Udara Kota Tidak Sehat, Walhi: Warning Bagi Pemkot

Ilustrasi
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Perusahaan teknologi kualitas udara
yang berbasis di Swiss, IQAir, merilis 10 besar peringkat udara di Tanah Air
melalui situs IQAir.com, Minggu (3/7). Lembaga yang memantau kualitas udara di
dunia secara real time itu, menempatkan Bandar Lampung pada peringkat 4
kualitas udara tidak sehat.
Dalam rilis, IQAir menyebut Cileungsir, Jawa Barat, sebagai
peringkat pertama dengan polusi AQI US 172. Diperingkat kedua, ada Pasar Kemis,
Jawa Barat, dengan AQI US 169.
Sementara peringkat ketiga Kabupaten Serang Banten dengan AQI US
polusinya 160. Di susul Bandar Lampung dengan AQI US 157.
Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandar Lampung, Veni
Devialesti, mengaku belum bisa menjawab secara teknis terkait buruknya udara di
Bandar Lampung.
Menurutnya, Kepala Bidang (Kabid) yang membawahi urusan tersebut lebih
bisa menerangkan. “Saya tidak bisa menjawab secara teknis,” ungkapnya.
Hanya saja, Veni menilai banyaknya warga yang masih bakar sampah
sembarangan bisa menjadi penyebab. Selain itu, ia menilai dibutuhkan lebih
banyak penghijauan lagi.
Sementara Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Lampung mengatakan
Pemkot harus menyediakan alat peringatan dibeberapa lokasi keramaian di Kota
Bandar Lampung.
"Membangun sumber informasi terkait dengan indeks pencemaran udara
di pusat kota, dan beberapa titik di Provinsi Lampung itu penting. Karena,
selama ini tidak ada yang disediakan pemerintah, kita hanya melihat indeks
pencemaran udara itu dari pihak ketiga atau lembaga non pemerintah," ujar
Direktur Walhi Lampung, Irfan Tri Musri.
Menurut Irfan, sudah dua hari terakhir Bandar Lampung dihadapkan pada
situasi cuaca yang berkabut. Menurutnya, hal itu dapat membuat masyarakat
menjadi bertanya-tanya apakah memang itu benar kabut karena pengaruh cuaca
curah hujan, atau justru kabut hal lain.
"Karena kalau kita melihat kualitas udara yang dirilis dari
aplikasi yang tersedia itu berada di atas angka 150-an indeksnya," kata dia.
Oleh karenanya, Irfan menilai peringkat tersebut merupakan warning bagi
Pemerintah Kota Bandar Lampung, khususnya Provinsi Lampung.
Dijelaskannya, indeks pencemaran kualitas udara itu dipengaruhi oleh
PM.25 yang disebabkan oleh beberapa faktor. Di antaranya, emisi dari pembangkit
listrik terutama PLTU, lalu publik dan juga emisi kendaraan bermotor yang ada.
Ia menambahkan, di beberapa wilayah yang rawan terjadi pencemaran udara,
tersedia papan informasi untuk memonitoring hal itu.
"Kalau pemerintah telah memiliki sistem peringatan dini dengan
memasang papan peringatan dini yang akurat, tentunya itu bisa menjadi warning
bagi pemerintah maupun masyarakat umum yang akan melakukan aktivitas di luar
ruangan. Karena ketika kualitas udara tiba pada level yang tidak sehat ini
tentu berpotensi sangat berbahaya bagi kesehatan, terutama kelompok rentan.
Seperti balita, lansia dan orang yang memiliki penyakit pernapasan,"
ungkapnya.
Karena, di beberapa kota yang memang rawan terhadap udaranya yang tidak
sehat itu dikeluarkan semacam anjuran agar tidak keluar ruangan, dan ada
semacam sirine peringatan.
Oleh karena itu, pemerintah secepatnya melakukan identifikasi dan
monitoring terhadap sumber-sumber yang tercemar tadi seperti PLTU, kemudian
akibat aktivitas publik dan lain sebagainya.
"Selain itu pemerintah bisa memperkuat tempat ruang terbuka hijau,
sebagai wilayah yang memiliki nilai konservasi yang tinggi dalam rangka
penyerapan karbon dan penyerapan emisi yang ada di Bandar Lampung,"
tandasnya.
Peringkat Kota Berudara Tidak Sehat:
AQI US
1. Cileungsir, Jawa
Barat
171
2. Pasar Kemis, Jawa
Barat
167
3. Kabupaten Serang,
Banten
160
4. Bandar Lampung,
Lampung
157
5. Kota Depok, Jawa
Barat
155
6. Siak Sri Indrapura,
Riau 143
7. Duri,
Riau 133
8. Bangkinang,
Riau 118
9. Balaipungut, Riau 115
10. Kota Pekanbaru, Riau 112.
Berita ini telah terbit di SKH Kupas Tuntas edisi Senin 04 Juli 2022
dengan Judul “Udara Kota Tidak Sehat”
Berita Lainnya
-
Dr. Donald Sihotang Aklamasi Kembali Jadi Ketum Kerabat Lampung Periode 2025-2030
Jumat, 21 Februari 2025 -
Kerukunan Masyarakat Batak Lampung Gelar Seminar Adat
Jumat, 21 Februari 2025 -
Masyarakat Apresiasi Sistem Pendaftaran Online di MPP Bandar Lampung
Jumat, 21 Februari 2025 -
Dinas BMBK Catat Kondisi Jalan Mantap di Lampung Turun Jadi 78,08 Persen
Jumat, 21 Februari 2025