Petani Sulit Jual Gabah, Ini Kata Widyaiswara Balai Pelatihan Pertanian Lampung

Pemerhati Pertanian sekaligus Widyaiswara di Balai Pelatihan Pertanian Lampung, Ahmad Suryanto. Foto: Ist.
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Pemerintah telah menaikkan harga gabah di tingkat petani dari sekitar Rp6.000 menjadi Rp6.500 per kilogram. Kebijakan ini seharusnya memberikan angin segar bagi para petani, terutama menjelang panen raya. Namun di lapangan, kenyataan berkata lain.
Para petani di Lampung, justru menghadapi kesulitan besar untuk menjual gabah mereka kepada Perum Bulog. Hal ini disebabkan adanya pembatasan penyerapan, di mana Bulog hanya mampu menyerap sekitar 20 persen dari total gabah petani selama masa panen raya.
Akibatnya, seperti di Kabupaten Mesuji puluhan truk bermuatan gabah harus mengantre selama berhari-hari tanpa kepastian di lokasi-lokasi penampungan beredar dimedia sosial.
Pemerhati Pertanian sekaligus Widyaiswara di Balai Pelatihan Pertanian Lampung, Ahmad Suryanto, mengatakan kondisi ini mencerminkan lemahnya perencanaan logistik dari pemerintah.
"Kalau memang pemerintah benar-benar ingin menstabilkan harga gabah di tingkat petani sebesar Rp6.500, maka dibutuhkan perencanaan logistik yang matang," ujar Ahmad, Selasa (15/4/2025).
"Untuk saat ini, antara jumlah padi hasil panen raya dan daya tampung Bulog sangat tidak seimbang. Maka yang terjadi adalah mekanisme pasar yang akan kembali menjatuhkan harga, " katanya.
Baca juga : Bulog Absen di Lapangan, Petani Metro Terpaksa Jual Murah ke Tengkulak
Menurut Ahmad, persoalan utama bukan hanya di harga, tapi juga pada kesiapan infrastruktur seperti gudang penyimpanan, tenaga kerja, serta dana operasional yang mendukung.
Ia menyebutkan bahwa gudang Bulog tidak memiliki kapasitas yang cukup untuk menampung hasil panen secara menyeluruh.
"Perlu kerja ekstra dan sedikit keajaiban untuk mengatasi persoalan ini. Tanpa itu, petani akan kembali dirugikan. Kalau tidak ada perbaikan signifikan, kejadian seperti sekarang ini akan terulang terus. Seperti tari poco-poco, muter-muter ke kiri dan ke kanan," tegasnya.
Ahmad mendorong agar pemerintah melakukan evaluasi menyeluruh dan segera mempersiapkan sistem logistik yang jauh lebih baik untuk musim panen mendatang.
Baca juga : Klarifikasi Temuan Gabah Murah di Metro, Petani Diminta Jual Langsung ke Bulog
Termasuk di antaranya pembangunan atau sewa gudang tambahan, perekrutan tenaga operasional, hingga peningkatan anggaran untuk pembelian gabah.
"Jika tidak segera dibenahi, kata dia, maka nasib petani akan terus terombang-ambing, perlu dihitung kembali dengan secermat-cermat nya sehingga apa yang kurang saat ini bisa diperbaiki harus diperbaiki, " tandasnya. (*)
Berita Lainnya
-
Rumah Kepala Ombudsman Lampung Dibobol Maling, Motor dan iPad Berisi Data Penting Lenyap
Rabu, 16 April 2025 -
Inovasi Sepeda Listrik, Mahasiswa Teknik Elektro Universitas Teknokrat Indonesia Kembangkan Sistem Keamanan Berbasis IoT
Rabu, 16 April 2025 -
Bedah Buku 'Kami (Bukan) Sarjana Kertas' Warnai Peringatan World Book Day di UIN RIL
Rabu, 16 April 2025 -
Liga 4 Seri Nasional Dimulai, Persikomet Metro Optimis Tembus 8 Besar dan Lolos Liga 3
Rabu, 16 April 2025