Kunjungi SMPN 1 Metro, Kepala BKKBN Sebut Pentingnya Penerapan Program SSK

Kepala BKKBN Republik Indonesia, Hasto Wardoyo saat mengunjungi Sekolah Siaga Kependudukan (SSK) di SMPN 1 Kota Metro. Foto: Arby/Kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Metro - Kepala
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Republik Indonesia
(RI), Hasto Wardoyo membeberkan pentingnya penerapan program Sekolah Siaga
Kependudukan (SSK).
Hal itu diungkapkannya
usai mengunjungi Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Metro, di Jalan AR
Prawiranegara, Kelurahan Metro, Kecamatan Metro Pusat, Senin (6/2/2023).
Hasto menyebut, SSK
merupakan program yang dirancang untuk mewujudkan Indonesia Emas tahun 2045.
Untuk itu, para pelajar diminta memiliki kesadaran yang tinggi tentang
pentingnya penerapan program SSK.
"Sebetulnya gini,
yang menjadi sasaran pembangunan untuk masa depan terutama Indonesia emas 2045
itu sebenarnya anak-anak SMP dan SMA. Besok kita itu sukses atau tidak di tahun
2045 bukan tergantung kita tapi tergantung pada mereka ini," kata dia
dalam sesi wawancara bersama awak media.
"Maka mulai
sekarang mereka harus punya kesadaran yang tinggi, tadi saya lihat kesadaran
mereka sudah bagus untuk menyiapkan generasi emas itu," imbuhnya.
Ia juga menerangkan
urgensi dari penerapan program SSK di sekolah. Menurutnya, program tersebut
juga sebagai upaya mencegah pergaulan bebas anak yang dapat berdampak pada
hal-hal negatif.
"Dia harus tidak
kawin muda, dia harus tidak seks diluar nikah, kemudian dia juga tidak napza.
Ya urgensinya itu tadi, karena sekolah ini adalah umumnya masih anak-anak
remaja semua dan dia memikul beban masa depan," ujarnya.
Kepala BKKBN RI
tersebut juga menyampaikan bahwa idealnya program SSK dapat diterapkan pada
seluruh sekolah setingkat SMP dan SMA yang ada di Kota Metro.
"Kalau saya
sebetulnya, SSK itu kan sadar tentang kependudukan, sadar juga tentang
kesehatan reproduksi kemudian mereka juga bisa merencanakan kehidupan kedepan.
Idealnya, harusnya semua sekolah menerapkan SSK. Kalau di intrakurikuler tidak
cukup waktunya ya di ekstrakurikuler, jadi bisa dilakukan di luar jam,"
bebernya.
Dirinya menerangkan
tentang pentingnya materi pelajaran kesehatan reproduksi. Hal tersebut guna
mencegah terjadinya pernikahan dini yang dapat berdampak buruk pada kesehatan
anak.
"Pelajaran
kesehatan reproduksi itu penting, karena kita banyak sekali yang mengalami seks
deviasi, dalam arti banyak anak-anak remaja kita itu yang seksnya itu
menyimpang, dalam arti menyimpang bukan kelainan tetapi ada yang hamil diluar
nikah kemudian yang lain sebagainya," terangnya.
"Sekarang yang
hamil usia antara 15 sampai 19 tahun itu secara nasional masih 26 orang. Nah
kita ingin itu tidak terjadi, sehingga stuntingnya turun kemudian kematian ibu
turun dan kematian bayi turun," tambahnya.
Tak hanya itu, Hasto
juga membeberkan bahwa SSK perlu masuk dalam kurikulum. Namun sayang, banyaknya
kurikulum menjadi hambatan dalam penerapan program SSK di sekolah.
"Idealnya iya,
tapi saya pernah audiensi dengan menteri pendidikan itu kurikulum sudah penuh
sehingga ketika ditambahkan dengan kurikulum lainnya sulit. Maka menurut saya
perlu adanya penjaskes, penjaskes itu kan ada prakteknya main bola, bulu
tangkis sehingga itu ada kesehatannya. Masalah kependudukan dan reproduksi masuk
di situ," tandasnya. (*)
Berita Lainnya
-
Puluhan Offroader Ikuti Metro BSW Adventure Off-Road Seri 3
Sabtu, 09 Desember 2023 -
Tiga Gedung RSUD Sumbersari Metro Selesai Dibangun, Pemkot Proyeksikan Pelayanan Lansia
Jumat, 08 Desember 2023 -
Bawaslu Metro Terima Laporan Dugaan Pelanggaran Kampanye Capres
Jumat, 08 Desember 2023 -
Polisi Tangkap Dua Kurir dan Satu Residivis Narkoba di Metro
Kamis, 07 Desember 2023