Curhatan Emak-emak PKL: Kami Cuma Cari Makan

Idawati (49) pedagang jambu kristal di Jalan. Ahmad Yani yang protes lantaran lapak dagangannya diamankan di kantor Pol-PP. Foto: Arby/Kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Metro - "Kami bukan cari kaya, kami hanya cari makan." Begitulah curahan hati Idawati (49), seorang emak-emak Pedagang Kaki Lima (PKL) yang lapak dagangannya terjaring razia Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP) Kota Metro, Selasa (8/2/2022).
Kepada
awak media, ia melontarkan kekecewaannya terhadap pemerintah daerah yang
melakukan penertiban tanpa memberikan solusi. Idawati juga meminta Walikota
Metro Wahdi mengeluarkan kebijakan yang pro terhadap pedagang kecil.
"Seandainya
bertemu dengan Walikota, kami minta kebijaksanaan, keringanan, dan mengertilah
kami yang rendah ini. Jangan cuma perjanjian waktu dia lagi nyalon, sekarang
kami dianggap merusak pemandangan," kata Idawati kepada awak media saat
mendatangi kantor Satpol-PP Kota Metro untuk meminta kembali lapak dagangan
miliknya.
Wanita
yang berjualan jambu kristal di trotoar Jalan Ahmad Yani tersebut mengaku bahwa
profesi yang dilakoninya bukan semata-mata mencari kekayaan melainkan guna
menyambung kehidupan.
"Oke
merusak pemandangan, tapi kami masyarakat kecil mau makan. Jadi mendingan
pemandangan apa kami orang pedagang kecil ini nggak makan, mati kami orang
kalau tidak makan. Apa mereka mau tau, kan tidak. Kami ini butuh hidup, bukan
mau cari kaya, cuma mau mau cari makan," bebernya.
Ida juga menceritakan, ia menjajakan dagangannya di trotoar jalan tersebut guna menyambung hidup. Ia juga mengaku terpaksa meminjam uang riba untuk modal dirinya berjualan jambu kristal.
BACA
JUGA: Tertibkan
Tiga Ruas Jalan, Pol-PP Kota Metro Angkut Lapak PKL
"Bisa
dicek modal jambu berapa dan modal etalase sebagainya berapa, dagang cuma Rp 5
sampai Rp 10 Ribu saja, tidak banyak. Bisa dilihat, rumah kami juga ngontrak,
kami bukan orang-orang kaya yang dagang di pinggir jalan ini. Kami sampai
pinjem uang riba, itu cuman untuk modal. Kalau udah diangkat kayak gini, dagang
udah nggak konsentrasi, perasaan udah nggak enak. Gimana lagi mau dapet rezeki,
ini perjuangan," keluhnya.
Meski
petugas melakukan penertiban dengan cara yang santun, namun ia tetap memohon
agar Walikota dapat menghadirkan solusi dari penertiban yang dilakukan.
"Mulai dari saya dagang kerupuk sampai saat ini dagang jambu kristal, saya emang sering bertentangan dengan Pol-PP karena saya dagang di pinggir jalan memang. Memang sudah dijelaskan sama Pol-PP kalau itu dilarang, maksud saya minta kebijaksanaan untuk pedagang yang rendah-rendah kayak kami ini," imbuhnya.
Dirinya
juga mengaku takut tiap kali petugas Pol-PP melakukan patroli. Ia khawatir
barang dagangannya kembali diangkut lantaran dilarang oleh petugas.
"Kami
orang aja kadang melihat Pol-PP berdebar-debar, karena kami emang merasa salah.
Tapi kami kan harus hidup, cari rejeki, cari makan," pungkasnya.
Hal
senada diutarakan Nur Rido (30), salah seorang pedagang buah di lapak buah Ibu
Rodiah tersebut juga mengeluhkan hal serupa. Ia berharap pemerintah hadir dan
memberikan solusi bagi PKL di sepanjang bahu jalan.
"Biasanya buka dari pagi jam 5 subuh sampai 10 malam. Sudah beberapa bulan, disini tidak nyewa. Saya tidak tau kalau dagang disini dilarang, taunya yang penting rapih tidak menggangu jalan. Ya nanti saya bilang dulu untuk beresinnya," tandasnya. (*)
Video KUPAS TV : DIDUGA AC STANDING MENYALA 24 JAM, AULA DISDIKBUD KEBAKARAN
Berita Lainnya
-
Libur Waisak, Polres Metro Siaga Penuh dan Intensifkan Patroli Malam
Sabtu, 10 Mei 2025 -
Suasana Haru Warnai Pelepasan 320 Calon Jemaah Haji Asal Metro
Sabtu, 10 Mei 2025 -
BK Hentikan Proses Penanganan Laporan Dugaan Perselingkuhan Oknum DPRD Metro
Kamis, 08 Mei 2025 -
29 Jalan dan Trotoar Rusak di Metro Timur Diperbaiki Tahun Ini, Telan Anggaran 7,4 Miliar
Rabu, 07 Mei 2025