• Sabtu, 27 Juli 2024

Harimau Sumatera Berkeliaran di Jalan Lintas Barat Bengkunat Pesibar Diperkirakan Berusia 4 Sampai 6 Tahun

Senin, 12 Februari 2024 - 16.40 WIB
96

Potongan Video Harimau Sumatera saat berkeliaran di Jalan Lintas Barat Bengkunat Pesibar, Lampung. Foto: Ist.

Kupastuntas.co, Pesisir Barat - Harimau Sumatera yang terekam video amatir warga saat melintas di Jalinbar Bengkunat diperkirakan masih berusia muda yakni 4 sampai 6 Tahun.

Hal tersebut dibenarkan oleh Kasat Polhut dari Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (BTNBBS), Agus Hartono.

"Jadi itu kebetulan ada pengguna jalan yang meilntas mau ke arah Krui, di Jalan kita Jalinbar Bangkunat melihat ada moment harimau di pinggir jalan kemudian melintas menyeberang jalan ke arah hutan di seberang jalan," kata Agus saat dikonfirmasi, Senin (12/2/2024).

Ia menjelaskan, harimau itu juga pernah memangsa ayam ternak warga dan muncul di pemukiman di Pekon Sumberrejo, Kecamatan Bengkunat.

"Kemungkinan umurnya masih muda sekitar 4 sampai 6 Tahun, kalah bersaing dengan harimau penguasa di dalam hutan yang usianya lebih tua," jelasnya.

Agus mengungkapkan, pihaknya bersama mitra WCS masih terus melakukan pemantauan pada lokasi hutan tempat harimau itu keluar.

"Kalau perkiraan kami pada hutan yang berada di sebelah kiri (Jalinbar) kalau dari arah Sukaraja (Tanggamus) populasinya mencapai 40 ekor dan pada bagian hutan sebelah kanan kurang lebih 30-40 ekor harimau," ujarnya.

BACA JUGA: Waspada! Harimau Sumatera Berkeliaran di Jalan Lintas Barat Bengkunat Pesibar

Atas kejadian itu, dirinya pun menghimbau, warga yang tinggal di pinggir kawasan hutan TNBBS agar memperkuat kandang ternaknya yang berpotensi menjadi mangsa harimau.

"Jadi masyarakat yang punya kambing harus memperkuat kandang kambing di pakai kawat berduri mengantisipasi harimau memangsa kambing. Kemudian kandang kambing dikasih lampu yang terang, sehingga yang punya bisa mengawasi,  harimau juga gak suka yang terang. Karena biasanya kandang ternak wargakan gelap, gak di kasih lampu," jelasnya.

Menurutnya, jumlah binatang yang menjadi mangsa harimau di dalam hutan setempat masih banyak tersedia.

Namun, akibat masih banyaknya aktivitas perburuan hewan di dalam kawasan TNBBS, hal itu menyebabkan terganggunya ekosistem marga satwa yang dilindungi dalam kawasan TNBBS.

"Menurut penilaian kami, masih banyak babi hutan dan rusa. Cuma tidak bisa kita pungkiri banyak orang-orang yang masuk kawasan nyari burung nyari ikan, tentu mengganggu mereka, seperti itu," sebutnya.

"Masyarakat jangan melakukan perburuan dalam kawasan, apalagi babi hutan sering juga di buru masyarakat dan itu merupakan salah satu makanan harimau kita. Jadi tolong lah jangan masyarakat berburu satwa-satwa yang jadi pakan harimau seperti babi. Dan jangan melakukan perburuan burung karena akan mengganggu aktifitas satwa dalam kawasan kita. jangan masyarakat melakukan tindak pindana kehutanan," pungkasnya. (*)

Editor :