• Minggu, 29 September 2024

Curhatan Pilu Keluarga Rio: Kecewa Dihubungi Pihak Lapas Ketika Korban Sudah Sekarat

Rabu, 13 Juli 2022 - 14.04 WIB
192

Prosesi pemakaman jenazah korban Rio yang dimakamkan di TPU Darussalam, Langkapura, Bandar Lampung pada Rabu, 13 Juli 2022 pukul 11.50 WIB. Diantar oleh keluarga dan warga sekitar. Foto: Martogi/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Keluarga Rio Febrian (17) warga binaan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) kelas II A Lampung, warga Jalan Imam Bonjol, Gg Sultan Anom, Langkapura, Bandar Lampung kecewa dengan pihak lapas karena baru dikabarkan ketika Rio sudah sekarat.

Kesedihan itu terlihat dari raut wajah keluarga dan pelayat yang ikut mengiringi proses pemakaman almarhum Rio Febrian di TPU Darussalam, Langkapura, Bandar Lampung pada Rabu, (13/7/2022) sekitar pukul 11.50 WIB.

Rio Febrian sendiri terjerat kasus kenakalan remaja beberapa bulan lalu dan sudah menjalani hukuman selama 45 hari di LPKA Kelas II A Lampung.

Sahabat RF,  Eko mengatakan RF dikenal sebagai orang yang ramah dan sopan. "Baik orangnya, di sekolah saya sering belajar sama dia," katanya, Rabu (13/7/2022).

Baca juga : Napi Anak di Lampung Tewas Diduga Dikeroyok, Kemenkumham Lampung Akan Selidiki

Sementara itu, kakak Rio, Andrian Saputra mengatakan ada banyak kejanggalan yang membuat adik kandungnya tewas, pasalnya ditemukan beberapa luka lebam di tubuh korban.

"Kami ditelpon pihak lapas untuk datang, infonya adik kami (RF) sakit. Waktu itu kami ditemui sama Pak Andika, Kepala Keamanan. Dia (Andika) bilang sesuatu yang janggal itu tanpa sepengetahuan lapas," katanya usai pemakaman, Rabu (13/7/2022).

Andrian juga sangat kecewa dengan pengawasan LPKA Kelas II A Lampung yang terbilang lalai dan membuat nyawa adiknya melayang. "Kami sangat kecewa dengan kejadian yang menimpa adik kami," ujarnya.

BACA JUGA: RSUDAY Metro Beberkan Kronologi Penanganan Napi Anak yang Meninggal

Ia juga kecewa dengan pihak lapas yang baru menghubungi keluarga disaat Rio sudah dalam keadaan sekarat.

"Kami bertanya-tanya kenapa baru dikabari setelah adik kami sekarat, sudah duduk di kursi roda dan tidak bisa berbicara. Adik kami juga mengaku tidak diberi makan saat dijenguk minggu lalu," ucapnya.

Ketika menjenguk korban di lapas, pihak keluarga juga sempat bertemu dengan empat warga binaan yang diduga melakukan penganiayaan terhadap Rio.

"Mereka mengakui bahwasannya memukuli adik kami hingga sekarat, namun alasannya tidak diberitahu, saat itu disaksikan oleh keluarga dan Pak Andika," Pungkasnya. (*)

Video KUPAS TV : Proyek Ribuan Hektar di Lampung Selatan Terbengkalai