Diberitakan Kualitas Udara di Bandar Lampung Buruk, Begini Respon Pemkot

Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandar Lampung Riana Afriana, saat memberi keterangan kepada wartawan. Foto: Sri/Kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Bandar
Lampung - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandar Lampung mengajak masyarakat untuk
dapat menjaga kualitas udara di kota setempat, dengan berperan aktif mengurangi
emisi melalui perubahan perilaku sehari-hari.
Plt Kepala Dinas
Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandar Lampung Riana Afriana, mengatakan per hari
ini, Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) Kota Bandar Lampung berada di angka
57 yang artinya ini masih sedang.
Menurutnya, angka
itu berdasarkan pengukuran oleh alat yang dimiliki Pemkot, yaitu Air Quality
Monitoring System (AQMS). Dimana stasiun pemantauan kualitas udara ambien (sekeliling)
secara kontinyu (24 jam).
"Maka
masyarakat diimbau untuk ikut berperan dalam mengurangi emisi, yaitu melalui
perubahan perilaku masyarakat yang dapat mempengaruhi kualitas udara,"
ujarnya, saat dikonfirmasi, Selasa (5/7/2022).
BACA JUGA: Udara
Kota Tidak Sehat, Walhi: Warning Bagi Pemkot
Lanjutnya,
masyarakat bisa mengurangi pemakaian kendaraan bermotor, dan lebih memilih naik
bus atau angkot daripada membawa kendaraan pribadi dan lain sebagainya.
Diberitakan
sebelumnya oleh Kupastuntas.co, sebuah rilis data dari perusahaan teknologi
kualitas udara yang berbasis di Swiss, IQAir terhadap 10 besar peringkat udara
di tanah air Minggu (3/7). Dimana lembaga yang memantau kualitas udara di dunia
secara real time itu, menempatkan Bandar Lampung pada peringkat 4 kualitas
udara tidak sehat dengan AQI US 157.
Menurut Riana, data
itu belum tentu valid. Hal itu menurutnya, metodelogi atau teknologi yang IQ Air
gunakan adalah dengan low cost sensor. Alat tersebut tidak bisa membedakan
antara partikel air dan debu tidak dapat mengontrol masuknya uap air ke dalam
alat sehingga diukur sebagai partikulat.
"Sehingga data
yang ada belum tentu menggambarkan keadaan sebenarnya. Karena ini perlu adanya
standarisasi metodelogi pemantauan, teknologi alat pantau, penentuan titik
pantau, perhitungan serta pembangunan sistem data yang baik. Sehingga
menghasilkan data pemantauan kualitas udara yang valid dan berkualitas,"
ungkap Riana.
Namun demikian kata
dia, permasalahan kualitas udara ini juga bukan hanya menjadi permasalahan kota
Bandar Lampung, tapi juga di beberapa kota lainnya.
Pasalnya, perubahan
kualitas udara sangat sulit diprediksi karena banyak faktor yang mempengaruhi,
seperti banyaknya sumber pencemar, meteorologi maupun reaksi alam.
"Penurunan kualitas udara yang terjadi berlangsung secara periodik di bulan Mei-Agustus setiap tahunnya. Hal tersebut dikarenakan pm2,5 dan ozon tidak hanya dari emisi, namun terdapat faktor reaksi kimia di atmosfer. Sehingga mempengaruhi besar konsentrasi pada waktu tertentu di daerah tropis," tutupnya. (*)
Video KUPAS TV : Beri Kado HUT Metro | Warga Timbun Lubang Jalan Budi Utomo
Berita Lainnya
-
Pelantikan Kepala Daerah, Polisi di Bandar Lampung Patroli di Kantor Pemerintah Hingga Kediaman Kada
Kamis, 20 Februari 2025 -
Resmi Dilantik, Berikut Harta Kekayaan 15 Kepala Daerah se-Lampung
Kamis, 20 Februari 2025 -
Polda Lampung Musnahkan Barang Bukti Narkotika Senilai Rp 10,7 Miliar
Kamis, 20 Februari 2025 -
Emersia Hotel & Resort Bandar Lampung Gelar Test Food Iftar Ramadan Package 'The Journey of Ramadan'
Kamis, 20 Februari 2025