• Sabtu, 27 April 2024

Kunjungi SMPN 1 Metro, Kepala BKKBN Sebut Pentingnya Penerapan Program SSK

Senin, 06 Februari 2023 - 15.45 WIB
294

Kepala BKKBN Republik Indonesia, Hasto Wardoyo saat mengunjungi Sekolah Siaga Kependudukan (SSK) di SMPN 1 Kota Metro. Foto: Arby/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Metro - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Republik Indonesia (RI), Hasto Wardoyo membeberkan pentingnya penerapan program Sekolah Siaga Kependudukan (SSK).

Hal itu diungkapkannya usai mengunjungi Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Metro, di Jalan AR Prawiranegara, Kelurahan Metro, Kecamatan Metro Pusat, Senin (6/2/2023).

Hasto menyebut, SSK merupakan program yang dirancang untuk mewujudkan Indonesia Emas tahun 2045. Untuk itu, para pelajar diminta memiliki kesadaran yang tinggi tentang pentingnya penerapan program SSK.

"Sebetulnya gini, yang menjadi sasaran pembangunan untuk masa depan terutama Indonesia emas 2045 itu sebenarnya anak-anak SMP dan SMA. Besok kita itu sukses atau tidak di tahun 2045 bukan tergantung kita tapi tergantung pada mereka ini," kata dia dalam sesi wawancara bersama awak media.

"Maka mulai sekarang mereka harus punya kesadaran yang tinggi, tadi saya lihat kesadaran mereka sudah bagus untuk menyiapkan generasi emas itu," imbuhnya.

Ia juga menerangkan urgensi dari penerapan program SSK di sekolah. Menurutnya, program tersebut juga sebagai upaya mencegah pergaulan bebas anak yang dapat berdampak pada hal-hal negatif.

"Dia harus tidak kawin muda, dia harus tidak seks diluar nikah, kemudian dia juga tidak napza. Ya urgensinya itu tadi, karena sekolah ini adalah umumnya masih anak-anak remaja semua dan dia memikul beban masa depan," ujarnya.

Kepala BKKBN RI tersebut juga menyampaikan bahwa idealnya program SSK dapat diterapkan pada seluruh sekolah setingkat SMP dan SMA yang ada di Kota Metro.

"Kalau saya sebetulnya, SSK itu kan sadar tentang kependudukan, sadar juga tentang kesehatan reproduksi kemudian mereka juga bisa merencanakan kehidupan kedepan. Idealnya, harusnya semua sekolah menerapkan SSK. Kalau di intrakurikuler tidak cukup waktunya ya di ekstrakurikuler, jadi bisa dilakukan di luar jam," bebernya.

Dirinya menerangkan tentang pentingnya materi pelajaran kesehatan reproduksi. Hal tersebut guna mencegah terjadinya pernikahan dini yang dapat berdampak buruk pada kesehatan anak.

"Pelajaran kesehatan reproduksi itu penting, karena kita banyak sekali yang mengalami seks deviasi, dalam arti banyak anak-anak remaja kita itu yang seksnya itu menyimpang, dalam arti menyimpang bukan kelainan tetapi ada yang hamil diluar nikah kemudian yang lain sebagainya," terangnya.

"Sekarang yang hamil usia antara 15 sampai 19 tahun itu secara nasional masih 26 orang. Nah kita ingin itu tidak terjadi, sehingga stuntingnya turun kemudian kematian ibu turun dan kematian bayi turun," tambahnya.

Tak hanya itu, Hasto juga membeberkan bahwa SSK perlu masuk dalam kurikulum. Namun sayang, banyaknya kurikulum menjadi hambatan dalam penerapan program SSK di sekolah.

"Idealnya iya, tapi saya pernah audiensi dengan menteri pendidikan itu kurikulum sudah penuh sehingga ketika ditambahkan dengan kurikulum lainnya sulit. Maka menurut saya perlu adanya penjaskes, penjaskes itu kan ada prakteknya main bola, bulu tangkis sehingga itu ada kesehatannya. Masalah kependudukan dan reproduksi masuk di situ," tandasnya. (*)