• Sabtu, 19 Oktober 2024

Peternak Ayam Petelur di Lampung Menjerit Jagung Langka

Senin, 11 September 2023 - 07.45 WIB
216

Peternak ayam petelur di Provinsi Lampung saat mengadu ke Ketua Komisi IV DPR RI Sudin. Foto: Dok.

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Peternak ayam petelur di Provinsi Lampung menjerit karena saat ini jagung langka. Jika pun ada harganya melambung tinggi.

Pemerintah menetapkan harga jagung Rp4.500 per kilogram (Kg), namun di pasaran harganya naik hingga Rp6.500 per Kg.

Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Petelur Nasional (PPN) Wilayah Lampung menemui Ketua Komisi IV DPR RI Sudin menyampaikan keluhannya terkait kelangkaan jagung untuk pakan ayam di Provinsi Lampung.

Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Petelur Nasional (PPN) Wilayah Lampung, Jenny Soelistiani mengatakan kelangkaan jagung untuk pakan ayam petelur memicu harga jagung di pasaran melambung tinggi.

"Jadi karena kelangkaan jagung ini harganya juga melambung tinggi. Yang biasanya harga normal sekitar Rp5.800 per kg, sekarang harganya sampai Rp6.800 per kg. Padahal pemerintah sudah ada harga acuan jagung sekitar Rp4.500 per kg. Namun fakta di lapangan saat ini Rp6.500, itupun tidak ada barangnya. Ini juga yang menjadi keluhan kami," kata Jenny saat menemui Sudin di Kantor DPD PDI Perjuangan Provinsi Lampung, pada Jumat (8/9/2023).

Menurutnya, langkanya jagung sebagai pakan ternak ini menyebabkan produksi telur menurun karena biaya operasional melambung naik.

"Sementara apabila harga telur dinaikkan ini juga menjadi masalah di pasar. Biasanya kalau terjadi kenaikan harga, pemerintah akan melakukan operasi pasar. Jadi saat ini posisi peternak ayam ini bingung, solusinya seperti apa dan bagaimana," ungkapnya.

Jenny mengatakan, dengan adanya permasalahan ini, pihaknya minta kepada Ketua Komisi IV DPR RI Sudin untuk bisa menyampaikan keluhan ini kepada pemerintah sehingga kebutuhan jagung untuk pakan ternak dapat tercukupi.

"Kami meminta kepada Pak Sudin supaya bisa menyampaikan keluhan ini kepada pemerintah untuk mencukupi kebutuhan jagung untuk pakan ternak kami terutama di bulan-bulan ini. Apakah nanti dengan melakukan impor atau ada upaya lain," katanya.

Jenny mengungkapkan, situasi musim kemarau berkepanjangan saat ini mengakibatkan tidak sedikit petani jagung yang mengalami gagal panen.

"Karena akibat kemarau yang berkepanjangan banyak petani jagung mengalami gagal panen. Karena kekurangan air produksi menjadi turun sehingga jagung susah ditemukan. Sedangkan rata-rata peternak di Lampung dalam satu bulan butuh sekitar 3.500 ton jagung untuk kebutuhan pakan ayam petelur,” jelasnya.

Jenny mengatakan, saat ini di Lampung anggota peternak ayam petelur yang bergabung dalam perhimpunan tersebut sekitar 2.000-an. Perhimpunan yang datang menemui Ketua Komisi IV DPR RI Sudin merupakan anggota yang mewakili dari banyaknya anggota yang tergabung untuk menyuarakan keluhan.

Menanggapi keluhan tersebut, Ketua Komisi IV DPR RI, Sudin mengucapkan terimakasih kepada perhimpunan peternak ayam petelur yang datang menyampaikan keluh kesahnya mewakili ribuan peternak di Provinsi Lampung.

"Informasi ini akan menjadi bahan masukan kami dengan pemerintah agar segera ditindaklanjuti permasalahan yang disampaikan tersebut. Karena ini juga menjadi persoalan masyarakat secara luas dan ini kaitannya dengan harga kebutuhan bahan pokok seperti telur di pasaran," kata Sudin.

Sudin memastikan, informasi kelangkaan pakan jagung tersebut akan ditindaklanjuti di Komisi IV DPR RI. "Kita upayakan jangan sampai persoalan ini memberatkan masyarakat, akan segera ditindaklanjuti oleh Komisi IV DPR RI bersama pemerintah terkait," tandasnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi II DPRD Provinsi Lampung, I Made Bagiasa mengatakan, El Nino memiliki dampak besar terhadap semua sektor tidak terkecuali pertanian.

Ia mengatakan, mahalnya harga jagung saat ini karena adanya dampak El Nino sehingga petani banyak yang tidak mendapatkan pasokan air.

"Harga jagung mahal karena sekarang ini musim kemarau, jadi petani banyak yang gagal panen karena tanamannya tidak mendapatkan cukup air," katanya, Minggu (10/9/2023).

Menurutnya, dengan mahalnya harga jagung akan berdampak pula terhadap kenaikan harga telur di pasaran. Ia menegaskan, Komisi II DPRD Lampung telah meminta kepada Badan Anggaran (Banggar) dapat mengalokasikan anggaran pada APBD Perubahan 2023 untuk bantuan kepada para petani.

"Komisi II kemarin meminta kepada Banggar agar para petani ini dibantu. Diberi sumur bor atau embung sehingga bisa mendapatkan pasokan air yang cukup," jelasnya. (*)

Artikel ini telah terbit pada Surat Kabar Harian Kupas Tuntas Edisi Senin, 11 September 2023 dengan judul "Peternak Ayam Petelur di Lampung Menjerit Jagung Langka"