Soal Kuota Pupuk Bersubsidi, Ini Kata Gapoktan di Way Panji Lamsel

Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Makmur Sejati di Desa Sidomakmur, Kecamatan Way Panji, Kabupaten Lampung Selatan, Joko. Foto: Handika/Kupastuntas.co
Kupastuntas.co,
Lampung Selatan - Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Makmur Sejati di Desa
Sidomakmur, Kecamatan Way Panji, Kabupaten Lampung Selatan (Lamsel) menyuarakan
kurangnya kuota pupuk bersubsidi untuk para petani.
Ketua
Gapoktan Makmur Sejati, Joko menjelaskan, penilaiannya terkait kurangnya pupuk
subsidi bergantung pada petani itu sendiri dan para pemangku kepentingan.
"Masalah pupuk ini, memang untuk mengatasi cukup dan tidaknya tergantung langkah dari petani dan pelaku-pelaku utamanya. Menurut saya seperti itu," kata Joko saat dikonfirmasi, Rabu (8/3/2023).
BACA
JUGA: Dinas
TPH-Bun Sebut Jatah Pupuk Subsidi di Lamsel Masih Kurang
Joko
melanjutkan, cukup tidaknya kebutuhan pupuk untuk petani ternyata ada andil
peran dari pengurus-pengurus kelompok tani.
"Artinya
begini, kalau turun di masyarakat pasti bilang tidak cukup (pupuk subsidi)
karena di waktu butuh tidak ada pupuk. Cuma, ada juga diantara mereka yang
bilang bahwa saya cukup kok untuk tahun ini karena dia punya langkah bahwa
sebelum dia membutuhkan dia sudah menyiapkan kebutuhan itu. Tapi kalau menurut
saya dari pendapat petani, selalu teriakannya kurang (pupuk subsidi),"
imbuhnya.
Pengawasan dari Dinas terkait juga dikritisi oleh Joko, pasalnya dari pengawasan yang ada belum mampu memenuhi kebutuhan pupuk bersubsidi.
BACA
JUGA: Polisi
Bongkar dan Sita 10 Ton Pupuk Oplosan di Palas Lamsel
"Kalau
yang sudah, kami pernah rapat di BPP terkait dengan masalah pupuk bersubsidi.
Cuma, kalau petani menilai kayaknya tidak selesai dengan pengawasan-pengawasan
karena itu tadi jeritan dari petani masih kurang jadi tindakan dari pengawasan
itu apa," ujar Joko.
Ditanya
soal kasus pengoplosan pupuk yang terjadi di Desa Tanjung Sari, Kecamatan Palas
dan telah diungkap oleh kepolisian, Joko menyebut ada dua faktor penyebab.
"Pandangan
saya, adanya pembuat pupuk oplosan yang pertama dia mungkin membaca kurangnya
pupuk dari masyarakat. Kedua, mungkin tergiur dengan kencangnya harga pupuk
ataupun kebutuhan pupuk sehingga dia tidak memikirkan ini benar atau tidaknya
yang jelas dia dapat penghasilan," cetusnya.
Disinggung
harapan kelompok tani yang ada di Desa Sidomakmur, Joko menyampaikan hal ini.
"Harapan
dari petani khususnya saya mewakili mereka, yang jelas ingin sekali bahwa untuk
pengiriman pupuk khususnya di Sidomakmur dalam satu bulan itu total berapa
terus untuk jatah di Desa Sidomakmur itu berapa. Sehingga, kami bisa
mengkalkulasi ketika ada 16 kelompok tani dalam satu bulan itu keluar berapa
diakurkan dengan penerimaan itu sinkron tidak," harap Joko di penghujung
pembicaraan. (*)
Berita Lainnya
-
12 Tahun Tak Bawa Perubahan, Kepsek SDN 2 Talang Jawa dan Guru ‘Hantu’ Diminta Mundur
Rabu, 17 September 2025 -
Jasad Nelayan di Perairan Lamsel Ternyata Korban Kecelakaan Ditabrak Kapal Tongkang
Rabu, 17 September 2025 -
Mayat Bayi Laki-Laki Ditemukan dalam Plastik Merah di Perkebunan Karet Jati Agung
Selasa, 16 September 2025 -
Nelayan Asal Banten Ditemukan Meninggal Dunia di Perairan Pulau Sebesi Lamsel
Selasa, 16 September 2025