Ahli Gizi Klinik Sarankan Makanan Bergizi Gratis Perhatikan Kebutuhan Kalori Berdasarkan Usia
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Dokter Spesialis Gizi Klinik, Putri Sakti Dwi Permanasari, mengingatkan pentingnya pemerintah untuk memperhatikan kebutuhan kalori para penerima program makan bergizi gratis berdasarkan usia yang berbeda-beda.
Hal tersebut diungkapkan oleh Putri Sakti saat menjadi narasumber dalam talkshow TvOne dengan tema Pandangan Dokter Spesialis Gizi Soroti Program Makan Bergizi Gratis yang dimulai hari, Senin (6/1/2025).
"Pertama yang harus dipertimbangkan adalah kebutuhan kalori setiap tahapan usia dan juga jenis kelamin yang bisa dilihat dari angka kecukupan gizi. Jadi dari Rp10.000 kita bisa aplikasi kan seperti apa karena pastinya setiap usia porsi nya berbeda," jelasnya.
Ia mencontohkan, anak usia 7 hingga 10 tahun estimasi kebutuhan kalorinya berkisar antara 1.800 hingga 2.000. Sementara satu kali pemberian makan bergizi gratis kalori yang di dapat antara 600 hingga 700.
"Misal usia 7 sampai 10 tahun estimasi kalori nya 1.800 sampai 2.000 an. Jadi kalau satu kali pemberian makan bergizi maka estimasi nya adalah 600 sampai 700," kata dia.
"Sehingga harus bisa memenuhi gizi seimbang baik dari karbohidrat yang berasal dari bahan pangan lokal, protein hewani, protein nabati, sayuran dan buah," sambungnya.
Baca juga : Tahap Awal, Program Makanan Bergizi Gratis di Lampung Berlangsung di 3 Kabupaten
Ia juga mengatakan jika susu saat ini sudah tidak lagi masuk kedalam konsep 4 sehat 5 sempurna. Sehingga susu bisa diganti dengan jenis protein lainnya.
"Susu sendiri sudah tidak mengacu kepada 4 sehat 5 sempurna, susu sebetulnya tidak wajib diatas dua tahun. Misal di dana Rp10.000 per anak, tentu susu bisa jadi salah satu opsi pemenuhan protein tambahan kalau misal anak kurang suka dengan protein yang disajikan," ujarnya.
Dokter Putri juga menjelaskan jika makan bergizi gratis yang bertujuan untuk memberikan asupan gizi yang lebih baik dan juga mencegah stunting penting diberikan kepada remaja terutama putri.
"Untuk stunting atau perawakan pendek ini kan penting di usia dua tahun kebawah, kalau yang paling optimal adalah pemenuhan gizi remaja terutama putri karena kalau misal anemia secara berkelanjutan maka dewasanya tidak baik sebagai calon ibu tidak baik," katanya.
"Sehingga saran saya kedepan protein hewani dan sayur nya harus lebih bervariasi dan yang paling dioptimalkan adalah di 1.000 hari pertama kehidupan untuk para ibu hamil dan menyusui," sambungnya.
Kedepan ia berharap pemerintah dapat melakukan evaluasi apakah dana yang disiapkan sebesar Rp10.000 per anak dapat di samaratakan pada semua jenis usia.
"Kedepan ini yang perlu di evaluasi apakah Rp10.000 bisa di pukul rata pada semua usia dan pada ibu hamil. Karena setiap trimester seperti trimester pertama penambahan kalori sekitar 180 kalori dari kebutuhan ibu tersebut dan ini harus di evaluasi," tuturnya. (*)
Berita Lainnya
-
HUT ke-52, PDI Perjuangan Lampung Gelar Mimbar Demokrasi hingga Soekarno Run
Selasa, 07 Januari 2025 -
DPRD Desak Pemkot Bandar Lampung Terbitkan Perwali Pengelolaan Sampah Atasi Krisis TPA Bakung
Selasa, 07 Januari 2025 -
Pemprov Lampung: Kemitraan Petani dan Pengusaha Kunci Tingkatkan Produksi Singkong
Selasa, 07 Januari 2025 -
Komisi IV DPRD Lampung Dorong Percepatan Realisasi Infrastruktur dan Pengendalian Inflasi
Selasa, 07 Januari 2025