Mahasiswa Malahayati Geram: Kampus Bukan Medan Konflik Keluarga!

Presiden Mahasiswa Universitas Malahayati, Muhammad Kamal. Foto: Ist.
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Mahasiswa Universitas Malahayati menggelar aksi unjuk rasa di dalam kampus sebagai bentuk protes atas gangguan proses belajar mengajar yang disebabkan oleh konflik internal Yayasan Alih Teknologi Bandar Lampung.
Aksi yang berlangsung spontan itu dipimpin langsung oleh Presiden Mahasiswa dan BEM Universitas Malahayati, setelah mendengar kabar masuknya kelompok luar berseragam satpam ke lingkungan kampus.
Presiden Mahasiswa, Muhammad Kamal, menegaskan bahwa aksi ini dilakukan karena mahasiswa merasa tidak nyaman dan terganggu. Mahasiswa juga ingin menunjukkan bahwa kampus bukan tempat untuk menyelesaikan konflik keluarga atau kepentingan yayasan.
"Kita sudah jenuh. Mahasiswa terganggu karena konflik yang seharusnya diselesaikan di meja perundingan malah merembet ke dalam kampus. Ini rumah kami. Tidak bisa sembarangan orang masuk, apalagi sampai terjadinya premanisme di sini,” kata Kamal.
Baca juga : Ratusan Massa Geruduk Universitas Malahayati Tolak Pelantikan Rektor Baru
Kamal menyebut, sebelumnya mahasiswa telah melakukan kajian isu mengenai dinamika kepemilikan kampus. Namun, aksi terbaru ini murni merupakan bentuk reaksi cepat karena adanya ketegangan antar kelompok satpam di lingkungan kampus. Menurutnya, situasi serupa pernah terjadi di awal Ramadan lalu, saat muncul rombongan yang diduga preman dan juga datang dari luar kampus.
"Kami tidak berpihak ke siapa pun. Tapi kalau aktivitas kuliah terganggu dan mahasiswa merasa tidak aman, maka kami wajib bersuara,” tambahnya.
Pihak Satuan Pengamanan Universitas Malahayati menanggapi aksi mahasiswa secara positif. Mereka menyatakan bahwa unjuk rasa yang dilakukan mahasiswa adalah wujud kepedulian terhadap situasi kampus, dan pihak satpam tidak merasa terganggu atas aksi tersebut.
"Kami justru merasa terbantu. Mahasiswa peka terhadap situasi, dan kami tahu mereka tidak mau kampus ini diacak-acak oleh pihak luar yang datang tanpa etika,” ujar Hadi, perwakilan satpam kampus.
Baca juga : Kuasa Hukum Kadafi Sebut Akta Pengurus Yayasan Altek Angkat Rektor Baru Cacat Hukum
Hadi mengungkapkan bahwa kehadiran sejumlah orang eksternal yang berpakaian satpam dan diduga dikirim oleh pihak luar untuk menggantikan posisi mereka adalah bentuk pelanggaran prosedur, karena tidak ada koordinasi resmi maupun dokumen legal. Bahkan, beberapa di antara mereka dinilai hanya berseragam satpam tanpa memiliki dasar pelatihan atau legalitas resmi dari Badan Usaha Jasa Pengamanan (BUJP).
"Mahasiswa turun ke lapangan karena mereka melihat ada ancaman nyata. Ini bukan sekadar aksi, ini bentuk solidaritas. Dan kami akan tetap menjaga kampus bersama-sama,” lanjutnya.
Pihak satpam juga menegaskan bahwa mereka tetap loyal kepada struktur kampus yang sah menurut arahan Ketua Pembina Yayasan dan Rektor saat ini. Mereka berkomitmen untuk tidak bergeser dari pos mereka demi menjaga keamanan mahasiswa, staf pengajar, serta aktivitas rumah sakit yang terintegrasi dengan kampus. (*)
Berita Lainnya
-
Rektor Universitas Teknokrat Ajak Sivitas Akademika Jadi Pemimpin dan Kuasai Teknologi
Senin, 07 April 2025 -
Walikota Bandar Lampung Tinjau Langsung Arus Balik Lebaran di Pool Damri Tanjung Karang
Senin, 07 April 2025 -
64 Kecelakaan Terjadi di Lampung Selama Arus Mudik, 11 Orang Meninggal
Senin, 07 April 2025 -
PLN Catat Lonjakan Transaksi SPKLU di Lampung Tembus 5 Kali Lipat Selama Siaga Lebaran Idul Fitri 2025
Senin, 07 April 2025