• Senin, 25 November 2024

Lokasi Tewasnya Warga Suoh Ternyata Sering Terdengar Suara Harimau, Tim Gabungan Lakukan Penyelidikan

Minggu, 22 September 2024 - 10.52 WIB
644

Tampak bercak darah diduga milik korban serangan harimau, dan warga yang mengevakuasi jasad korban setelah ditemukan dari dalam hutan. Foto: Dok Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Lampung Barat – Di lokasi tewasnya Karim Yulianto di area perkebunan miliknya ternyata kerap terdengar suara Harimau, hal itu disampaikan saksi sekaligus Kepala TNBBS Resort Suoh Sulki, suara auman harimau juga tedengar satu hari sebelum kejadian.

Ia mengatakan mendengar suara harimau di sekitar kebun korban beberapa malam sebelumnya, hal itu memicu kepanikan di kalangan masyarakat setempat, yang khawatir akan keberadaan binatang buas di sekitar pemukiman.

Sementara itu Kapolres Lampung Barat AKBP Rinaldo Aser melalui Kapolsek Bandar Negeri Suoh (BNS) Iptu Edward Panjaitan mengatakan pihaknya masih terus melakukan penyelidikan bersama pihak terkait.

BACA JUGA: Tewas Mengenaskan, Warga Suoh Diduga Kembali Jadi Korban Serangan Harimau

"Penyelidikan lebih lanjut sedang berlangsung, dan pihak berwenang akan melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai langkah-langkah pencegahan menghadapi serangan binatang buas," kata dia, Minggu (22/9/2024).

Ia menambahkan, pihak kepolisian sudah berkoordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) untuk melakukan penyelidikan dan memastikan keamanan wilayah tersebut, agar tidak ada lagi warga yang jadi korban.

Sebelumnya diberitakan, pasca tragedi tewasnya Karim Yulianto, warga Pemangku Kalibata, Pekon (Desa) Sukamarga, Kecamatan Suoh, yang diduga menjadi korban serangan Harimau Sumatera masyarakat diminta agar membatasi kegiatan berkebun.

BACA JUGA: Pasca Serangan Harimau di Suoh, Masyarakat Diminta Batasi Aktivitas Berkebun     

Hal tersebut disampaikan Pj Bupati Lampung Barat Nukman usai menerima informasi tewasnya warga Suoh dengan kondisi yang cukup mengenaskan tersebut, ia menekankan agar masyarakat dapat meningkatkan kewaspadaan.

"Untuk sementara jangan melakukan aktivitas di kawasan hutan sendiri, jangan melewati tempat-tempat yang berpotensi munculnya hewan buas pada malam hari," kata Nukman kepada wartawan, Minggu (22/9/2024).

Selain itu Nukman menegaskan agar masyarakat tidak melakukan tindakan yang dapat mengancam keberadaan hewan buas yang berkeliaran dimaksud dengan melakukan penembakan dan atau menjerat hewan buas tersebut.

"Sampaikan informasi yang akurat terkait keberadaan hewan buas pada Aparatur Kampung, Babin Kamtibmas, Babinsa dan BPBD (Pemadam Kebakaran), agar segera ditindaklanjuti oleh pihak terkait," sambungnya. (*)