• Jumat, 29 November 2024

Terorganisir, ini Aturan Main Jaringan Narkoba Fredy Pratama 'The Secret'

Jumat, 15 September 2023 - 22.15 WIB
295

Fredy Pratama, DPO sindikat bandar narkoba terbesar di Indonesia. Foto: Ist.

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Jaringan narkoba Fredy Pratama ternyata menerapkan aturan main yang sangat ketat, rapi dan terorganisir untuk mengirimkan narkoba.

Tak tanggung-tanggung, salah satu sindikat bandar narkoba terbesar di Indonesia dengan BB disita sebanyak 10,2 Ton sabu dari Tahun 2020 hingga 2023 ini memiliki SOP yang harus dijalankan dan dipatuhi.

Adapun SOP tersebut diantaranya tidak memberikan nomor handphone, wajib memberikan nomor handphone pribadi ke operator, tidak memberitahu lokasi selain ke operator, tidak menggunakan sosial media, wajib memberikan kode ke operator jika ada masalah.

Kemudian, pesan hotel melalui Traveloka dan melakukan pembayaran melalui Alfamart, setiap check in ke hotel harus menginformasikan ke operator, setiap menggunakan ojek online harus di luar hotel, begitu juga jika ingin mendatangi hotel harus berhenti jauh dari hotel.

Menginap di hotel batas 3 hari dan tidak memesan wanita, tidak makan dalam bekerja (mengirimkan sabu), wajib video call jika akan mengirimkan sabu, disiapkan identitas palsu.

Lalu nomor rekening dibuatkan oleh operator, tidak boleh menggunakan ATM yang disiapkan operator untuk top e-wallet dan menarik uang wajib di ATM yang jauh dari hotel, tidak boleh di BRI Link.

"Jadi jaringan ini dikenal memiliki aturan yang ketat, mulai dari identitas diri, penggunaan nomor HP, komunikasi hingga pemesanan hotel. Bahkan para kurir dilarang menaikkan kendaraan ojek online di dalam area hotel, jadi harus di luar hotel dengan jarak 10-15 meter," kata Dirresnarkoba Polda Lampung, Kombes Pol Erlin Tangjaya, Jumat (15/9/2023).

Selain itu, para kurir dilarang memesan wanita selama menginap di hotel dan harus segera menghilangkan sim card jika mengalami kendala.

"Batas menginap mereka (kurir) di hotel maksimal 3 hari selepas itu pindah lagi," ucapnya.

Baca juga : AKP Andri Gustami Berperan Loloskan Pengiriman Sabu di Pelabuhan Bakauheni

Erlin mengungkapkan, sebelum para kurir mengirimkan barang, mereka (kurir) harus melakukan video call terlebih dahulu untuk menentukan sandi operasi terhadap operator.

"Pada proses komunikasi, jaringan ini menggunakan 3 aplikasi berbeda yakni Black Berry Messenger (BBM), Threema serta Wire," imbuhnya.

Untuk diketahui, Fredy Pratama merupakan orang Indonesia dari Kalimantan Selatan yang mengedarkan narkoba dari Thailand ke Indonesia.

Sejak Tahun 2014, Polri telah menetapkan Fredy Pratama sebagai buronan. Bahkan, Fredy telah memiliki nama julukan seperti The Secret, Cassanova, Air Bag dan Mojopahit.

Baca juga : Eks Kasat Narkoba Polres Lamsel Terlibat Jaringan Narkoba, Begini Respon Kapolri

Sebelumnya, Polda Lampung mengamankan 27 tersangka dan 329 Kg sabu dalam pengungkapan jaringan narkoba Fredy Pratama.

Salahsatunya, Muhammad Rivaldo Miliandri G Silondae alias Kif telah ditangkap oleh Ditresnarkoba Polda Lampung bersama tim gabungan Bareskrim Polri pada 3 Juli 2023 lalu.

Pria dengan code nama "Kif" dalam jaringan Fredy Pratama ini ditangkap di apartemen mewah miliknya di Johor Baru sekitar pukul 18.00 waktu Malaysia.

Selain itu, terdapat juga eks Kasatresnarkoba Polres Lampung Selatan, AKP Andri Gustami yang terlibat dalam jaringan narkoba Fredy Pratama dan berperan memuluskan pengiriman sabu di Pelabuhan Bakauheni. (*)