• Rabu, 08 Januari 2025

Tahap Awal, Program Makanan Bergizi Gratis di Lampung Berlangsung di 3 Kabupaten

Senin, 06 Januari 2025 - 10.14 WIB
260

Kepala Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi. Foto: Ist.

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Program Makan Bergizi Gratis mulai dilaksanakan serentak hari ini, Senin (6/1/2025). Badan Gizi Nasional (BGN) telah menyiapkan 190 titik Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur layanan gizi yang siap beroperasi.

Berdasarkan data BGN, terdapat 190  SPPG yang tersebar di 26 provinsi di Indonesia sebagai mitra program Makan Bergizi Gratis Nasional.

Khusus di Provinsi Lampung, program Makanan Bergizi Gratis baru dilaksanakan di 3 kabupaten, yakni Lampung Tengah, Pringsewu, dan Way Kanan. 

Di Kabupaten Pringsewu terdapat 500 siswa penerima program Makanan Bergizi Gratis (MBG), Lampung Tengah 600 siswa dan Pesawaran 600 siswa.

Kepala Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi mengatakan, selama Januari hingga Maret 2025, diharapkan program MBG bisa menyentuh tiga juta penerima manfaat.

Penerima manfaat itu terdiri dari balita, santri, siswa PAUD, TK, SD, SMP, SMA, dan ibu hamil serta ibu menyusui. Jumlah tersebut akan terus bertambah hingga mencapai 15 juta pada akhir tahun 2025.

“Angka ini terus bertambah secara bertahap, hingga tahun 2029 target 82,9 juta penerima manfaat dapat terpenuhi,” kata Hasan Nasbi dikutip dalam keterangan resmi, pada Senin (6/1/2025). 

Hasbi mengatakan, sebanyak 190 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau Dapur MBG siap beroperasi.

Dapur-dapur tersebut tersebar di 26 provinsi, mulai dari Aceh, Bali, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Riau, Lampung, Banten, Jawa Barat, D.K.I. Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, D.I. Yogyakarta, Gorontalo, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur, hingga Papua Barat dan Papua Selatan.

Setiap Dapur MBG dikelola oleh seorang kepala SPPG yang ditunjuk langsung oleh Badan Gizi Nasional (BGN). Kepala SPPG ini bekerja sama dengan seorang ahli gizi dan seorang akuntan untuk memastikan pengawasan ketat terhadap kualitas gizi dan kelancaran distribusi makanan.

Selain memastikan kecukupan gizi dalam setiap porsi MBG, SPPG juga bertugas mengawasi standar kebersihan, pengelolaan gizi, dan pengolahan limbah di setiap Dapur MBG dengan ketat.

“BGN berkomitmen untuk meminimalkan limbah. Bahkan, untuk mendukung keberlanjutan, nampan penyajian dirancang menggunakan bahan stainless steel yang higienis dan dapat digunakan ulang,” kata Hasan. (*)