Akademisi Soroti Sederet Proyek Bermasalah di Metro: Pengawasan Lemah, Tender Diduga Tidak Transparan
Kupastuntas.co, Metro - Kota
Metro kembali menjadi sorotan publik akibat sejumlah kasus pembangunan yang
dinilai bermasalah. Mulai dari temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terkait
pembangunan Jalan Dr. Soetomo, hingga isu dugaan alih fungsi ruko Sudirman
menjadi hotel tanpa izin yang memadai.
Masalah-masalah ini memunculkan
berbagai kritik, termasuk dari para akademisi dan pengamat pemerintahan.
Pengamat Kebijakan Publik dari
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Dharma Wacana Metro,
Sudarman Mersa menilai bahwa proyek bermasalah di Kota Metro menunjukkan adanya
kelemahan mendasar dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan
proyek.
“Jika proses tender dilakukan
dengan transparan dan profesional, maka masalah seperti ini seharusnya tidak
terjadi,” kata dia saat dikonfirmasi awak media di kampusnya, Kamis
(16/1/2025).
Pria yang juga merupakan Dekan I
pada FISIP tersebut menyoroti potensi campur tangan politik dalam proses
kebijakan pembangunan yang bisa mengarah pada penunjukan pihak-pihak yang tidak
memiliki kapasitas memadai.
"Ketika proyek diberikan
kepada pihak yang hanya berorientasi pada kepentingan politik atau kekuasaan,
hasilnya sering kali mengecewakan," ucapnya.
Mantan aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) tersebut menerangkan adanya dua faktor utama yang dianggap menjadi akar permasalahan. Pertama, lemahnya perencanaan di tingkat pemerintah. Kedua, minimnya pengawasan baik dari pihak pemerintah daerah maupun masyarakat.
“Pengawasan pemerintah daerah
lemah, ini yang menjadi celah bagi pihak-pihak tertentu untuk bermain-main
dengan proyek. Kami juga menyoroti isu seperti setoran proyek yang menjadi
rahasia umum. Praktik ini adalah indikator kuat apakah sebuah proyek akan
berkualitas atau tidak. Jika praktik ini terus dibiarkan, maka pembangunan
tidak akan pernah berjalan efektif," tegasnya.
Selain itu, ia juga menyebut
pemerintah dinilai kurang memberikan ruang kepada masyarakat untuk
berpartisipasi dalam pengawasan.
“Masyarakat seharusnya diberi
ruang untuk menyuarakan pendapat. Namun, fenomena yang terjadi justru
sebaliknya. Tokoh-tokoh masyarakat tidak diberikan kesempatan untuk memberikan
kritik dan masukan,” ungkapnya.
Pengamat itu juga mengingatkan
bahwa peran masyarakat sangat penting untuk memastikan proyek berjalan sesuai
kebutuhan publik.
"Dengan melibatkan
masyarakat dalam pengawasan, potensi penyalahgunaan wewenang bisa diminimalkan.
Jika masalah ini tidak segera ditangani, dampaknya akan sangat merugikan
masyarakat. Infrastruktur yang tidak berkualitas akan terus memakan anggaran
akibat perbaikan berulang," jelasnya.
"Jadi anggaran habis untuk memperbaiki proyek yang seharusnya sekali selesai. Dampaknya, kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah akan terus menurun," imbuhnya.
BACA JUGA: DPRD Metro Panggil Tiga OPD, Pembangunan
Ruko Sudirman Jadi Hotel Dihentikan
Sebaliknya, proyek yang
dikerjakan secara profesional dan transparan akan memberikan hasil yang baik
serta meningkatkan kepercayaan publik.
“Hasil yang berkualitas tidak
hanya meningkatkan kepercayaan masyarakat, tetapi juga mendukung pertumbuhan
ekonomi daerah,” tambahnya.
Pengamat mendesak pemerintah
daerah untuk segera mengambil langkah konkret. Sudarman juga menekankan
pentingnya transparansi dalam proses lelang proyek.
“Pemerintah harus terbuka dan membentuk tim
khusus untuk menyelesaikan masalah ini. Tanpa tindakan tegas, situasi ini akan
terus berulang. Lelang online tanpa intervensi adalah solusi. Proyek harus
diberikan kepada orang-orang yang benar-benar profesional, bukan berdasarkan
kedekatan politik,” cetusnya.
Selain itu, diperlukan campur
tangan aparat penegak hukum untuk mengusut tuntas kasus-kasus ini. “Ketika
masalah ini sudah mengakar, sulit untuk menyelesaikannya tanpa intervensi
hukum. Aparat harus memastikan proyek berjalan sesuai dengan aturan dan kebutuhan
masyarakat,” sambungnya.
Pria yang juga merupakan dosen
tersebut berharap pemerintah Kota Metro yang baru kedepannya dapat menghadirkan
perubahan signifikan. Dia menilai, masyarakat Metro kini menunggu aksi nyata
dari pemerintah untuk menjawab berbagai tantangan ini.
Transparansi, partisipasi
masyarakat, dan penegakan hukum menjadi kunci untuk membangun kembali
kepercayaan publik terhadap pemerintah baru kedepannya.
“Jangan sampai pemerintahan baru mengulangi
gaya lama. Pemerintah harus menunjukkan keberpihakan kepada masyarakat dengan
kebijakan yang transparan, profesional, dan pro-rakyat,” tandasnya. (*)
Berita Lainnya
-
Metro Lampung Dikepung Banjir
Jumat, 17 Januari 2025 -
Alokasi Anggaran Rutin Gedung Bappeda Metro Diduga Tidak Transparan
Kamis, 16 Januari 2025 -
Ratusan Randis Pemkot Metro Nunggak Pajak
Kamis, 16 Januari 2025 -
Panik! Pejabat DPUTR Kabur Saat Dikonfirmasi Soal Temuan BPK Terkait Kerugian Pembangunan Jalan di Metro
Rabu, 15 Januari 2025