• Senin, 13 Januari 2025

Sidang Suap Mustafa, Selain Hanura Ada Juga Mahar ke PKB

Kamis, 25 Februari 2021 - 21.01 WIB
268

Sidang kasus dugaan suap gratifikasi dengan terdakwa mantan Bupati Lampung Tengah, Mustafa, Kamis (25/2/2021). Foto: Oscar/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Rizani Andi Wijaya, Ketua DPC Nasdem Terbanggi Besar, yang menjadi saksi di persidangan kasus suap gratifikasi dengan terdakwa mantan Bupati Lampung Tengah, Mustafa, mengakui bahwa selain adanya penyerahan mahar ke Partai Hanura, ada juga mahar ke Partai PKB.

Hal itu diungkapkan Rizani dalam kesaksiannya di hadapan JPU KPK dan Majelis Hakim di Pengadilan Tipikor Tanjungkarang. "Itu (penyerahan) sekitar bulan September 2017, saya di telpon Pak Paryono untuk menemani ke rumah Pak Midi Suwandi (Anggota DPRD dari PKB Lamteng)," kata Rizani, Kamis (25/2/2021).

Rizani mengaku bertemu dengan Paryono di Pasar Punggur dan memberi tahu jika ada uang Rp5 miliar. "Disitu (Pasar Punggur) uang dipindahkan ke mobil saya, Pak Paryono duluan cek ada tidak Pak Midi. Lalu tak lama dia menghubungi, saya meluncur ke rumah Pak Midi dan lewat pintu belakang, disana sudah ada Pak Midi, Pak Paryono dan Hidir Bujung," jelas Rizani.

Kemudian, ia menyerahkan uang yang ada di mobilnya ke Midi. "Tapi Pak Midi minta menghitung disitu juga, akhirnya saya, Midi dan Paryono masuk ke dalam kamar menghitung. Setelah cukup saya pulang," ungkap Rizani.

Ditanya soal bentuk uang tersebut oleh JPU, Rizani mengaku jika uang tersebut ditempatkan di kardus. "Saat dibuka ada ratusan ribu dan lima puluhan ada lima kardus saat itu," ujarnya.

Baca juga : Suap Fee Proyek Mustafa, Ketua DPC Nasdem Ini Serahkan Mahar Politik untuk Partai

JPU KPK Taufiq kembali mendesak saksi Rizani terkait uang Rp3 miliar, selain penyerahan Rp1,5 miliar kepada Sri Widodo Ketua Hanura Lampung saat itu.

"Jadi yang Rp3 miliar itu, bang Darius telpon kalau mau ke rumah, dan menyerahkan duit Rp3 miliar dan bilang nanti ada yang ngambil duit itu," jelas Rizani.

Rizani menuturkan, uang Rp3 miliar tersebut dimasukannya ke dalam rumah dan ditaruh di bawah kursi.

"Kemudian datang orang namanya Mail. Dia (Mail) datang dan tanya, ada titipan tidak, dia bilang kalau diperintah Pak Mustafa untuk mengambil uang dan menyerahkan ke utusan Hanura di Bakauheni," sebut Rizani.

Tak hanya itu, Rizani mengaku diminta menemani Mail mengantarkannya ke Bakauheni untuk menyerahkan ke utusan Hanura.

"Kemudian kami berangkat dan di tengah perjalanan orang utusan Hanura telepon. Lalu kami berhenti di SPBU sebelum Bakauheni dan menunggu arahan. Setelah itu baru orang utusan Hanura datang dan mengambil uang tersebut," bebernya.

"Ini Rp1,5 miliar dan Rp3 miliar buat Hanura (dua kali penyerahan, total Rp4,5 miliar)," tanya JPU Taufiq.

"Benar, yang Rp1,5 miliar penyerahan di Alfamart Panggungan, yang disampaikan uang itu untuk Sri Widodo untuk Hanura, kalau nggak salah dia (Sri Widodo) Ketua Hanura Provinsi Lampung dan Wakil Bupati Lampung Utara," beber Rizani.

"Tahu untuk apa itu?" tanya JPU.

"Mungkin saat itu Pak Mustafa akan mencalonkan gubernur, jadi membutuhkan dukungan," kata Rizani.

"Tahu yang dukung siapa saja?" tanya JPU 

"Setahu saya waktu itu Nasdem, tapi rencana juga Hanura dan PKB, rencananya begitu," kata Rizani.

"Jadi ada Rp4,5 milar yang diserahkan, Ada lagi?" tanya JPU.

"Ada uang Rp2,3 miliar pernah diserahkan bang Darius di Balam dan diingatkan untuk diserahkan ke Paryono, dan saya sampaikan ke Paryono ini ada titipan saya nanti malam ke rumah, lalu saya berangkat ke Lamteng dan ketemuan pak Paryono di Lapangan Punggur," jelas Rizani.

Baca juga : Konsultan Ini Serahkan Rp12,9 Miliar Bantu Pencalonan Mustafa Sebagai Gubernur

Usai mencecar Rizani dengan pertanyaan, JPU Taufiq kemudian mencecar Paryono.

Paryono mengatakan, saat itu Mustafa memanggilnya dan menyampaikan jika rekom PKB tidak keluar sehingga diminta untuk menarik dana yang sudah diserahkan.

"Saya ingatkan, di BAP bahwa terkait uang yang diserahkan ke PKB melalui Midi sebesar Rp18 miliar dan ada pengembalian Rp14 miliar karena tidak jadi mendapatkan rekomendasi, dan pihak PKB malah mengusungkan calonnya sendiri yakni Chusnunia Chalim, benar?" tanya JPU Taufiq.

"Benar," jawab Paryono.

"Terus uang yang dikembalikan diapakan?" tanya JPU Taufiq lagi.

"Jadi yang pertama Pak Midi Rp2 miliar, waktu itu sore, dan itu saya bawa pulang kemudian komunikasi dengan Pak Mustafa, ya udah dana itu diminta diantar ke Mofaje," jawab Paryono.

"Kemudian nggak lama Pak Mustafa sampaikan ke saya karena rekom nggak keluar, lalu saya komunikasi dengan mas Midi dan Pak Mustafa untuk menyampaikan jika dana sudah ada dan saya ambil dengan pak Rizani uang Rp12 miliar, dan saya masukkan ke mobil saya dan koordinasi dengan pak Mus diantar ke Mofaje," imbuh Paryono.

Paryono pun mengaku baru Rp14 miliar uang yang diserahkan. "Sisanya tidak tahu pastinya, Pak Mustafa tahu," tandasnya.

Sementara itu, terdakwa Mustafa malah tidak mengetahui uang Rp4 miliar yang ada di Midi belum dikembalikan hingga sampai saat ini. "Pak Paryono, uang Rp4 miliar sudah ada kabar dari saudara Midi dikembalikan?" tanya Mustafa.

"Tidak sampai sekarang," jawab Paryono.

Mustafa juga mengakui jika ada penyerahan uang Rp1,5 miliar kepada Sri Widodo.

"Dan yang Rp3 miliar untuk Hanura Jakarta," imbuh Mustafa.

Mustafa pun mengatakan terpaksa memberikan mahar politik kepada parpol lain untuk pencalonannya sebagai Gubernur.

"Karena kepepet, saya sudah dicalonkan oleh partai, sehingga saya meminta kepada mereka karena saya kurang satu kursi, tapi saya ketiban sialnya saya ditangkap saat pencalonan jadi gubernur," tandasnya.

Paryono juga mengatakan bahwa ia diminta oleh Mustafa untuk membantu proses rekomendasi dari PKB untuk pencalonannya sebagai gubernur.

"Waktu itu Pak Mustafa menyampaikan untuk koordinasi dengan Mofaje S Caropeboka (Ketua Garda Pemuda Nasdem Lampung) untuk koordinasi rekomendasi dari PKB," ucap Paryono.

"Kemudian Pak Mustafa menyampaikan agar saya segera berkomunikasi dengan saudara Mofaje dan saat itu pak Mofaje langsung nyambung jika urusan dengan PKB, lalu dia menyampaikan disiapkan," imbuh Paryono.

Lanjutnya, Mofaje langsung menyerahkan uang Rp5 miiar kepadanya untuk segera diserahkan ke PKB.

"Kemudian saya pamit pulang dan telpon Rizani, karena saya diminta Pak Mustafa agar ditemani Pak Rizani. Lalu saya sampaikan ke Pak Rizani agar menunggu di Pasar Punggur," ujarnya.

Paryono mengaku mendapat pesan dari Mustafa agar penyerahan uang ke PKB melalui MIDI wajib ada Khairil Bujung.

"Kalau nggak ada (Khairil Bujung) jangan, kemudian di Punggur saya ketemu Pak Rizani dan saya pindahkan kardus ke mobil pak Rizani dan saya sampaikan ada Pak Bujung disana nggak, disana rupanya sudah ada lalu saya panggil Pak Rizani dan menyerahkan uang tersebut," tegasnya.

Setelah itu, Paryono mengaku dihubungi lagi agar bertemu dengan Mustafa di Kantor Bupati.

"Sampai disana sudah ditunggu bapak di ruang tamu dan saya ketemu beliau, lalu disampaikan tolong dibantu lagi masalah PKB karena rekomendasi sedang diproses dan segera selesai, dan saya diminta koordinasi lagi dengan Mofaje," beber Paryono lagi.

Selanjutnya Paryono langsung berkoordinasi dengan Mofaje, namun uang yang diberikan hanya ada Rp9 miliar.

"Padahal Pak Mustafa sampaikan kalau uang harus cukup Rp13 miliar, lalu uang Rp9 miliar saya bawa pulang dan saya simpan di gudang pupuk milik saya," ujarnya.

Paryono menuturkan ia meminta arahan ke Mustafa dan diminta menunggu.

"Saya diminta menunggu katanya bakal ada yang menghubungi saya, dan yang menghubungi saya bang Darius, jika ada titipan dari pak Mustafa silahkan diambil, lalu saya ambil Rp 400 juta di Metro, lalu beberapa hari kemudian Rp 2,5 miliar juga diserahkan oleh bang Darius," jelas Paryono.

Paryono mengatakan uang pun terkumpul Rp13 miliar dan langsung diserahkan ke PKB. "Akhirnya uang terkumpul Rp13 miliar, lalu diambil langsung oleh sopir Pak Midi, waktu itu ada 17 kardus dengan total keseluruhan Rp18 miliar," tuturnya.

Paryono pun mengaku sempat menerima uang Rp2,3 miliar dari Darius melalui Rizani. "Uang itu untuk kepentingan Pak Mustafa, begitu juga uang Rp3 miliar dari pak Darius," tandasnya. (*)


Video KUPAS TV : DIANGGAP MERUSAK JALAN, RATUSAN WARGA PRINGSEWU HADANG MOBIL TAMBANG PASIR PT PJA