Rocky Gerung Tegaskan Mimbar Kampus Tempat untuk Bertukar Pikiran

Pengamat politik nasional Rocky Gerung saat menjadi pembicara diksusi publik yang diadakan oleh BEM FEB Unila di GSG Pahoman Bandar Lampung, Kamis (14/9/2023). Foto: Yudha/Kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Bandar Lampung -
Pengamat politik nasional Rocky Gerung menjadi pembicara diksusi publik yang diadakan
oleh BEM FEB Unila dilangsungkan di GSG Pahoman Bandar Lampung, Kamis
(14/9/2023).
Bung Rocky sapaan akrabnya mengatakan
bahwa kampus adalah tempat berdiskusi atau bertukar pikiran.
"Mimbar kampus ada untuk mengucapkan
pikiran," tegas Roky dalam pemaparannya.
Jadi kampus bisa disebut kampus kata Rocky,
dikarenakan ada pertempuran pikiran. Pikiran harus diloloskan dan hal itu yang disebut kebebasan akademis.
"Tanpa pertengkaran pikiran kita
tidak akan keluar dari middle income trap," tandasnya.
BACA
JUGA: Rocky
Gerung Batal Jadi Pembicara Diskusi Publik di Unila, Ini Alasannya
Bung Rocky mengatakan, saat ini
Indonesia sedang mempersiapkan industri lingkungan hijau melalui kendaraan listrik.
"Tapi pemerintah berpikir bahwa
untuk penghijauan harus menggunakan mobil listrik. Tetapi pembuatan batre dari
mobil listrik itu dari batu bara yang menghasilkan asap. Maka bertambah mobil
listrik akan bertambah polusi," katanya.
"Fakta diatas kertas di pertemuan
G20 Indonesia mengatakan tidak ingin ditekan untuk energi terbarukan. Padahal
tidak ada energi lain selain batu bara yang digunakan," sambungnya.
Sementara, Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun menyoroti kemungkinan pemilu 2024 menurutnya akan besar peluang terjadi pengkondisian.
BACA
JUGA: Batal
Digelar di Unila, Diskusi Publik dengan Pembicara Roky Gerung Pindah ke GSG
Pahoman
"Pemilu 2024 ini seperti comberan.
Penyelenggara bermasalah, pengawas bermasalah," ujarnya.
Sementara Gubernur BEM FEB Unila M. Reza
Pratama mengatakan, dalam pelaksanaan diskusi yang dilakukan oleh pihaknya
mendapatkan tekanan dari berbagai pihak.
"Banyak sekali tekanan dari
mana-mana. Itu bisa lihat bahwa Rektorat dan Dekanat sangat mengintervensi, saya
sebagai Ketua BEM sangat dicederai. Kelembagaan mahasiswa ini diperlemah,"
tegas Reza pada sambutannya.
Ia melanjutkan, dirinya tidak mengetahui
alasan yang jelas mengapa pihak kampus melarang mengadakan diskusi
tersebut.
"Kami hanya ingin diskusi bukan
kampanye politik supaya lebih kritis tetapi kami dilarang saya sangat memohon
untuk mengawal intervensi di Unila saat ini," katanya.
Reza membeberkan, ia mengadakan diskusi
dengan mengundang tokoh-tokoh nasional dan dianggap menyalahi prosedur.
"Kami dianggap melanggar. Sampai
saat ini kami menerima alasan tidak jelas. Kami hanya ingin mengadakan agenda
akademik," tutupnya. (*)
Berita Lainnya
-
Langkah Kongkrit Pemkot Bandar Lampung Tangani Bencana Banjir di Panjang Utara
Kamis, 24 April 2025 -
Wagub Lampung Jihan Nurlela Apresiasi Progres Pembangunan Masjid Al Hijrah Kota Baru
Kamis, 24 April 2025 -
Peradi Bandar Lampung Akan Selesaikan Sengketa 2 Advokat Saling Lapor Kode Etik Melalui Komisi Pengawas
Kamis, 24 April 2025 -
Arinal Djunaidi Diberhentikan Dengan Hormat dari Jabatan Ketua Umum KONI Lampung
Kamis, 24 April 2025