• Minggu, 12 Januari 2025

Metro Sandang Status Kejadian Luar Biasa DBD, Puskesmas Diminta Turun ke Masyarakat

Minggu, 12 Januari 2025 - 13.56 WIB
36

Sekertaris Daerah (Sekda) Kota Metro, Bangkit Haryo Utomo. Foto: Arby/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Metro - Sejak menyandang status Kejadian Luar Biasa (KLB) Demam Berdarah Dengue (DBD), Pemerintah Kota (Pemkot) Metro segera mengambil langkah cepat dengan menginstruksikan seluruh puskesmas untuk lebih intensif turun ke masyarakat melalui program home care.

Sekretaris Daerah Kota Metro, Bangkit Haryo Utomo, menyatakan bahwa penanganan kasus DBD menjadi prioritas utama.

“Pemkot Metro terus memantau dan mengkaji situasi kasus DBD ini, termasuk menugaskan Dinas Kesehatan dan rumah sakit untuk memastikan kesiapan menghadapi lonjakan,” kata Bangkit kepada awak media, Minggu (12/1/2025).

Ia menegaskan, optimalisasi tugas pokok dan fungsi (tupoksi) puskesmas menjadi kunci dalam menghadapi krisis kesehatan ini. Pemkot juga mendorong masyarakat untuk meningkatkan peran serta dalam upaya pencegahan.

"Kami mengimbau masyarakat untuk bergotong-royong membersihkan lingkungan, menguras tempat penampungan air, menutup tempat air terbuka, dan mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi sarang nyamuk,” tambahnya.

BACA JUGA: Kasus DBD Naik 600 Persen, DPRD Soroti Kesiapan Fasilitas Kesehatan di Metro

Bangkit juga mengaku telah menginstruksikan puskesmas untuk mengintensifkan program home care guna memberikan layanan kesehatan langsung ke rumah warga.

Program ini meliputi edukasi tentang bahaya DBD, penyuluhan 3M Plus (Menguras, Menutup, dan Mendaur ulang), serta pemeriksaan kesehatan secara berkala. Ia menjelaskan bahwa program ini telah berjalan sejak 2024 dan menunjukkan hasil yang menggembirakan.

“Pada 2024, cakupan program home care mencapai 141,1 persen. Tahun ini, kami targetkan angka tersebut meningkat, dengan harapan dapat menekan kasus DBD hingga titik terendah,” ucapnya.

Selain program home care, Dinkes juga telah menyiapkan logistik berupa alat fogging, obat-obatan, dan fasilitas pendukung lainnya di setiap puskesmas dan rumah sakit.

"Kami memastikan tidak ada keterlambatan dalam penanganan kasus DBD. Semua unit kesehatan sudah dalam kondisi siaga,” ungkap Bangkit.

Sementara itu salah seorang tenaga kesehatan di puskesmas menilai bahwa, langkah antisipasi tersebut tidak tanpa hambatan. Tim puskesmas yang bertugas di lapangan kerap menghadapi masyarakat yang kurang peduli terhadap upaya pencegahan.

"Ada masyarakat yang masih sulit diajak menjaga kebersihan lingkungan. Padahal, mayoritas tempat perindukan nyamuk Aedes aegypti berasal dari barang bekas atau genangan air di sekitar rumah," ungkap RR salah satu tenaga Kesehatan Puskesmas.

Selain itu, faktor cuaca juga menjadi tantangan besar. Intensitas hujan yang tinggi di Kota Metro membuat genangan air sulit dikendalikan, mempercepat siklus perkembangbiakan nyamuk. Menurutnya, penanganan DBD tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah.

"Kami tidak bisa bekerja sendiri. Peran serta masyarakat sangat penting dalam memutus rantai penularan. Jika setiap keluarga dapat menjaga kebersihan lingkungannya, maka upaya pencegahan akan lebih efektif,” jelasnya.

Selain mengimbau gotong royong membersihkan lingkungan, Pemkot juga melibatkan kader-kader kesehatan di setiap kelurahan untuk menyosialisasikan program pencegahan DBD, termasuk pentingnya penggunaan kelambu dan lotion anti nyamuk, terutama bagi anak-anak. (*)