• Selasa, 01 Oktober 2024

Viral Penganiayaan Anak di Metro, Dinas PPA: Sosialisasi Kalah Dengan Gadget

Jumat, 31 Maret 2023 - 15.47 WIB
1.4k

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan keluarga berencana (DP3AP2KB) Kota Metro, Wahyuningsih. Foto: Arby/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Metro - Kasus penganiyaan anak oleh wali murid temannya yang viral lantaran dilakukan dilingkungan sekolah, kini berbuntut panjang. Peran Pemerintah Kota (Pemkot) Metro melalui Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait dalam melakukan sosialisasi dinilai kurang efektif.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan keluarga berencana (DP3AP2KB) Kota Metro, Wahyuningsih menyebut bahwa kejadian yang menggegerkan warga Metro itu bukan lantaran minimnya sosialisasi yang dilakukan, melainkan pengaruh smartphone alias gadget.

"Bukan kurang efektif, tapi kalah dengan gadget, dengan semua kekerasan yang ada di dalam gadget. Itu pengaruhnya sangat luar biasa untuk anak. Maka kita harus bijaksana menggunakan gadget itu, orangtuanya harus juga mengontrol," cetusnya saat dikonfirmasi awak media melalui sambungan telepon, Jum'at (31/3/2023).

BACA JUGA: Aniaya Pelajar SD Hingga Pingsan, Seorang Sopir di Metro Ditangkap Polisi

Wahyuningsih berjanji, pihaknya bakal melakukan penekanan melalui sosialisasi yang akan dilakukan kedepannya. Dirinya menegaskan bahwa orangtua maupun wali murid harus menerima pemahaman dan pendidikan dalam mengawasi tumbuh kembang anak.

"Kedepan itu yang harus kita tekankan lagi, dalam sosialisasi nantinya akan kita tekankan bahwa peran orangtua itu harus benar-benar dapat berbarengan. Disekolah dan dirumah pun harus dapat di kontrol. Pendidikan parenting untuk orang tua si anak itu kan sangat penting," ujarnya.

Kadis DP3AP2KB Kota Metro tersebut menerangkan bahwa pihaknya telah melakukan sejumlah upaya dalam menanggapi persoalan penganiayaan siswa SDN 5 Metro Timur tersebut.

"Ini kan kita sudah ada tim, kalau ada kasus-kasus begitu kan antara UPTD PPA kami dengan LPAI dan dengan Kanit PPA. Sementara seperti itu yang sudah kita upayakan, gitu. Anaknya kemarin itu sih baik-baik saja dan belum perlu pendampingan, psikolog klinis juga dia belum memerlukan itu," ungkapnya.

Meskipun begitu, jika korban kekerasan tersebut memerlukan pendampingan pihaknya siap memberikan pelayanan tersebut sesuai permintaan keluarga korban.

"Cuma nanti kalau dia memang merasa perlu nanti dia akan menghubungi kami, seperti itu. Kontak person nya sudah ada," ucapnya.

Sementara saat dimintai tanggapan terkait dengan lingkungan sekolah yang diduga tidak ramah anak sehingga menyebabkan aksi penganiayaan tersebut terjadi, Wahyuningsih menegaskan bahwa telah ada upaya dari para guru.

"Ya sebenarnya mungkin guru sudah berupaya, cuma anak ini kan terprovokasi dengan anak diluar sekolah itu yang membuat mereka itu ada niat untuk nakal. Kalau dari cerita si anak ini kemarin, ya seperti itu. Jadi ya namanya anak-anak kecil itu kan ikut-ikutan saja. Padahal mereka tidak tahu tawuran itu efeknya apa. Nah inilah perlunya sekolah ramah anak untuk kedepannya. Agar dapat meminimalisir kejadian ini supaya tidak terulang," jelasnya.

Ia menceritakan, sebelumnya DP3AP2KB Kota Metro telah intens melakukan sosialisasi terkait dengan antisipasi kekerasan terhadap anak dilingkungan sekolah.

"Kalau sosialisasinya kita sudah lakukan, kemarin itu kalau khusus untuk perlindungan anak narasumbernya langsung Bu Kapolres saat itu ibu Yuni dengan ibu Kajari," kata dia.

"Kita sekarang dari PPPA itu ada program untuk sekolah ramah anak, nah kita berharap karena disitu nanti ada anti bullying, dan itulah upaya kami kalau sekolah itu sudah masuk sekolah ramah anak, kita meminimalisir kejadian yang seperti ini," imbuhnya.

Dirinya menilai, pengaruh gawai sangat besar dalam mempengaruhi emosi anak. Untuk itu, dirinya mengajak peran semua pihak agar peristiwa kekerasan terhadap anak di Metro tidak kembali terjadi. Terlebih, Metro kini berstatus Kota Layak Anak (KLA).

"Itu sudah kita lakukan, tapi anak-anak itu dari nonton di gadget itu pengaruhnya juga besar. Itulah maka peran orangtua juga sangat besar. Bagaimana menggunakan gadget itu hanya untuk hal-hal yang terbatas. Nah itulah sosialisasi yang kita lakukan kedepan ini untuk parenting juga kita perlukan. Bukan hanya anak, tapi juga peran orangtuanya," tandasnya. (*)