• Sabtu, 20 April 2024

Petani Kedelai di Tanggamus Minta Jaminan Harga, Mendag Zulhas Janji Segera Rumuskan Harga Rp 15.000 per Kg

Minggu, 04 Juni 2023 - 20.09 WIB
167

Mendag Zulhas, Mentan Syahrul Yasin Limpo, Ketua komisi IV DPR RI Sudin dan Gubernur Lampung Arinal saat melakukan penanaman kedelai di Umbul Solo Tanggamus. Foto: Istimewa.

Kupastuntas.co, Tanggamus - Petani di Umbul Solo, Pekon Banjarmasin, Kecamatan Bulok, Kabupaten Tanggamus, mengaku kesulitan meningkatkan produksi kedelai disebabkan sulitnya mendapatkan benih unggul dan tidak adanya jaminan harga.

Menurut petani, ketersediaan benih unggul yang bersertifikat menjadi salah satu penyebab menurunnya produktifitas tanaman kedelai. Sejauh ini mereka hanya menggunakan benih sembarangan yang tersedia, salah satunya varietas Wilis yang harganya mahal.

"Produksi kedelai di sini paling tinggi 1,5 sampai 3 ton per hektar. Ini jelas masih jauh dari harapan, dan dari hasil yang sudah dijual terus terang kami rugi, " kata Gimin (45), salah seorang petani kedelai di Umbul Solo.

Selain itu lanjut Gimin, persoalan selanjutnya yang selalu dihadapi petani adalah tidak adanya ketidakpastian harga. Untuk itu mereka meminta agar harga pokok penjualan (HPP) kedelai bisa ditinjau kembali oleh pemerintah. Dengan adanya jaminan harga, maka petani sanggup meningkatkan produktivitasnya. 

"Selama ini kan harga jual kedelai sangat rendah, pernah Rp5 ribu, Rp6 ribu, dan baru-baru ini Rp10 ribu per kilogram. Harga ideal yang kami harapkan Rp15 ribu," ujar Gimin.

Baca juga : Kunjungi Tanggamus, Mendag Zulhas Traktir Ibu-ibu Minyak Goreng

Hendri, petani lainnya meminta pemerintah turun tangan memberikan jaminan harga kedelai untuk keberlanjutan produksi kedelai lokal.

Sebab selama ini hasil panen kedelai hanya mampu memberikan balik modal tanpa keuntungan hal itu disebabkan harga yang sangat murah sementara biaya produksi termasuk pupuk yang tinggi.

"Selama ini kan harga jual kedelai sangat murah, kalah dengan komoditas lain. Paling tinggi sekitar Rp10.000 per kilogram," kata Hendri.


Ia menjelaskan, produksi kedelai maksimal yang diperoleh dalam satu hektar sebanyak 1,5 ton per hektar. Dengan kalkulasi harga jual saat ini rata-rata Rp10.000 per Kg, maka pendapatan petani hanya sebesar 15 juta untuk satu hektar. Pendapatan tersebut merupakan pendapatan maksimal jika hasil panen tidak ada gangguan.

"Tapi yang harus diketahui, pendapatan segitu belum termasuk modal yang dikeluarkan dari kebutuhan sarana prasarana hingga biaya buruh bisa menghabiskan semua pendapatan," terangnya.

Baca juga : Sudin Ingatkan Gubernur Lampung Arinal untuk Tingkatkan Produktivitas Pertanian di Lampung

Tidak itu saja, para petani juga mengaku ada perlakuan beda dari pengrajin tempe dan tahu, dimana mereka selalu membeda-bedakan antara kedelai lokal dan impor.

"Karena bulir kedelai impor besar dan kandungan ampas kedelainya. Jadi kedelai lokal selalu kalah dengan kedelai impor," ujarnya. 

Persoalan lain yang juga dihadapi petani adalah sulitnya memperoleh pasokan air untuk tanaman kedelai, khususnya di musim kemarau, apalagi ladang mereka jauh dari sumber air.

Padahal pasokan air yang cukup sangat penting untuk meningkatkan produktivitas tanaman titik jika air mencukupi penanaman di kawasan tertentu bisa dimaksimalkan.

"Kami sangat membutuhkan bantuan pembuatan sumur bor. Dengan ketersediaan air yang cukup dari sumur bor, diharapkan produksi hasil pertanian bukan hanya kedelai tapi tanaman hortikultura lainnya," kata Darno, petani lainnya.

Baca juga : Pemerintah Lebih Banyak Impor Kedelai, Mentan RI Sahrul Beberkan Alasannya

Menanggapi hal itu, Menteri Perdagangan (Mendag), Zulkifli Hasan (Zulhas) berjanji jika pemerintah akan segera merumuskan harga kedelai di tingkat petani sebesar Rp15.000 per kilogram.

"Pemerintah nanti akan merumuskan bagaimana agar hasil panen kedelai petani dibeli dengan harga Rp15.000 per kilogram," kata Zulhas, didampingi Mentan Syahrul Yasin Limpo, Ketua komisi IV DPR RI Sudin dan Gubernur Lampung Arinal Junaidi, di sela-sela acara penanaman kedelai di Umbul Solo, Pekon Banjarmasin, Kecamatan bolok, Kabupaten Tanggamus pada Jumat 2 Juni 2023.

Dikatakan Zulhas, dengan harga kedelai Rp15.000 per kilogram sudah memberi keuntungan bagi para petani. Hal itu tentunya hasil produksinya harus dijaga.

"Bibitnya juga harus bagus. ketika panen dibeli Rp15.000 kalau Rp10.000 tentu petani rugi, lebih baik tanam yang lain," ungkapnya.

Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) sekaligus Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDI Perjuangan Provinsi Lampung, Sudin, mengingatkan Gubernur Lampung Arinal Djunaidi agar terus berupaya meningkatkan produktivitas hasil pertanian kedelai di Provinsi Lampung.

Selain itu, Sudin juga mengingatkan agar produksi kedelai tidak dibeli dengan harga yang murah pada tingkat petani.

"Pak Gubernur saya ingatkan jangan hanya tagline saja hari ini besok langsung selesai saya tidak mau, tapi ini lah awal dari permulaan tanam kedelai yang produktif di Lampung. Apabila produksinya dibeli dengan harga yang murah saya akan komplain karena kebetulan hari Senin saya akan rapat kerja dengan Badan Pangan Nasional," kata Sudin, saat kegiatan tanam kedelai di Pekon (Desa) Banjarmasin, Kecamatan Bulog, Jumat (2/06/2023). (*)


Video KUPAS TV : Cerita Jamaah Haji, Naik Kursi Roda Hingga Tangis Haru Berpisah dengan Keluarga