Ironis, Pelajar SD di Metro Jadi Manusia Silver untuk Penuhi Setoran Harian

Manusia Silver berinisial WY (14) dan IJ (10) saat memberikan keterangan kepada Kupastuntas.co. Foto: Arby/kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Metro - Upaya Pemerintah Kota (Pemkot) Metro untuk menyabet gelar Kota Layak Anak (KLA) nampaknya perlu dievaluasi. Pasalnya, persoalan anak di Kota tersebut masih banyak yang luput dari perhatian.
Selain persoalan keamanan terhadap para pelajar anak, juga masih ditemukan anak di bawah umur yang terpaksa mengamen menjadi manusia silver untuk memenuhi setoran harian yang harus ia bayarkan ke seorang koodinator.
Hal tersebut terungkap setelah Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP) Kota Metro menjaring lima pengamen berparas manusia silver lewat razia di wilayah Kelurahan Mulyojati, Kecamatan Metro Barat, Jumat (3/6/2022) malam.
Dari lima yang diamankan, empat diantaranya masih berusia di bawah 17 tahun. Bahkan yang lebih ironis, seorang diantaranya masih duduk di bangku Sekolah Dasar.
Berdasarkan pengakuan sejumlah manusia silver yang dihimpun Kupastuntas.co, mereka terpaksa mengamen untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan menyetorkan uang kepada seseorang yang menjadi koordinator dilingkaran tersebut.
Baca juga : Lima Manusia Silver Diamankan Satpol PP Kota Metro, Empat Masih di Bawah Umur
Dalam razia itu, Satpol-PP mengamankan kakak beradik berinisial WY (14) yang telah putus sekolah dan adiknya berinisial IJ (10) yang masih berada di bangku kelas 3 Sekolah Dasar Negeri (SDN) 4 Metro Barat.
Keduanya merupakan warga Kelurahan Mulyojati Kecamatan Metro Barat. Kesehariannya, mereka masih tinggal bersama kedua orangtua dan telah lama mengamen menjadi manusia silver.
Dua anak di bawah umur lainnya ialah BF (14) warga Karang Anyar, Lampung Selatan yang juga telah putus sekolah serta ESP (14) warga Jatimulyo, Lampung Selatan yang juga tidak lagi mengenyam bangku sekolah.
Manusia silver yang diamankan Satpol-PP terakhir ialah Bagus Febianto (28), warga 15 polos, Kelurahan Metro Kecamatan Metro Pusat. Ia merupakan satu-satunya pengamen manusia silver yang berusia matang.
IJ, pelajar kelas 3 SDN 4 Metro Barat tersebut bercerita, rata-rata memperoleh penghasilan sebesar Rp100 Ribu dari menjadi manusia silver.
"Sudah lama jadi manusia silver, sudah ada setahun. Saya mainnya di Metro, sehari rata-rata dapat Rp 100 ribu," ucapnya.
IJ mengaku uang yang didapat disetorkan kepada seseorang berinisial N sebesar Rp50 Ribu, lalu sisanya diberikan kepada sang ibu untuk membeli bahan makanan.
"Uangnya buat setor itu sama beli sayur ibu. Saya sama kakak saya cari di Metro," ucapnya menahan sedih.
Sementara sang kakak berinisial WY mengakui bahwa niatnya membantu meringankan beban ekonomi keluarga lewat mengamen menjadi manusia silver sempat dilarang oleh kedua orang tuanya.
"Orangtuaku tahu, pernah diingetin juga untuk tidak begini. Tapi saya masih mau cari uang jadi manusia silver. Sekarang saya menyesal," tandasnya.
Untuk diketahui, pengakuan sejumlah manusia silver yang masih dibawah umur tersebut menjadi awal adanya indikasi dugaan praktik ekploitasi anak di Bumi Sai Wawai.
Untuk itu, dibutuhkan peran semua pihak dalam pengamanannya sehingga Kota Metro dapat benar-benar memperoleh gelar KLA yang jujur. (*)
Berita Lainnya
-
Antisipasi Keracunan, Disdikbud Wajibkan Sekolah di Kota Metro Awasi Jajanan Pelajar
Senin, 12 Mei 2025 -
Jaga Lingkungan Berkelanjutan, Remaja Metro Lampung Wakili Indonesia di Ajang Dunia
Minggu, 11 Mei 2025 -
Libur Waisak, Polres Metro Siaga Penuh dan Intensifkan Patroli Malam
Sabtu, 10 Mei 2025 -
Suasana Haru Warnai Pelepasan 320 Calon Jemaah Haji Asal Metro
Sabtu, 10 Mei 2025