Harga Singkong di Lamtim Anjlok, Komisi IV DPR RI: Ada Pemain Impor Sagu dari Luar Negeri
Kupastuntas.co, Lampung Timur - Harga singkong di Kabupaten Lampung Timur (Lamtim) mengalami penurunan drastis, memicu keluhan dari petani setempat.
Dalam kunjungan kerja ke Daerah Pemilihan (Dapil) di Desa Labuhanratu IX, Kecamatan Labuhanratu, Kamis (12/12/2024), Anggota Komisi IV DPR RI, I Ketut Suwendra, menerima berbagai aspirasi dari masyarakat terkait masalah ini.
Seorang warga bernama Tohari, yang mewakili petani lain, mengungkapkan kekhawatirannya kepada Ketut Suwendra.
Ia menanyakan penyebab anjloknya harga singkong sekaligus mempertanyakan mengapa tanaman singkong tidak termasuk dalam program pupuk subsidi pemerintah.
"Apa penyebab turunnya harga singkong? Dan kenapa petani singkong tidak bisa mendapatkan program pupuk subsidi? Jika ada subsidi, biaya tanam tentu tidak akan terlalu besar,” tanya Tohari.
Dalam dialog tersebut, Tohari juga meminta agar anggota dewan menyampaikan langsung kepada Presiden Prabowo Subianto terkait pentingnya memasukkan singkong ke dalam program ketahanan pangan nasional.
Menurutnya, singkong merupakan tanaman pangan yang perannya tidak kalah penting dibandingkan komoditas lain.
Menanggapi keluhan tersebut, I Ketut Suwendra menjelaskan bahwa salah satu alasan utama singkong tidak mendapatkan subsidi pupuk adalah karena tanaman ini belum dikategorikan sebagai bahan makanan pokok.
Namun, ia berjanji akan memperjuangkan agar singkong dapat masuk ke kategori tersebut. "Kami akan memperjuangkan agar singkong bisa diakui sebagai bahan makanan pokok sehingga mendapat subsidi pupuk dari pemerintah,” ujarnya.
Terkait anjloknya harga singkong, Ketut Suwendra mengungkapkan bahwa masalah ini dipengaruhi oleh keberadaan pemain impor sagu dari luar negeri.
Ia menyebut, harga sagu impor yang lebih murah telah memengaruhi permintaan terhadap produk sagu lokal, sehingga berdampak pada turunnya harga singkong di tingkat petani.
"Harga singkong turun signifikan karena ada pemain impor sagu dari luar negeri dengan harga lebih murah dibandingkan sagu lokal,” jelasnya.
Baca juga : Harga Singkong Anjlok, Ketua Komisi II DPRD Lampung: Tetapkan Harga Dasar Untungkan Petani
Ketut Suwendra juga menegaskan bahwa tidak sepenuhnya kesalahan ada pada perusahaan pengolah singkong.
Menurutnya, perusahaan menghadapi dilema karena tidak dapat membeli singkong dengan harga tinggi sementara produk sagu mereka sulit bersaing di pasaran.
"Kalau perusahaan membeli singkong dengan harga mahal, tapi produk sagunya tidak laku karena kalah dengan sagu impor, apa mungkin mereka akan bertahan?” katanya.
Anggota DPR RI dari fraksi PDIP ini berkomitmen untuk mengusut permainan impor sagu yang diduga menjadi penyebab utama masalah ini.
Ia juga berencana membawa persoalan ini ke tingkat yang lebih tinggi agar ada solusi konkret yang bisa diambil. "Kami akan mengejar persoalan impor ini. Jangan sampai kebijakan impor justru merugikan petani lokal yang seharusnya menjadi tulang punggung ketahanan pangan nasional,” tegasnya.
Program ketahanan pangan yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto saat ini diharapkan dapat memberi perhatian lebih kepada komoditas singkong. Sebab, menurut petani, singkong memiliki potensi besar untuk memenuhi kebutuhan pangan dan mendukung ekonomi lokal, khususnya di daerah-daerah seperti Lampung Timur.
Kondisi ini mencerminkan tantangan besar yang dihadapi petani singkong. Selain anjloknya harga, biaya produksi yang tinggi akibat ketiadaan subsidi pupuk semakin menekan keuntungan mereka.
Petani berharap pemerintah segera mengambil langkah nyata untuk melindungi dan meningkatkan kesejahteraan mereka.
Dengan adanya perhatian dari anggota DPR RI seperti I Ketut Suwendra, petani berharap suara mereka bisa tersampaikan kepada pemerintah pusat.
Langkah konkret dari pihak terkait sangat dinantikan agar harga singkong kembali stabil dan sektor pertanian singkong dapat berkembang lebih baik di masa mendatang. (*)
Berita Lainnya
-
Jenazah Tanpa Busana Ditemukan Warga Mengapung di Irigasi Taman Sari Lampung Timur
Sabtu, 21 Desember 2024 -
Korban Banjir Rob di Margasari Lamtim Ngeluh Bantuan Pemerintah Tidak Merata
Jumat, 20 Desember 2024 -
Dilema Penambang Pasir Ilegal di Sukorahayu Lamtim, Diantara Kebutuhan Hidup dan Was-was dengan Aparat
Selasa, 17 Desember 2024 -
Pria 60 Tahun Ditemukan Tewas di Dalam Parit Desa Gedung Dalam Lamtim
Minggu, 15 Desember 2024