• Sabtu, 19 Oktober 2024

Jagung Mahal dan Langka, Pemprov Lampung Lakukan Percepatan Tanam

Selasa, 12 September 2023 - 14.56 WIB
168

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Lampung, Bani Ispriyanto. Foto: Dok/kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung tengah melakukan percepatan tanam jagung dibeberapa daerah untuk mengantisipasi adanya kelangkaan dan kenaikan harga.

"Upaya yang dilakukan menyikapi kelangkaan jagung yaitu dengan melakukan percepatan tanam jagung mengejar saat masih ada hujan," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Lampung, Bani Ispriyanto, saat dimintai keterangan, Selasa (12/9/3023).

Menurutnya. percepatan tanam jagung tersebut ditargetkan seluas 7.500 hektar namun baru tertanam di bulan Juni seluas 4.000 Hektar yang tersebar di Lampung Selatan, Pringsewu, Tanggamus, Tulangbawang Barat dan Lampung Tengah.

"Sekarang ini ada daerah yang akan memasuki musim panen di Kecamatan Sekampung Kabupaten Lampung Timur dengan luasan kurang lebih mencapai 200 hektar," jelasnya.

Ia menjelaskan jika produksi jagung di Provinsi Lampung yaitu sebesar 3.206.103 ton dengan kadar air 27,81 persen. Di konversi ke kadar air 14 persen menjadi 2.367.706 ton. 

"Sementara kebutuhan dari konsumsi, industri pakan ternak, peternak mandiri, industri non pakan sebesar 2.168.434 ton. Sehingga Provinsi Lampung masih surplus 199.272 ton," jelasnya.

Baca juga : Jagung di Lampung Mahal dan Langka, Kusnardi: Jagung Kita Banyak Dikirim ke Pulau Jawa

Menurut Bani, kenaikan harga jagung di Lampung memang sudah terjadi sejak awal tahun 2023. Namun kenaikan tersebut juga tidak hanya terjadi di Lampung namun juga didaerah lain.

"Harga jagung memang dari awal tahun harganya sudah bagus. Sudah naik sesuai harapan petani. Harganya memang naik tapi di luar Lampung juga harganya naik," kata dia.

Sekretaris Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Lampung, Anwar Fuadi mengatakan, jagung untuk pakan ternak terutama pakan unggas merupakan bahan baku pakan utama sekitar 45 hingga 50 persen.

"Jadi dengan kondisi kelangkaan dan mahalnya harga jagung saat ini, kemungkinan akan berdampak pada kenaikan harga pakannya. Sementara saat ini harga jual untuk telur dan daging ayam ditingkat produsen masih rendah. Tentu ini sangat memberatkan peternak," kata dia.

Baca juga : Pinsar Petelur Nasional Lampung Harap Pemprov Mengutamakan Kebutuhan Jagung Peternak Lokal

Oleh karena itu, ia mendorong kepada para produsen  pakan unggas untuk mengganti sebagian penggunaan jagung dengan bahan lain seperti singkong. Namun saat ini hasilnya belum seoptimal jagung tterhadapproduksi daging unggas.

"Kami juga berharap ada subsidi jagung terutama untuk peternak skala kecil yang dilakukan oleh Perum Bulog," katanya.

Sementara Plt Pimpinan Perum Bulog Kanwil Lampung, Nurman Susilo mengatakan, pada tahun ini pihak nya tidak mendapatkan penugasan untuk melakukan subsidi terhadap jagung.

"Kalaupun ada mekanisme nya masih komersil kita belum masuk karena harganya tinggi jadi tidak bisa kita masuk. Tahun lalu kita serap jagung ketika ada subsidi. Biasanya kalau ada subsidi Bulog ditugaskan untuk menyerap jagung tapi sekarang ini belum ada," kata dia.

Sebelumnya, Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Petelur Nasional (PPN) Wilayah Lampung, berharap agar pemerintah daerah terlebih dahulu mencukupi kebutuhan jagung peternak lokal baru melakukan pengiriman keluar daerah.

Harga jagung saat ini sudah mencapai Rp6.500 per kilogram sementara hitungan HPP Bapanas seharusnya Rp4.200 sampai maksimal Rp5.000 per kilogram. (*)