• Kamis, 18 April 2024

Massa Aksi Ricuh, Walikota Metro Sepakati Penolakan Kenaikan BBM

Senin, 19 September 2022 - 14.04 WIB
3k

Walikota Metro Wahdi saat menemui massa aksi. Foto: Arby/kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Metro - Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Organisasi Kepemudaan (OKP) se-Kota Metro melakukan aksi demo menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), Senin (19/9/2022).

Dari pantauan Kupastuntas.co ratusan massa aksi memulai orasinya dari simpang Masjid Taqwa Metro menuju bundaran Tugu Pena di Metro Pusat. Para peserta aksi menyampaikan aspirasi dengan menduduki bundaran tugu Pena dan membakar ban bekas sebagai bentuk protes atas kenaikan harga BBM bersubsidi.

Aksi massa selanjutnya dilakukan di kantor Pemerintah Kota (Pemkot) Metro. Disana ratusan mahasiswa peserta aksi disambut dengan kawat berduri tepat di depan gerbang kantor Pemkot Metro.

Dalam unjuk rasa tersebut, sempat terjadi kericuhan dan saling dorong antara mahasiswa dan aparat keamanan yang mengakibatkan dua mahasiswa menjadi korban dugaan pemukulan yang dilakukan oleh seseorang.

Baca juga : Kawat Berduri Dipasang di Depan Gedung Pemkot Metro Jelang Demo Kenaikan BBM

Pengunjukrasa yang geram mengetahui rekannya terluka, langsung bertindak dengan kembali membakar ban bekas di depan gerbang kantor Pemkot Metro.

Mahasiswa meminta Walikota Metro, Wahdi berdialog secara damai dengan membuka kawat berduri serta gerbang kantor Pemkot Metro.

Salah seorang mahasiswa dalam orasinya menyebut bahwa pemasangan kawat berduri untuk menghalau pengunjukrasa merupakan sejarah pertama selama aksi demonstrasi di Kantor Pemkot Metro.

"Hari ini sejarah terbesar di Kota Metro, kawat berduri dibuka tapi kami ditumburkan dengan saudara-saudara kami aparat Kepolisian. Mereka tidak tau apa-apa, bahkan hati nuraninya pun sangat menolak dengan kenaikan BBM," kata Ridho Sahputra, salah seorang orator dalam aksi demonstrasi tersebut.

"Hari ini kami disini untuk menegakkan kepentingan rakyat atas kebijakan pemerintah yang tidak pro rakyat," imbuhnya.


Ketua HMI Cabang Metro, Chairul Aji juga mengungkapkan bahwa sempat terjadi aksi saling dorong dan pukul memukul selama penyampaian aspirasi berlangsung.

"Tadi sempat ada dorong mendorong, pukul memukul dengan tongkat kepolisian, kemudian tameng kepolisian sedangkan kami tidak membawa senjata apa-apa. Jadi tidak fair lah itu. Seharusnya pihak kepolisian itu lebih humanis dalam mengawal aksi damai ini," cetusnya.

Dalam aksi tersebut, Walikota Metro Wahdi beserta jajaran Pemkot setempat menemui peserta aksi sebanyak tiga kali. Pertama, Walikota mencoba berdialog dengan dibatasi kawat berduri. 

Kemudian, Walikota masuk ke kantor Pemkot dan memicu aksi yang berujung pada kericuhan. Kemudian Walikota kembali menemui peserta aksi dengan naik ke atas mobil komando.

Selanjutnya, ratusan mahasiswa yang meminta berdialog di dalam lingkungan kantor Pemkot Metro itupun dikabulkan. Walikota bersama petugas keamanan mempersilahkan para peserta aksi untuk masuk lingkungan kantor Pemkot Metro.

Baca juga : Breaking News, Demo Mahasiswa di Pemkot Metro Ricuh, Ketum HMI Terluka

Untuk diketahui, aksi aliansi BEM dan OKP se Kota Metro itu diikuti oleh HMI, SAPMA-PP, Senat Fakultas Syariah, Stisipol Dharmawacana, BPM Fakultas Hukum UM Metro, Senat Fakultas Hukum UM Metro, Dema FUAD, Himahes, HTN Syariah, Dema Fakultas Syariah.

Walikota Sepakati Penolakan Kenaikan BBM

Setelah aksi demo yang berujung pada kericuhan di Kantor Pemerintah Kota (Pemkot) Metro, Walikota Metro Wahdi menyepakati penolakan atas kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) oleh Pemerintah Republik Indonesia, Senin (19/9/2022).

Dukungan penolakan atas kenaikan BBM tersebut ditandai dengan penandatanganan lembar tuntutan mahasiswa atas nama Walikota Metro, Wahdi.

"Terimakasih, apa yang sudah disampaikan oleh aliansi. Yang pertama tentu menuntut pemerintah pusat untuk mencabut keputusan kenaikan BBM bersubsidi yang dilakukan pada tanggal 3 September 2022," ucapnya.


Yang kedua, menuntut pemerintah untuk menunda proyek strategis nasional dan mengalihkan anggaran ke subsidi BBM. Tentu saya akan sampaikan dan akan saya tandatangani," tambahnya.

Dari pantauan Kupastuntas.co, Walikota Metro menandatangani petisi penolakan kenaikan BBM tersebut di teras ruang kantor Walikota yang juga disaksikan para peserta unjukrasa.

Usai penandatanganan dukungan penolakan kenaikan BBM tersebut, para peserta unjukrasa membubarkan diri masing-masing.

BBM Tidak Turun, Mahasiswa Ancam Gelar Demo Kembali

Usai aksi demo dan penandatanganan dukungan penolakan kenaikan BBM yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Pemkot, ratusan mahasiswa mengancam akan kembali menggelar aksi demonstrasi jika tuntutannya tidak dikabulkan.

Ketua HMI Cabang Metro, Chairul Aji menerangkan dua hal yang dituntut para pengunjukrasa. Mulai dari pencabutan harga BBM yang melambung tinggi hingga menunda proyek strategis nasional.

"Tuntutan kita hanya dua, pertama tentu menuntut pemerintah pusat untuk mencabut keputusan kenaikan BBM bersubsidi yang dilakukan pada tanggal 3 September 2022. Dan yang kedua, menuntut pemerintah untuk menunda proyek strategis nasional dan mengalihkan anggaran ke subsidi BBM," terangnya dalam sesi wawancara bersama awak media, Senin (19/9/2022).

Dalam kesempatan itu, Ketua HMI tersebut juga menerangkan bahwa Pemerintah Kota (Pemkot) Metro telah mendukung pencabutan harga BBM yang naik.

"Kami juga tadi meminta kepada bapak walikota untuk juga membuat pernyataan bahwasanya pemerintah Kota Metro yang diwakili bapak Walikota itu juga turut menolak, dan tadi beliau sudah tandatangani itu dan tuntutan kita akan disampaikan ke pemerintah Pusat," ujarnya.


Selain itu, Chairul Aji juga berencana untuk melakukan pengkajian sebelum melaporkan insiden pemukulan yang dialaminya ke pihak berwajib.

"Kita akan kaji dulu dengan teman-teman, kita akan lihat adakah teman-teman yang lain yang menjadi korban pemukulan. Tidak hanya saya, ada dua mahasiswa yang juga menjadi korban pemukulan. Mahasiswa bagian dari kita juga," ungkapnya.

Ia berharap aparat Kepolisian dapat lebih humanis dalam mengawal proses demokrasi melalui aksi-aksi unjukrasa yang dilakukan mahasiswa.

"Selama ini terkadang memunculkan keributan itu adalah dari pihak kepolisian sendiri. Kenapa aksi damai kami terkadang barikade dan tameng-tameng itu memunculkan keributan," bebernya.

Pihaknya juga berjanji akan kembali menggelar aksi serupa jika BBM tak kunjung turun. Demonstrasi selanjutnya akan diikuti oleh lebih banyak peserta.

"Kami akan kawal ini sampai turun, kalau tidak maka kemungkinan kami akan turun di jilid selanjutnya," tandasnya. (*)