• Sabtu, 27 Juli 2024

Bertahun-tahun Jalan Rusak di Pasar Way Jepara Belum Diperbaiki

Kamis, 29 Februari 2024 - 16.11 WIB
77

Jalan rusak di Pasar Way Jepara, Lampung Timur. Foto: Agus/kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Lampung Timur - Hujan baru saja mengguyur, genangan air memenuhi lubang jalan yang sudah menahun tidak ada perbaikan. Baru saja guyuran air dari langit berhenti, namun gumpalan awan hitam mulai kembali menutup langit, suara guntur terdengar sayu pertanda hujan akan kembali turun.

Beberapa pemilik toko di Pasar Way Jepara mulai menutup bedak bedak ruko, menandakan pedagang mulai hendak mengakhiri aktifitasnya , penanda waktu pada layar android menunjukkan angka 14.37.

"Ayo cepat buruan pulang, kayaknya hujan akan tambah lebat, belum kondisi jalan banyak yang berlubang kita tidak bisa mengendarai sepeda motor dengan cepat," ucap seorang ibu dengan rekannya yang masih berteduh di pinggir toko kelontongan Pasar Way Jepara, Kamis (29/2/2024).

Dengan pelan perempuan paruh baya, yang me haji bernama Murti, membenahi barang belanjaannya yang di letakan di jok belakang sepeda motornya.

"kalau tidak di ikat yang kuat takut jatuh mas, soalnya jalan banyak yang berlubang dan digenangi air jadi susah pilih jalan yang mulus"tukas Perempuan di usia sekitar 53 tahun itu.

Murti bersama rekannya, yang tinggal di Desa Labuhanratu Empat, Kecamatan Labuhanratu, hampir setiap hari belanja di Pasar Way Jepara, sebab dirinya juga buka toko di rumahnya. Sehingga setiap hari melintas jalan yang sudah bertahun buruk.

"Kalau cuaca terang masih enak mas, meskipun jalan jelek tidak buru buru, kali musim hujan seperti ini mau kebut jalan jelek, terlalu pelan takut di sambut hujan," kelakar perempuan berhijab hitam sambil merapihkan belanjaan ayam.

Baca juga : Keindahan Danau Way Jepara Lamtim, Tidak Seindah Harapan Masyarakat Setempat

Tidak ada 5 menit perempuan dengan sepeda motor metiknya, selesai membenarkan barang belanjaannya, jok bagian belakang dan bagian depan tempat duduknya dipenuhi belanjaan. Ini jari memencet tombol starter sepeda motor warnah putihnya dan sesaat sepeda motor bergerak maju.

Di beberapa kantong parkir, tampak roda sepeda motor terlihat kotor berwarna kecoklatan, menandakan musim hujan dan kondisi jalan yang aspalnya sudah mengelupas sehingga roda yang menggilas jalan terdampak pada kaki kaki sepeda motor.

"Mau nyuci sepeda motor setiap hari tidak mungkin mas, soalnya setiap hari pasti kotor, karena setiap hari kepasar kondisi jalan dan cuaca yang tidak bisa di elakan. Meskipun hujan kalau jalan nya aspal mulus ya tidak kotor kotor amat," kata lelaki yang hendak pulang dari pasar Way Jepara.

Baru saja beberapa orang berlalu dari keperluan belanjanya, hujan lebat mengguyur, mereka yang belum bergeser dari pasar terpaksa menunggu hujan reda untuk kembali pulang dengan barang belanjaannya.

"Hujan lagi ya cocok, jalan akan tambah licin terutama yang aspalnya sudah mengelupas, dan harus ekstra hati hati karena kubangan jalan tidak terlihat karena penuh dengan air berwarna coklat," ucap Ibrahim, lelaki yang sedang menunggu hujan reda.

Persoalan jalan rusak menjadi keluhan klasik khalayak orang, masyarakat kecil hanya bisa berharap dan menyampaikan keluhannya kepada pamong desa, kepada wakil rakyat yang menjadi corong masyarakat namun faktanya berlarut kondisi jalan tidak juga diperbaiki.

Pasar Way Jepara disangga oleh Desa Labuhanratu Dua, Labuhanratu Satu dan Braja Sakti. Tiga penguasa desa tersebut yang menjadi harapan masyarakat, agar memperjuangkan perbaikan jalan.

Pemerintah Kabupaten Lampung Timur saat ini sedang melaksanakan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) tingkat kecamatan. Masyarakat berharap rencana yang diusulkan bisa tepat sasaran dan bermanfaat bagi khalayak orang.

Musrenbang yang dilakukan oleh Bupati Lampung Timur Dawam Rahardjo, dan Wakilnya Azwar Hadi, berikut OPD lainnya, diagendakan keliling di setiap kecamatan yang ada di Lampung Timur, guna menyerap rencana yang di usulkan masyarakat.

Salah seorang pedagang di Pasar Way Jepara Sri Wahyuni, berharap jalan sentral seperti di sekitar pasar agar menjadi perhatian pemerintah, dan segera diperbaiki kondisi jalan yang rusak, sebab jalan sentral seperti wilayah pasar merupakan utama akses banyak orang.

Seperti yang dikatakan Sri Wahyuni, satu titik kerusakan jalan di sisi selatan pasar Way Jepara sudah menahun rusak, berharap agar segera di perbaiki, dan masuk dalam perencanaan saat Musrenbang.

"Kami berharap pak kepala desa yang ikut Musrenbang mengusulkan titik jalan yang rusak khususnya wilayah pasar. Dengan memperbaiki akses jalan umum cukup membantu masyarakat" kata Sri Wahyuni, Kamis (29/2/2024).

Sementara Kepala Desa Braja Sakti, Kecamatan Way Jepara, Edy Sumantri saat mengikuti Musrenbang di Desa Braja Dewa, yang dipimpin langsung oleh Wakil Bupati Azwar Hadi. Edy Sumantri mengusulkan agar jalan sentral sekitar pasar Way Jepara di perhatikan.

"Ketika nanti jalan sekitar pasar diperbaiki mohon jenis pembangunan nya di cor, bukan aspal karena kondisi tanahnya labil," kata Edy Sumantri.

Lanjut dia, selain jalan pasar way Jepara pusat yang menjadi sentral perekonomian, jalan sentral akses pertanian juga harus di perbaiki, karena pasar dan persawahan merupakan sumber atau mesin penggerak ekonomi masyarakat luas khususnya di Kecamatan Way Jepara.

"Agar menjadi catatan Musrenbang kita ini, jalan yang selalu diminta masyarakat agar di utamakan, karena kepala desa sering di tanya masyarakat. Kapan pak jalan diperbaiki? Itu yang sering terlontar kepada kami," tegas Edy Sumantri.

Sekretaris Desa Labuhanratu Satu, Teguh ketika mengikuti Musrenbang mengakui jalan Kabupaten yang menjadi jalan alternatif masyarakat baik menuju pasar atau tempat sekolah, atau perkantoran kecamatan Way Jepara sudah 3 tahun rusak.

Jalan yang dikatakan Teguh tersebut tepat berada di lokasi kampus Sekolah Tinggi swasta, dan jalan tersebut tidak pernah lengang dari aktifitas banyak orang.

"Kalau tidak cor percumah karena tanahnya labil, sebab dulu ditahun 1979 itu kondisi masih rawa, dan di timbun menjadi jalan, maka harus di cor agar tidak cepat rusak," terang Teguh. (*)