Disdag Minta Kisruh Internal Pedagang Nuwo Intan Metro Diselesaikan

Tampak beberapa lapak pedagang di sentra kuliner Nuwo Intan kota Metro. Foto: Arby/Kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Metro - Pasca mencuatnya polemik Internal antara pedagang dan Pengurus Sentral Kuliner Siap Saji Nuwo Intan, Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Metro meminta kedua belah pihak menyelesaikannya persoalan tersebut dengan baik dan bijak.
Hal itu diutarakan Kepala Dinas Perdagangan, M. Leo Hutabarat. Ia mengaku telah meminta Sri Sundari dan Prayudi M. Sholeh untuk mengelola Sentral Kuliner Siap Saji Nuwo Intan yang terletak di Jalan AH Nasution, Kota Metro.
Penunjukan keduanya oleh Leo tersebut disertai harapan agar kedepannya Nuwo Intan dapat lebih hidup serta taraf ekonomi pedagang dikawasan itu meningkat.
"Memang saya yang meminta itu, karena Bu Sundari juga seorang pedagang. Permasalahannya gini, disitu keadaannya mati hidup jadi saya minta tolong," ucapnya kepada media, Kamis (18/11/2021).
Sementara terkait konsep pengelolaan yang ditawarkan oleh Paguyuban juga mendapat dukungan dari Kadisdag. Menurutnya, hal tersebut merupakan upaya untuk menarik minat pengunjung ke Nuwo Intan.
"Terkait dengan konsep yang ditawarkan saya mendukung jika memang itu bisa menarik perhatian masyarakat untuk berbelanja di situ. Jadi intinya seperti itu, semua supaya maju, supaya hidup dan dapat memajukan Kota Metro," kata Leo.
BACA
JUGA:
Lapor ke PWI, Pedagang di Nuwo Intan Metro Keluhkan Penyekatan Lapak
BACA
JUGA: Paguyuban
Nuwo Intan Metro Angkat Bicara Soal Keluhan Pedagang
Leo juga menyebutkan bahwa polemik yang terjadi di internal pedagang Nuwo Intan dapat di selesaikan dengan solusi yang bijak.
"Masalah konflik itu sebenarnya kan bisa diselesaikan secara internal. Sama-sama dengan pedagang akur lah, jangan ada keributan yang membesar. Malu kalau sama-sama pedagang ribut. Malah nanti tidak ada yang beli di situ," ujarnya.
Leo juga mengungkapkan bahwa seluruh pedagang di Sentral Kuliner Siap Saji Nuwo Intan belum ada yang memberikan kontribusi kepada pemerintah baik berupa pajak maupun yang lainnya.
"Toh, sesama pedagang tidak ada yang membayar ke pemerintah, hanya untuk menghidupkan saja supaya ramai," tandasnya.
Sementara itu, keluhan muncul dari pedagang Nuwo Intan itu sendiri. Mereka mengeluhkan konsep yang ditawarkan oleh paguyuban dalam rangka menghidupkan Nuwo Intan.
"Beberapa konsep itu memberatkan kami, ada bahasa di konsep baru tidak lagi menggunakan gerobak lagi dan banyak wacana lain yang kita enggak tau," beber Evi Dariani pedagang ketoprak di Nuwo Intan.
Tak hanya itu, ia juga mengeluhkan iuran keamanan yang disebut pernah diminta oleh Paguyuban. Evi beralasan, biaya keamanan ratusan ribu rupiah itu memberatkan lantaran perlengkapan dagangannya dibawa pulang.
"Untuk tarikan biaya keamanan tadi keberatannya begini kayak saya ini barang-barang saya bawa pulang semua. Kalau yang baru-baru ini seperti kulkas Magicom itu ditinggal semua, jadi wajar mereka bayar. Jangan minta kami untuk bayar juga karena kan kami bawa pulang, kalau kayak mereka wajar mereka bayar keamanan. Saya pernah ngasih dua kali pertama Rp 150 ribu kedua Rp 100 ribu," imbuhnya.
Tak hanya Evi, keluhan senada juga diungkapkan Subhan. Pemilik kedai itu bahkan mengaku tidak pernah menghiraukan terbentuknya konsep garapan pengurus paguyuban.
"Kami nggak mau ikut aturan itu. Sebenarnya kami bodo amat, mau bicara apa teknisnya kami nggak mau ikut karena kami paham sama bentuknya seperti apa. Kalau mereka bicara konsep saya juga punya konsep, saya bisa ajak teman-teman saya membentuk itu," cetusnya.
Jika ingin kisruh di Nuwo Intan selesai, Subhan meminta paguyuban mengizinkan tiga pedagang yang tidak setuju atas konsepnya dapat mengelola masing-masing dua lapak dagangan di Nuwo Intan.
"Kami minta tiga pedagang ini masing-masing dua lapak. Untuk lainnya terserah pengurus mau bagaimana endingnya, biar tidak ada keributan. Tolong pak Leo biarkan kami berdiri masing-masing, jika mereka merasa berkuasa kami juga bisa," tandasnya. (*)
Berita Lainnya
-
Dari Gelas Jus ke Kunci Mobil, Kisah Edi Jadi Bos Mobil Bekas di Metro
Sabtu, 12 Juli 2025 -
Ancaman Blacklist dan Urgensi Perbaikan Kualitas Pembangunan di Metro, Oleh: Arby Pratama
Jumat, 11 Juli 2025 -
Asosiasi Konstruksi Dukung Wacana Walikota Metro Blacklist Kontraktor Nakal
Jumat, 11 Juli 2025 -
Cegah Depresi ASN, Dinkes Metro Skrining 170 Pegawai
Jumat, 11 Juli 2025