• Sabtu, 19 Oktober 2024

Pinsar Petelur Nasional Lampung Harap Pemprov Mengutamakan Kebutuhan Jagung Peternak Lokal

Senin, 11 September 2023 - 19.43 WIB
212

Pinsar Petelur Nasional Lampung saat mengadu ke Ketua Komisi IV DPR RI Sudin. Foto: Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Petelur Nasional (PPN) Wilayah Lampung, berharap agar pemerintah daerah terlebih dahulu mencukupi kebutuhan jagung peternak lokal baru melakukan pengiriman keluar daerah.

Ketua Pinsar PPN Wilayah Lampung, Jenny Soelistiani mengatakan, pihaknya saat ini merasa prihatin dan khawatir dengan harga jagung yang terus mengalami kenaikan dan juga keberadaannya yang semakin langka.

"Lampung sebagai sentra jagung tapi harganya juga sudah mahal. Sekarang sudah Rp6.500 per kilo sementara hitungan HPP Bapanas harusnya Rp4.200 sampai maksimal Rp5.000. Sebelum nya Rp5.600 sampai Rp5.800 dan sekarang sudah sampai Rp6.500 per kilo nya," katanya saat dimintai keterangan, Senin (11/9/2023).

Ia mengatakan jika harga jagung tersebut diprediksi akan terus mengalami kenaikan mengingat fenomena El Nino masih akan terus berlangsung hingga puncak nya yang diprediksi akan berakhir pada akhir tahun 2023.

"Kami peternak petelur khawatir akan terjadi seperti tahun 2021. Saat pandemi pakan mahal tapi telur sepi pembeli sehingga harganya jatuh. Akhir nya peternak menjual ayam nya sehingga terjadi lah banyak peternak bangkrut dan nutup kandang sehingga harga telur jadi mahal," kata dia.

BACA JUGA: Jagung di Lampung Mahal dan Langka, Kusnardi: Jagung Kita Banyak Dikirim ke Pulau Jawa

Karena itu ia berharap agar peternak dapat dibantu untuk memenuhi kebutuhan jagung. Jika tidak dibantu pakan dengan harga yang terjangkau maka dikhawatirkan akan terjadi drop produksi telur.

"Peternak layer harapannya bisa dibantu jagung terserah dari mana atau di imporin monggo. Peternak tidak akan tahan kalau harga jagung naik terus pasti nanti peternak akan jual ayam nya untuk menutupi. Nanti ayam yang tua di jual terus kasih makan yang muda. Nanti akhirnya drop produksi dan harga telur akan mahal lagi," kata dia.

Menurutnya, pemerintah daerah juga harus menjaga agar harga telur tidak mengalami peningkatan yang signifikan. Dimana telur menjadi salah satu komoditas yang juga berpengaruh terhadap angka inflasi.

"Telur di harga Rp30.000 per kilogram saja pemerintah sudah mengadakan pasar murah. Ini karena telur salah satu komoditas yang ikut menyumbang inflasi," kata dia.

Ia mengatakan jika kebutuhan Lampung akan jagung sangat besar meskipun produksi jagung di Lampung cukup besar dan 9 persen berkontribusi terhadap kebutuhan jagung nasional.

"Sekarang kebutuhan jagung di Lampung sendiri besar sekali. Lampung produksi tidak sampai 3 juta ton sementara di Lampung pabrik pakan ternak ada banyak. Sebagian pabrik sudah pakai gandum arti nya mengurangi jagung," kata dia.

"Para perusahaan butuh jagung namun tidak terpenuhi sehingga pakai gandum. Sekarang sapi butuh jagung, fidmil untuk ayam potong, ayam petelur butuh jagung. Ada lagi pabrik etanol di Lampung Tengah butuh jagung. Jadi Lampung ini meskipun produksi jagung dan menyumbang nasional tapi tetap tidak mencukupi," kata dia.

Sebelumnya Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Pemprov Lampung, Kusnardi mengatakan, memang saat ini harga jagung di pasaran tengah mengalami kenaikan karena dampak dari El Nino.

"Jagung untuk di Lampung memang dibeberapa tempat masih ada yang panen. Harga nya memang meningkat beberapa bulan terkahir dan sekarang ini harga nya diserahkan ke pasar," kata Kusnardi.

Kusnardi mengatakan jika kenaikan harga jagung tersebut salah satunya dipengaruhi oleh pemerintah pusat yang terlanjur melakukan ekspor jagung pada tahun lalu lantaran harganya yang rendah.

"Apa lagi tahun lalu memang pemerintah terlanjur ekspor karena harga jagung yang rendah, jadi untuk membantu petani pemerintah melakukan ekspor. Dan alhamdulillah sekarang harganya sudah lumayan," katanya.

Pada kesempatan tersebut Kusnardi mengatakan jika jagung di Lampung tidak mengalami kelangkaan namun ia membenarkan jika harganya tengah mengalami kenaikan.

"Kalau langka tidak, kita masih ada tapi harganya memang agak mahal. Pasaran jagung ini terbuka, permintaan juga banyak. Apa lagi Lampung diharapkan jadi salah satu daerah suplay jagung jadi ini dampak nya juga terhadap kenaikan," jelasnya. (*)