Kepala BNN Lampung: Dimasa Pandemi, Peredaran Narkotika Justru Semakin Banyak

Kepala BNN Lampung, Brigjen Pol Drs. Edi Swasono, saat menjadi narasumber di Acara Kupas Podcast, dengan tema 'War On Drugs Dimasa Pandemi', Selasa (14/9/2021). Foto: Lucky/Kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Lampung, Brigjen Pol Drs. Edi Swasono mengungkapkan, dimasa pandemi Covid-19 saat ini peredaran narkotika justru semakin banyak.
Hal itu lantaran, petugas yang ada di lapangan semakin terbatas ruang geraknya, karena dibatasi dengan protokol kesehatan (Prokes).
"Artinya proses-proses penyidikan akan terhambat dengan adanya prosedur Prokes ini. Nah kondisi lengah nya pengawasan, pemantauan dan penyelidikan ini menjadi surga nya para bandar untuk lebih mensuplai lagi," ungkapnya, saat jadi narasumber di Acara Kupas Podcast, yang dipandu oleh CEO Kupastuntas Donald Harris Sihotang, S.E., M.M, dengan tema 'War On Drugs Dimasa Pandemi', Selasa (14/9/2021).
Karena kejahatan narkoba ini adalah kejahatan yang dicari dan ditemukan, oleh karenanya Indikator suatu daerah yang tingkat penangkapannya tinggi itu bukan ukuran disitu penyalahgunaannya tinggi.
"Justru semakin tinggi pengungkapan kasus, berarti tingkat keaktifan petugas kita mencari dan menemukan," terangnya.
Baca juga : Kepala BNN Lampung Sebut 15 Kabupaten/Kota di Lampung Zona Merah Narkoba
Namun dengan demikian lanjutnya, akan ada salah satu strategi yang sedikit dirubah. Kenapa? Karena selama ini pihaknya terlalu fokus dari sisi bandar dan pengedar nya saja.
Akan tetapi selama ini BNN bekerjasama dengan aparat kepolisian juga sudah berhasil dalam penanganan narkotika. Buktinya ada 70 persen penghuni Lapas seluruh Indonesia merupakan tersangka narkotika, berarti ini juga merupakan bentuk keberhasilan.
Tapi disisi lain yang menjadi pertanyaan dengan tingginya bandar, pengedar dan termasuk penyalah guna masuk ke penjara apakah mengurangi permintaan dan peredaran gelap narkoba? Ternyata tidak.
"Karena ada satu hal yang kita abai, yaitu kita tidak berusaha mengurangi penyalahguna narkoba. Penggunanya tidak diperhatikan, sehingga suplai di pasar nya masih tinggi dan malah harganya semakin naik," ungkap Dia..
Baca juga : BNN Sebut Sebanyak 31811 Warga Lampung Terpapar Narkoba
"Maka program kita kedepan bagaimana menyeimbangkan suplai dan penggunanya tadi. Yakni bagaimana penyalahguna narkoba itu di rehabilitasi," timpalnya.
Lebih lanjut Edi Swasono menjelaskan, bahaya narkoba ialah setiap penggunaan narkoba yang berulang dia kadarnya harus bertambah. Misal saat ini menggunakan 0,010 maka selanjutnya tambah lagi dosis nya.
"Nah ini yang bahaya. Jika dia tidak bisa memenuhi kebutuhannya itu maka akan sakau dimana itu gejala putus obat yang bisa mengakibatkan kematian jika tidak terpenuhi," pungkasnya. (*)
Video KUPAS TV : KEPALA BNNP BLAK-BLAKAN JALUR PEREDARAN NARKOBA DI LAMPUNG
Berita Lainnya
-
PLN Berhasil Pulihkan 100 Persen Kelistrikan Bali, Seluruh Pelanggan Kembali Menyala
Sabtu, 03 Mei 2025 -
Petani Singkong Lampung Kembali Gelar Aksi Unjuk Rasa
Sabtu, 03 Mei 2025 -
Sinergi Pemprov Lampung dan BRI Regional Office Bandar Lampung Resmi Luncurkan Program Pemutihan Kendaraan 2025
Sabtu, 03 Mei 2025 -
Universitas Teknokrat Indonesia dan SMKN 4 Bandar Lampung Jalin Kerja Sama Tingkatkan Mutu Pendidikan
Sabtu, 03 Mei 2025