• Minggu, 27 April 2025

Bantah SPBU Lakukan Kecurangan, Hiswana Migas Lampung: Sistem Pertamina yang Buruk

Kamis, 23 November 2023 - 19.29 WIB
597

Ilustrasi. Foto: Ekonomi-Bisnis.com

Sri

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Himpunan Wiraswasta Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Provinsi Lampung membantah adanya pernyataan dari PT Pertamina Patra Niaga yang menemukan ada 400 SPBU menyelewengkan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

Diketahui, bagi konsumen yang ingin membeli BBM bersubsidi harus pakai kode QR kendaraan yang terdaftar di sistem MyPertamina.

"Tidak ada SPBU melakukan kecurangan. Yang ada sistem mereka (MyPertamina) yang buruk, namun, permasalahan ini harus jelas jangan hanya mengekspos bahwa SPBU itu buruk," ujar Ketua Bidang SPBU DPC Hiswana Migas Lampung, Donny Irawan, Kamis (23/11/2023).

Donny Irawan menegaskan, jika SPBU terus disalahkan terkait adanya BBM subsidi yang diselewengkan.

"Sekarang kalau kita sepakati semua SPBU itu tutup semua bagaimana? Karena kita tidak nyaman dengan teman-teman Pertamina," ungkapnya.

BACA JUGA: Pertamina Temukan 400 SPBU Selewengkan BBM Bersubsidi, Blokir 260.000 Mobil di SPBU

Ia menuturkan bahwa sistem ini (MyPertamina) masih lemah, karena kode QR kendaraan ini bocor.

"Hal itu karena banyak oknum yang menggunakan nya. Mereka bisa menggandakan QR itu," terangnya.

"Contohnya saja mobil saya ini QR nya saja sudah digunakan oleh orang lain," timpalnya.

Ia mengklaim, dari 400 SPBU yang dinyatakan melakukan penyelewengan oleh PT Pertamina Patra Niaga untuk di Lampung belum ada.

"Kalau di Lampung tidak ada lah yang melakukan penyimpangan seperti itu," tegasnya.

Yang ada saat ini adalah masyarakat sulit mencari BBM bersubsidi sehingga menggunakan berbagai cara.

"Sekarang ini karena mereka tidak bisa mendapatkan BBM solar melakukan berbagai cara, salah satunya dengan penggandaan QR. Sehingga sistemnya ini lemah kan, Hiswana Migas Lampung kita menolak dikatakan SPBU melakukan kecurangan," jelasnya.

Selain itu terangnya, setiap minggu SPBU juga dilakukan pemeriksaan.

"Diperiksa setiap minggu seperti dagang narkoba saja. Minyak itu dibawa kemana kan bukan tanggungjawab SPBU. Jadi kita tidak nyaman pernyataan ratusan SPBU di Indonesia banyak yang menyalahgunakan," tandasnya. (*)