• Sabtu, 19 Oktober 2024

Jagung di Lampung Mahal dan Langka, Kusnardi: Jagung Kita Banyak Dikirim ke Pulau Jawa

Senin, 11 September 2023 - 12.49 WIB
553

Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Pemprov Lampung, Kusnardi, saat dimintai keterangan, Senin (11/9/2023). Foto: Ria/kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Peternak ayam petelur yang ada di Provinsi Lampung menjerit karena saat ini jagung langka. Jika pun ada harganya melambung tinggi.

Pemerintah menetapkan harga jagung Rp4.500 per kilogram, namun di pasaran harganya naik hingga Rp6.500 per kilogram.

Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Pemprov Lampung, Kusnardi mengatakan, memang saat ini harga jagung di pasaran tengah mengalami kenaikan karena dampak dari El Nino.

"Jagung di Lampung memang di beberapa tempat masih ada yang panen. Harga nya memang meningkat beberapa bulan terkahir dan sekarang ini harga nya diserahkan ke pasar," kata Kusnardi, saat dimintai keterangan, Senin (11/9/2023).

Kusnardi mengatakan, kenaikan harga jagung tersebut salah satunya dipengaruhi oleh pemerintah pusat yang terlanjur melakukan ekspor jagung pada tahun lalu lantaran harganya yang rendah.

"Apalagi tahun lalu memang pemerintah terlanjur ekspor karena harga jagung yang rendah, jadi untuk membantu petani pemerintah melakukan ekspor. Alhamdulillah sekarang harganya sudah lumayan," katanya.

Baca juga : Peternak Ayam Petelur di Lampung Menjerit Jagung Langka

Kusnardi mengungkapkan, jagung di Lampung tidak mengalami kelangkaan, namun ia membenarkan jika harganya tengah mengalami kenaikan.

"Kalau langka tidak, kita masih ada tapi harganya memang agak mahal. Pasaran jagung ini terbuka, permintaan juga banyak. Apalagi Lampung diharapkan jadi salah satu daerah suplay jagung jadi ini dampak nya juga terhadap kenaikan," jelasnya.

Kusnardi juga mengatakan jika Lampung diminta mengirimkan produksi jagung ke beberapa daerah yang ada di Pulau Jawa, sehingga hal tersebut turut mempengaruhi kenaikan harga jagung.

"Kita juga tidak bisa membatasi kiriman kedaerahan lain karena ini semua Indonesia. Kalau ngebatasin ya pertama juga jagung bukan komoditi yang diatur seperti beras, beras aja yang sudah kita atur tetap susah penerapan nya di lapangan," kata dia.

Produksi jagung di Lampung pada tahun 2022 sebesar 3.280.952 ton atau berkontribusi sebesar 9 persen dari produksi jagung nasional.

"Lokasi sentra jagung ada di Lampung Timur, Lampung Selatan, Lampung Tengah, Lampung Utara dan Way Kanan," katanya.

Baca juga : Peternak dan Petelur di Lampung Mengadu Kepada Ketua Komisi IV DPR RI Sudin

Wakil Ketua Komisi II DPRD Provinsi Lampung, I Made Bagiasa mengatakan, El Nino memiliki dampak yang banyak terhadap berbagai sektor tak terkecuali pertanian.

Menurutnya, mahalnya harga jagung yang saat ini dirasakan oleh para Pinsar Petelur lantaran adanya dampak El Nino, sehingga petani banyak yang tidak mendaptkan pasokan air.

"Harga jagung mahal karena sekarang ini musim kemarau jadi petani banyak yang gagal panen karena tanamannya tidak mendapatkan cukup air," katanya, saat dimintai keterangan.

Menurutnya, dengan mahalnya harga jagung maka hal tersebut akan berdampak pula terhadap kebaikan harga telur dipasaran.

"Harga jagung yang naik juga biar petani dapat kesejahteraan. Risiko dari jagung mahal maka harga telur naik, ini terjari karena ada keseimbangan," katanya.

Ia menambahkan, Komisi II telah meminta kepada Badan Anggaran (Banggar) untuk dapat mengalokasikan anggaran pada APBD Perubahan untuk bantuan kepada para petani.

"Komisi II kemarin meminta kepada Banggar agar para petani ini dibantu. Diberi sumur bor atau embung sehingga bisa mendapatkan pasokan air yang cukup," jelasnya. (*)