Ibu Pembunuh Anak Kandung di Lampung Timur Tidak Ditahan Karena Alami Gangguan Jiwa

Ibu pembunuh anaknya saat mendapatkan perawatan beberapa waktu yang lalu. Foto: Ist
Kupastuntas.co, Lampung Timur - Kasus pembunuhan terhadap anak kandung yang
terjadi di Lampung Timur pada Sabtu (11/1/24) yang lalu kembali menyita
perhatian. Pelaku yang diketahui berinisial UD (39), seorang ibu rumah tangga
warga Desa Way Areng, Kecamatan Matarambaru, tidak ditahan oleh pihak
kepolisian. Hal ini dikarenakan pelaku dinyatakan mengalami gangguan kejiwaan
berdasarkan hasil pemeriksaan medis.
Peristiwa tragis ini terjadi di kediaman pelaku, di mana korban usia 5
bulan, yang merupakan anak kandung pelaku, meninggal dunia setelah mengalami
kekerasan yang cukup fatal. Polisi yang tiba di lokasi segera melakukan
evakuasi terhadap pelaku dan membawa ibu tersebut ke Rumah Sakit Jiwa untuk
menjalani observasi medis lebih lanjut.
Kepala Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Lampung Timur,
Ipda Hartono, menjelaskan bahwa pelaku tidak ditahan karena hasil visum dari
pihak Rumah Sakit Jiwa menyatakan bahwa pelaku mengalami gangguan kejiwaan.
"Berdasarkan hasil visum, pelaku tidak bisa ditahan. Dia perlu
menjalani perawatan di Rumah Sakit Jiwa," kata Hartono. Kamis (27/2/2025).
BACA JUGA: Pembunuh
Bayi Kandung di Lamtim Jalani Pemeriksaan Kejiwaan
Setelah kejadian, pelaku langsung dibawa ke Polres Lampung Timur untuk
dimintai keterangan. Namun, mengingat kondisi pelaku yang tidak stabil secara
mental, pihak kepolisian kemudian memutuskan untuk merujuknya ke Rumah Sakit
Jiwa untuk observasi lebih lanjut.
Selama hampir tiga bulan menjalani perawatan di Rumah Sakit Jiwa, pelaku
yang diketahui memiliki gangguan jiwa kini telah dipulangkan ke rumahnya di
Desa Way Areng, Kecamatan Matarambaru, pada Rabu (26/2/2025). Meskipun telah
kembali ke rumah, pelaku masih harus menjalani pengobatan secara berkelanjutan.
Kepala Desa Way Areng, Mulyadi, menegaskan bahwa pelaku tetap berada dalam
kondisi yang memerlukan pengawasan ketat untuk menghindari hal-hal yang tidak
di inginkan.
“Kami meminta agar keluarga memantau setiap aktivitas UD, terutama selama
proses pengobatan jalan. Jangan biarkan dia terlalu bebas berkeliaran, karena
proses pengobatan belum selesai 100 persen,” ujar Mulyadi.
Mulyadi juga menambahkan bahwa penting bagi keluarga untuk menjaga tingkah
laku pelaku agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Pemerintah desa
akan terus memberikan dukungan untuk memastikan pelaku menjalani proses
pemulihan dengan baik dan tidak membahayakan orang lain di sekitarnya. (*)
Berita Lainnya
-
Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di Lamtim Berubah Fokus pada Lowongan Kerja Panen Tebu
Kamis, 27 Februari 2025 -
Warga Desa Gedung Ringin Lamtim Tangkap Buaya Sepanjang 3 Meter
Kamis, 27 Februari 2025 -
Kasus Kekerasan Terhadap Anak di Lamtim Meningkat, Penggunaan HP Berlebih Dituding Jadi Penyebabnya
Kamis, 27 Februari 2025 -
Lauk Makan Bergizi Gratis di Lamtim Sebesar 'Jempol’, SPPI: Itu Tidak Benar
Rabu, 26 Februari 2025