Kepala BKKBN Hasto Wardoyo Beberkan Empat Skenario Penyaluran Dana Penanganan Stunting

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Republik Indonesia (RI), Hasto Wardoyo, saat dimintai keterangan, Senin (6/2/2023). Foto: Arby/Kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Metro - Persoalan stunting menjadi isu nasional yang harus tangani serius oleh berbagai pihak. Tidak hanya itu, penanganannya pun akan menyerap anggaran yang cukup fantastis.
Untuk itu, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Republik Indonesia (RI), Hasto Wardoyo membeberkan empat skenario penyaluran dana penanganan stunting.
Menurut Hasto, sumber dana penangan stunting pertama bisa didapat melalui dana Bantuan Operasional Keluarga Berencana (BOKB) serta Dana Alokasi Khusus (DAK) dari BKKBN RI.
"Jadi gini skenarionya, untuk dana itu melalui 4 skenario, skenario pertama adalah ada BOKB dan DAK dari BKKBN. Di Kota Metro ada, cuma angkanya saya tidak hafal berapa Miliar, mungkin total sekitar Rp6 miliar lebih," kata Hasto, saat dikonfirmasi Kupastuntas.co usai menghadiri SSK di SMPN 1 Kota Metro, Senin (6/2/2023).
Baca juga : Kunjungi SMPN 1 Metro, Kepala BKKBN Sebut Pentingnya Penerapan Program SSK
Lalu skenario atau cara kedua memperoleh dana stunting ialah melalui DAK Kementrian Kesehatan (Menkes) Republik Indonesia.
"Kemudian ada DAK dari Kesehatan untuk beli makanan tambahan. Hanya dilihat, Kota Metro ini ruang fiskalnya termasuk yang tinggi atau yang rendah atau sedang. Kalau yang rendah atau sedang itu dapat bantuan DAK untuk beli makanan tambahan," ungkapnya.
Dalam skenario kedua tersebut, Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo telah menekankan bahwa penerima bantuan dilarang membeli makanan tambahan hasil olahan pabrik.
"Pak Presiden pesannya jangan pakai pabrikan jangan pakai biskuit. Tapi makanan lokal seperti lele, telur, dan sayur itu sudah cukup," ucap Hasto Wardoyo.
Baca juga : 649 Pasangan di Lampung Nikah Dini, Kepala BKKBN RI: Edukasikan Anak Pendidikan Seks
Dalam skenario ketiga lanjut Hasto, bahwa penanganan stunting dapat menggunakan Dana Desa (DD) maupun Dana Kelurahan (DK).
"Skenario ketiga menggunakan dana desa, atau kalau di kota namanya Kelurahan. Itu memang didesain dari APBD Kemudian untuk ke sana," lanjutnya.
Terakhir, penanganan stunting juga dapat menggunakan anggaran bantuan dari Program Keluarga Harapan (PKH).
"Kemudian mekanisme yang keempat itu dari PKH melalui dinas sosial. Ada program bantuan pangan non tunai, nah ini dari situlah diarahkan pada stunting," tandasnya. (*)
Video KUPAS TV : Dishub Lampung Intens Razia Kendaraan ODOL di Daerah Industri
Berita Lainnya
-
Kehilangan Rp161 Miliar, Pemkot Metro Siapkan Strategi Fiskal Selamatkan Pembangunan
Senin, 20 Oktober 2025 -
Selter Kadisdikbud Metro Disorot, Pengamat Nilai Perlunya Rekam Jejak Mengajar
Senin, 20 Oktober 2025 -
Pade Manis dan Suasana Hangat di Jalan Manggis
Minggu, 19 Oktober 2025 -
Polisi Tangkap Tiga Anggota Geng Pelajar SMP di Metro Lampung
Sabtu, 18 Oktober 2025