri bangunan Ziplane yang merupakan tower pertama alias titik 0 Meter. Mulai dari amblesnya pelataran hingga karat pada seling Flaying Fox yang dapat membahayakan keselamatan jika dikemudian hari difungsikan namun tidak dilakukan pengecekan dan perbaikan.

Baca juga: Proyek GAC IAIN Metro Mangkrak Bagian IV, Mahasiswa Kecewa Wisuda di Bawah Tarup

Ketika memasuki pelataran Tower Ziplane, Kupastuntas.co telah disambut oleh sejumlah kumpulan muda-mudi di kawasan bangunan tinggi yang tampak kusam tak terawat dengan kalimat Metro Ziplane Sumbersari yang tak lagi lengkap. Sejumlah tumbuhan liar hidup didinding dan teras bangunan mangkrak tersebut. Tak hanya itu, coretan dinding karya manusia tak bertanggungjawab juga menghiasi sejumlah sudut bangunan.

Selanjutnya, kesan terbengkalai juga diperkuat dengan amblesnya sejumlah pelataran dan tepian pembatas di sudut kanan serta kaki Ziplane. Kupastuntas.co juga melihat seling baja dan besi bangunan yang sudah berkarat.

Di tower lintasan sejauh 300 meter juga terdapat hal serupa. Kerusakan berupa karat menghiasi kontruksi dari besi tersebut. Selanjutnya, kerusakan juga terlihat di tower kedua, lintasan 700 meter. Disana Kupas Tuntas melihat kondisi pegangan anak tangga yang terbuat dari besi telah copot dari sambungannya diduga akibat karat.

Dipuncak, juga ditemukan air menggenang serta bekas aktivitas manusia. Selain itu, juga ditemukan sampah bekas kulit kacang yang berserakan serta bekas tutup botol miras merk anggur merah cap orang tua, MC Donald dan M150.

Ditower ketiga lintasan 700 meter terlihat kondisinya sangat memprihatikan, dengan rimbunnya rumput dan ilalang yang menutupi tower. Disana juga ditemukan bekas aktivitas bakar-bakaran tepat dibawah tower.

Ironisnya, bangunan mangkrak tersebut justru menjadi prasarana bagi kaum muda untuk berkongko ria dengan mengkonsumsi minuman keras (Miras). Selain itu, kawasan Ziplane hingga bumi perkemahan juga menjadi ajang pacaran bagi muda-mudi yang dirundu nafsu remaja.

Sementara dari data yang dihimpun, Proyek Flying Fox Sumbersari yang digadang terpanjang kedua se Asia Tenggara tersebut membentang sepanjang 700 meter dan menelan anggaran hingga Rp. 2 Milyar. Proyek yang membentang melintasi kawasan Bumi Perkemahan itu dikerjakan oleh CV. Mulyosari Mandiri dengan Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) sebagai Kuasa Pengguna Anggaran (KPA). (*)

Video KUPAS TV : PROYEK GEDUNG AKADEMIK CENTER IAIN METRO SUDAH DIKONDISIKAN SEJAK TENDER



Editor :