• Senin, 21 Oktober 2024

Gandeng NU, Menteri Pertanian Tanam Jagung di Pringsewu

Rabu, 05 September 2018 - 10.33 WIB
181

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Provinsi Lampung masih menjadi daerah penghasil jagung terbesar nasional setelah Jawa Timur dan Jawa Tengah. Pada tahun 2016 lalu produksi jagung mencapai 1,7 juta ton, tahun 2017 meningkat hingga 2,4 juta ton. Potensi inipun dimanfaatkan Kementerian Pertanian (Kementan) dalam meningkatkan produksi jagung di tanah air.

Selasa (4/9/2018), Kementan menggandeng Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) Sumatera untuk melaksanakan tanam perdana jagung di Kabupaten Pringsewu, Lampung. Dengan program ini, diprediksi 2019 surplus jagung akan meningkat dibandingkan 2018.

Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman mengatakan, penggandengan PBNU pada masa tanam jagung serentak ini merupakan kerjasama yang telah lama dilakukan. Mengingat jumlah masa tanam di seluruh Indonesia sangat luas. Yakni mencakup seluas 73.051 hektar yang berada di Provinsi Lampung, Bengkulu, Kalimantan Timur, Jawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Jawa Timur.

Baca Juga: Kementerian PUPR: Batas Harga Perumahan Subsidi Akan Diubah

“Ini untuk meningkatkan surplus jagung di tanah air ditahun depan. Makanya kami gandeng PBNU agar dapat ikut meningkatkan panen jagung dan ini dapat diekspor ke luar negeri. Agar petani juga sejahtara,” katanya.

Menurutnya, tanam perdana jagung ini merupakan realisasi dari kerjasama Kementan dengan PBNU di tahun 2018 yang totalnya 100 ribu hektar. Penggandengan organisasi keagamaan ini dimaksudkan guna mendongkrak peningkatan produksi jagung nasional. Dengan tujuan ekspor jagung meningkat dan berdampak langsung pada perekonomian petani.

“Ini sejalan dengan apa yang diinginkan Pak Presiden Jokowi. Salah satunya mengentaskan kemiskinan. Pemerintah sangat menyanyangi masyarakat dan petani,” ujar Amran.

Baca Juga: Nelayan Pesibar Tewas Akibat Dihantam Ombak

Data kementan pada angka ramalan (ARAM) I produksi tanaman pangan 2018 produksi jagung mencapai 30,05 juta ton. Jumlah itu naik 7,34 persen dari 2017. Salah satu sentra produksi jagung nasional di tanah air berasal dari Lampung yang mencapai 8,6 persen. Target tanam jagung yang akan dicapai diakhir 2018 mencapai 5,73 juta hektar. Untuk Provinsi Lampung luas panen jagung mencapai 486.313 hektar dengan produktivitas 5,3 ton/hektar. Sehingga total produksi mencapai 2,58 juta ton.

Amran menambahkan, dalam empat tahun terakhir, produksi jagung telah meningkat secara signifikan. Dari data BPS 2014 produksi jagung di Indonesia sebesar 19,0 juta ton. Peningkatan produksi mulai terjadi di 2015 menjadi 19,6 juta ton. Untuk 2016 produksi jagung masih melanjutkan tren peningkatan dengan capaian produksi 23,6 juta ton. Puncaknya, pada tahun 2017 produksi jagung sudah mencapai 28,94 juta ton.

Baca Juga: Polsek Bengkunat akan Tindak Tegas Pelanggar Lalu Lintas

“Produksi ini meningkat 22,4 persen dibanding tahun sebelumnya. Alhasil, Indonesia tidak mengimpor jagung pada tahun 2017, bahkan telah ekspor ke berbagai negara. Tak hanya jagung, ekspor komoditas pertanian tahun 2017 naik 24 persen,” paparnya.

Amran menilai, pada 2015 Indonesia dapat impor jagung 3,5 juta ton. Akan tetapi dengan digenjot program jagungisasi impor 2016 turun 62 persen dan 2017 impor jagung pakan ternak nihil. Sedangkan di 2018 Indonesia telah ekspor jagung ratusan ribu ton.

“Jika tidak ada Program Upaya Khusus, Indonesia akan impor 4 sampai 5 juta ton. Baru-baru ini, keberhasilan jagung kita diapresiasi Presiden Namibia, Hage Gottfried Geingob. Indonesia kini mampu swasembada pangan dan mengekspor jagung dengan sistem pengairan di area persawahan yang baik tanpa terpengaruh musim,” pungkanya.

Kegiatan ini juga dihadiri Ketua Bidang Ekonomi Umarsyah, Asisten Teritorial Angkatan Darat Mayjen TNI Supartodi, Anggota DPD RI Anang Prihantoro, Direktur Pengadaan Perum Bulog Bachtiar, dan Bupati Pringsewu Sujadi.

Baca Juga: Kejar Target PAD, BPPRD Lampung Utara Usung Program Songsong Lunas PBB

Ketua Bidang Ekonomi PBNU, Umarsyah mengatakan kerjasama Kementan dengan PBNU dimaksudkan untuk mendorong peningkatan produksi jagung nasional, sehingga swasembada jagung terus terjaga dan petani semakin sejahtera. Selain itu, program tersebut digulirkan untuk menyelesaikan segala persoalan petani.

"Misalnya kesulitan modal dan ketika panen raya, harga jatuh. Inilah tujuan PBNU berjalan bareng Kementan untuk menyelesaikan ini dengan membangun mitra kerja. BNI dan BRI kami ajak memberikan kredit usaha rakyat kepada petani dengan bunga rendah," ujarnya.

"Petani tidak lagi kesulitan modal dan ketika panen Kementan memberikan pengering jagung dan menyediakan pembeli, sehingga tidak perlu khawatir harga jatuh walaupun rendemen rendah," imbuhnya.

Baca Juga: Dua Pohon Tumbang dalam Sehari, BPBD Lampung Imbau Warga Lebih Waspada

Ke depan, lanjut Umarsyah, kerja sama Kementan dengan PBNU tidak hanya budidaya jagung, tetapi juga pada budidaya padi dan kedelai. Dengan begitu, swasembada padi, jagung dan kedelai bisa diwujudkan.

“Ini penting agar keanehan negara kita yang subur yaitu impor bisa terhapuskan. Indonesia tidak lagi sedikit-sedikit impor. Harus kita hentikan," tegasnya. (Dtk/Tampan)

Editor :