1.332.820 Pemilih di Lampung Golput, KPU: Bandar Lampung Paling Rendah

Foto: Ist.
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Kepala Divisi Partisipasi Masyarakat (Parmas) Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Lampung, Antoniyus Cahyalana, memberi tanggapannya terkait masih ada 1.332.820 pemilih di Provinsi Lampung yang golput atau tidak menyalurkan hak pilihnya.
Antonius mengatakan, tingkat persentase pemilih di Lampung pada Pemilu 2024 mencapai 80,64 persen. Artinya, kata dia, melampaui target nasional sebesar 77,5 persen.
“Artinya bahwa target persentase partisipasi pemilih sebesar 80 persen di Pemilu 2024 terlampaui. Capaian ini juga naik sedikit dibandingkan Pemilu 2019 sebesar 80,60 persen,” kata Antoniyus, Selasa (12/3/2024).
“Lalu pertanyaannya kenapa masih banyak warga yang tidak menyalurkan hak pilih? Pertama, saya melihat warga yang tidak memilih itu karena kemungkinan orangnya tidak ada di lokasi saat hari pencoblosan,” lanjut Antoniyus.
Lalu, mungkin saja warga itu sedang bekerja dan tidak pernah mengurus untuk pindah memilih. Ada juga yang mungkin masih terdata di daerahnya sementara yang bersangkutan sudah pergi ke luar negera misalnya.
Selain itu, kata Antoniyus, bisa juga karena adanya hambatan-hambatan teknis lainnya seperti kondisi hujan, TPS jauh sehingga malas untuk datang.
BACA JUGA: Waduh! 1.332.820 Pemiih di Lampung Golput di Pemilu 2024
“Tapi memilih itukan hak bukan kewajiban. Bisa juga tidak memilih karena kendala-kendala ideologis, mungkin mereka menganggap ikut pemilu atau tidak gini-gini saja,” ungkapnya.
Menurut Antoniyus, perlu penelitian lebih dalam dan studi-studi terkait penyebab masih cukup banyaknya warga Lampung yang tidak memilih tersebut.
Namun, pihaknya lebih tertarik menyikapi tingkat paretisipasi pemilih di Lampung yang lebih tinggi dbandingkan target nasional. Menurutnya, di negara-negara lain saja jarang sekali partisipasi pemilih bisa mencapai 80 persen.
“Jadi ini sebuah prestasi. Waluapun kita melihat di 15 kabupaten/kota tingkat partisipasi pemilih ini fluktuatif, ada yang tinggi dan ada yang rendag. Paling tinggi jumlah pemilihnya itu di Lambar 84 persen dan paling rendah di Bandar Lampung sekitar 77 persen,” paparnya.
Ditanya penyebab partisipasi pemilih di Bandar Lampung paling rendah, ia mengatakan berdasarkan pengamatan persoalannya karena malas. “Mereka menganggap memilih atau tidak memilih sama saja,” imbuhnya. (*)
Berita Lainnya
-
PLN Mendapat Apresiasi atas Respons Cepat Pulihkan Kelistrikan di Layanan Publik Bali
Minggu, 04 Mei 2025 -
Pelantikan Pengurus Parsibona Provinsi Lampung Periode 2025-2028, Jansen Sitorus: Langkah Nyata Menuju Organisasi yang Mendunia
Minggu, 04 Mei 2025 -
APBN di Lampung Triwulan I 2025 Defisit Rp5,21 Triliun, Turun 9,55 Persen Secara Tahunan
Minggu, 04 Mei 2025 -
Asrian: Posisi Petani Singkong Lemah Karena Pasar Cenderung Terbatas
Minggu, 04 Mei 2025