• Minggu, 04 Mei 2025

Limbah Aspal Sampai Laut Pesibar, Banyak Ikan dan Penyu yang Mati

Selasa, 14 September 2021 - 07.21 WIB
394

Warga saat membersihkan limbah aspal yang berserakan di area Pantai Mercusuar dan Pantai Penimbangan Kabupaten Pesisir Barat. Foto: Ist.

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Cagar alam laut di Kabupaten Pesisir Barat (Pesibar) sepanjang 25 kilometer ikut rusak akibat tercemar limbah aspal. Sejumlah ikan dan penyu juga mati keracunan limbah.

Limbah aspal yang mencemari perairan laut di Provinsi Lampung terus meluas. Saat ini sudah ada lima daerah yang perairan laut nya tercemar limbah aspal, yakni Kabupaten Tanggamus, Pesawaran, Lampung Selatan, Lampung Timur dan Pesisir Barat.

Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Lampung, Murni Rizal mengatakan, cagar alam laut di Kabupaten Pesisir Barat sudah ikut tercemar limbah yang diduga aspal.

"Pencemaran limbah aspal yang kita monitor sekarang sudah ada di lima daerah. Di antaranya Tanggamus, Pesawaran, Lampung Selatan, Lampung Timur. Informasi terakhir yang harus ditangani dengan serius di Pesisir Barat di kawasan cagar alam laut," kata Murni Rizal, Senin (13/9/2021).

Murni membeberkan, berdasarkan informasi dari Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS), panjang cagar alam laut yang tercemar limbah mencapai 25 kilometer.

"Hitungannya yang sudah di monitor di cagar laut mencapai 25 kilometer. Ini yang dimonitor oleh TNBBS. Ini harus ditangani dengan serius karena dikhawatirkan mengganggu biota yang ada di sana," ujarnya.

Ia mengungkapkan, telah mengambil sampel limbah warna hitam pekat dan menggumpal tersebut untuk dilakukan penelitian di laboratorium guna menemukan pelaku pencemaran.

"Insyaallah besok Gakum KLHK sudah di Lampung. Ada dari tim pencemaran juga, mereka menggandeng  laboratorium milik PT Pertamina. Nanti mereka langsung ke lokasi pakai kapal khusus," ujar Murni.

Ia berharap, pencemaran limbah yang saat ini sudah ditangani oleh pemerintah pusat dapat segera terselesaikan guna menemukan latar belakang pencemaran tersebut.

"Karena ini skala nya sudah nasional, sehingga KLHK diminta secepatnya menyelesaikan karena berkaitan dengan ekosistem apalagi ada kawasan yang dilindungi. Sehingga cepat ditemukan pelakunya. Kita juga lengkapi berkas karena Polda juga sudah turun," kata dia.

Limbah aspal yang mencemari cagar alam laut di Kabupaten Pesisir Barat berdampak pada rusaknya ekosistem laut dengan ditemukannya beberapa ikan dan penyu mati mengambang di permukaan air.

Baca juga : Perairan Laut Lampung Tercemar Limbah Aspal, Polda: Diduga dari Kapal yang Bocor

Komandan Brigade Infanteri (Danbrigif) 4 Marinir/BS, Kolonel Marinir Nawawi mengatakan, dampak pencemaran limbah aspal semakin parah dengan ditemukannya sejumlah ikan dan penyu mati.

“Yang parahnya ke arah Teluk Semangka, itu banyak ikan dan penyu mati. Ikan yang di pinggir itu banyak yang berputar-berputar lalu lama-lama mati karena airnya sudah tidak baik. Ini berdasarkan laporan anggota kita dari Babinpotmar yang berjaga di Tampang Belimbing,” ujar Kolonel Nawawi.

Kolonel Nawawi mengatakan, pencemaran limbah di pesisir Lampung sudah terjadi sejak dua pekan terakhir. Ia mengatakan, jenis material limbah seperti sisa dari minyak bumi yang diolah.

“Kan sampah nya terapung, tapi kalau kita pegang ringan semacam gumpalan busa,” kata dia.

Dia menduga limbah tersebut berasal dari kapal asing yang sengaja membuang di tengah laut yang tidak dapat ter monitor.

“Selama ini biasanya minyak itu dari kapal asing yang sengaja membuang limbah di situ (laut). Bisa saja pada malam hari dan di tengah laut yang tidak ter monitor,” tegasnya.

Kepala Bidang Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan pada Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Lampung, Zainal Karoman menyatakan hingga saat ini belum menerima laporan kerugian yang ditimbulkan akibat pencemaran tersebut.

"Dampak limbah terhadap ikan mati, udang, belum ada laporan dari pelaku usaha, penambak dan juga nelayan. Sehingga DKP belum bisa estimasi," kata dia.

Menurutnya, pihaknya saat ini tengah menunggu hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Polda Lampung guna mengambil langkah selanjutnya.

"Ranah nya saat ini masih di Dinas Lingkungan Hidup dan Polda Lampung yang sedang melakukan penanganan," ujarnya.

Sementara itu, Dirkrimsus Polda Lampung, Kombes Pol Arie Rachman Nafarin mengatakan, limbah yang mencemari pesisir pantai di beberapa kabupaten di Provinsi Lampung berasal dari kapal coorporate.

"Limbah itu sepertinya bukan dari darat tapi dari kapal, dan ada dugaan limbah ini sengaja dibuang oleh salah satu kapal yang melintas," kata Arie.

Ia menerangkan, sejauh ini pihaknya sudah melakukan penelusuran ke tiga  pulau namun hasilnya nihil, dan tidak ada tanda-tanda limbah tersebut berasal dari darat.

"Karena kita lihat dari sebarannya itu sangat luas, dari Pantai Kota Agung Tanggamus sampai Lampung Selatan. Jadi nggak mungkin dari pabrik atau dari darat. Yang pasti dari kapal yang lewat," lanjut Arie.

Polda Lampung sudah meminta bantuan Syahbandar (KSOP) untuk melakukan pengecekan data kapal yang melintas di wilayah pesisir Lampung.

"Hari ini berkoordinasi Bareskrim dan Syahbandar Lampung untuk pantau kapal-kapal yang keluar masuk Lampung selama 7 hari ke belakang," jelas Arie.

Arie mengaku, sampai saat ini belum menemukan titik terang terkait sumber limbah dan titik dimana limbah tersebut tumpah. Polda akan memperluas area pemantauan, sehingga perlu bantuan dari Syahbandar dan Bareskrim Mabes Polri.

"Makanya kita minta bantuan Bareskrim Mabes Polri, karena kita nggak bisa melakukan sendiri. Karena bisa-bisa diluar wilayah hukum Polda Lampung. Jadi harus melibatkan banyak unsur, tidak hanya Polda Lampung saja," tuturnya.

Pantauan di lokasi, limbah berwarna hitam menyerupai aspal sudah sampai di Perairan Bengkunat, Pesisir Barat. Peratin Kota Jawa, Kecamatan Bengkunat, Aliyanto mengatakan limbah sudah memasuki kawasan Tambling dan hampir sampai di kawasan Pelabuhan Bengkunat.

"Benar, limbah berwarna hitam tersebut sudah masuk ke wilayah Tambling dan dari info yang kami dapat saat ini sudah hampir sampai di dekat Pelabuhan Bengkunat," kata Aliyanto, Senin (13/9) sore.

Aliyanto mengungkapkan, informasi yang ia dapat sudah ada beberapa ikan yang terlihat lemas dan mengambang di sekitaran pantai yang tercemar.

"Dengar kabar sudah terlihat beberapa ikan yang mengambang lemas, dan ada juga penyu yang ditemukan dalam keadaan lemas tetapi belum mati," ungkapnya. (*)


Artikel ini telah terbit pada Surat Kabar Harian Kupas Tuntas Edisi Selasa, 14 September 2021 dengan judul "Limbah Aspal Sampai Laut Pesibar, Kolonel Nawawi : Di Teluk Semangka Banyak Ikan dan Penyu yang Mati, Kombes Arie : Sepertinya Sengaja Dibuang  Kapal Coorporate"