Nilai Inflasi Bandar Lampung Tertinggi se-Nasional, Dinas Pangan Klaim Telah Lakukan Upaya Optimal

Plt Dinas Pangan Kota Bandar Lampung, M Yusuf, saat dimintai keterangan. Foto: Sri/kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Nilai inflasi month to month (mtm) Kota Bandar Lampung pada November 2023 menjadi inflasi tertinggi se-nasional. Badan Pusat Statistika (BPS) merilis inflasi mtm pada November 2023 yakni 1,05 persen, sementara inflasi y on y yakni 4,14 persen.
Diketahui komoditas penyumbang inflasi kota Bandar Lampung tertinggi nasional tersebut adalah cabai merah dengan besaran 0,57 persen, kemudian cabai rawit dengan nilai inflasi 0,20 persen.
Inflasi sendiri merupakan laju kenaikan harga barang atau jasa secara terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Kenaikan barang tersebut bersifat meluas dan mengakibatkan kenaikan harga pada barang lain.
Plt Dinas Pangan Kota Bandar Lampung, M Yusuf mengklaim, telah optimal mengatasi inflasi di Kota Tapis Berseri yaitu dengan membagikan ribuan bibit cabai kepada kelompok wanita tani (kwt).
"Total bibit cabai yang kita bagikan ke 6 kwt yang berada di 4 kecamatan yaitu sebanyak 1200 bibit," ujarnya, Selasa (5/12/2023).
Empat kecamatan tersebut yakni Sukabumi, Teluk Betung Selatan, Kedaton dan Tanjung Senang.
"Bukan hanya bibit cabai saja yang kita bagikan tapi ada juga terong, rampai. Selanjutnya yang kita bagikan 90 sachet benih tanaman hortikulturan, 60 karung pupuk, dan 60 karung media tanam," terangnya.
Baca juga : Inflasi Lampung November 2023 Sebesar 4,10 Persen, Tertinggi dalam Lima Bulan Terakhir
Upaya pemanfaatan perkarangan untuk menaman diharapkan mampu membantu warga dalam memenuhi kebutuhan pangan, sehingga mengurangi dampak inflasi.
Ia juga menjelaskan, harga cabai rata-rata nasional dengan harga cabai di pasar tradisional Kota Bandar Lampung hampir sama.
"Saat ini harga cabai merah nasional Rp71 ribu per kilogram sementara disini Rp70 ribu per kilogram," terangnya.
Lalu, komuditas beras rata-rata harga nasional sudah Rp15 sampai Rp16 ribu per kg. "Kita juga sama. Jika dibandingkan rata-rata nasional enggak spektakuler angka yang disajikan,” ungkap Yusuf.
Selain itu, Dinas Pangan juga sudah menggelar gerakan pangan murah yang menjual cabai dan beras. M Yusuf mengaku sudah 6 kali menggelar gerakan pangan murah.
"Untuk beras setiap bulannya kita bagikan dari Bapanas. Pemerintah Kota (Pemkot) Bandar Lampung juga membagikan beras kepada warga yang tidak mampu dan tidak mendapatkan beras dari Bapanas,” terangnya.
M Yusuf juga berharap adanya intervensi dari Pemerintah Pusat Dan Pemerintah Provinsi Lampung untuk mengatasi inflasi. Karena jelasnya, pihaknya sejauh ini telah seoptimal mungkin mengendalikan inflasi di Ibu kota Lampung ini.
"Akhir tahun seperti ini kami tidak bisa improvement. Kalau sudah darurat akan di take over oleh provinsi atau pusat,” katanya.
Sementara Kepala Dinas Perdagangan kota Bandar Lampung, Wilson Faisol mengatakan, dalam menurunkan inflasi pihaknya melakukan pemantauan harga bahan pokok di pasaran.
"Kami tim pangan daerah kemudian tim inflasi tetap berjalan memantau perkembangan harga bahan pokok," katanya.
Kemudian jelasnya, pihaknya juga akan memastikan berapa kenaikan harga bahan pokok yang dialami dipasaran dan stoknya juga ada atau tidak.
"Tapi yang kita cek stok dulu, kalau masalah kenaikan harga inikan kalau di hari-hari besar sudah otomatis. Namun yang pasti stoknya ini harus ada dulu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat," terangnya.
Sebelumnya, Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Moh. Edy Mahmud mengungkapkan, selain Bandar Lampung, kota dengan inflasi tertinggi lainnya adalah kota Gorontalo sebesar 0,98 persen, kota Sumenep dan kota Singaraja masing-masing 0,87 persen.
Lalu kota Timika 0,84 persen, dan kota Banjarmasin 0,81 persen. Sementara inflasi terendah dialami oleh kota Cirebon sebesar 0,16 persen.
Sementara itu, 11 kota lain justru mengalami deflasi atau penurunan tingkat harga barang dan jasa. Deflasi terjadi karena berkurangnya jumlah uang yang beredar sehingga daya beli masyarakat ikut turun.
Kota Tual misalnya, mencatatkan deflasi terdalam, yakni 0,51 persen, disusul oleh kota Waingapu 0,37 persen, kota Mamuju 0,28 persen, kota Tanjung Pandan 0,21 persen, dan kota Singkawang 0,01 persen pada November 2023. (*)
Berita Lainnya
-
RSUD Abdul Moeloek Gratiskan Layanan Mobil Jenazah untuk Peserta BPJS Kelas III
Selasa, 29 April 2025 -
RSUD Abdul Moeloek Gratiskan Layanan Mobil Jenazah untuk Peserta BPJS Kelas III
Selasa, 29 April 2025 -
Kupas Tuntas Grup Lepas Karyawan Terbaik Jadi PNS Kementerian Komdigi
Selasa, 29 April 2025 -
Sidang Korupsi Bendungan Margatiga, Tiga Saksi Mengaku Tidak Nikmati Uang Pencairan Jual Tanah
Selasa, 29 April 2025