• Jumat, 29 November 2024

Perairan Laut Lampung Tercemar Limbah Aspal, Polda: Diduga dari Kapal yang Bocor

Senin, 13 September 2021 - 07.37 WIB
534

Perairan Laut Lampung Tercemar Limbah Aspal. Foto: Wulan/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Ditreskrimsus Polda Lampung masih mengusut asal limbah aspal yang telah mencemari perairan laut Lampung. Dugaan sementara limbah aspal tersebut berasal dari muatan kapal yang bocor.

Limbah diduga aspal telah mencemari perairan laut Lampung di empat daerah yakni Lampung Selatan, Pesawaran, Tanggamus dan Lampung Timur.

Di Kabupaten Lampung Timur, limbah aspal sudah terjadi sejak tahun 2020. Sementara di Pesawaran, Tanggamus dan Lampung Selatan, limbah aspal baru ditemukan pada tahun 2021 ini.

Akan Datangi Tiga Pulau

Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Lampung, Kombes Pol. Arie Rachman Nafarin mengatakan, limbah aspal tersebut diduga berasal dari muatan kapal yang bocor.

"Sepertinya dari kapal yang bocor. Kalau dari industri di darat tidak sebanyak itu. Kami akan menyelidiki temuan tersebut dan berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup setempat," kata Arie, Sabtu (11/9/2021).

Ia menjelaskan, hampir di seluruh pantai di pesisir Teluk Lampung dicemari limbah yang diduga aspal dan bertekstur lengket, yakni di Pulau Sebesi, Pesisir Teluk Semaka (Tanggamus), dan pesisir pantai Pesawaran.

Petugas Direktorat Reserses Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Lampung sudah turun guna menyelidiki sumber limbah aspal yang ada di sepanjang pesisir pantai Kabupaten Pesawaran hingga Lampung Selatan.

"Dari hari Kamis (9/9/2021) kita sudah turun dan menelusuri pantai-pantai jika kemungkinan adanya dari perusahan-perusahan yang berkompeten mengakibatkan limbah ini," katanya.


Menurutnya, ada kemungkinan limbah tersebut berasal dari pulau di sekitar lokasi. Namun, ia belum dapat memastikannya karena baru akan melakukan penyelidikan.

"Kami akan mendatangi pulau-pulau di sekitar ditemukan limbah itu, untuk namanya saya lupa. Namun ada sekitar 3 pulau yang akan ditelusuri. Kita masih terus mencari sumbernya apakah adanya proyek tapi belum ketemu," ungkapnya.

Polres Lampung Selatan (Lamsel) juga sudah menerjunkan tim untuk membantu penyelidikan adanya dugaan limbah aspal di beberapa bibir pantai.

Kapolres Lamsel, AKBP Edwin mengatakan, pihaknya sudah membentuk tim untuk membantu penyelidikan yang sudah lebih awal dilakukan oleh Polda Lampung.

"Kita dari Polres Lamsel tentunya dari Satreskrim dan Intelijen sudah bergerak untuk melakukan penyelidikan membackup Polda Lampung, yang sudah terlebih dahulu melakukan penyelidikan," jelas Kapolres.

Kapolres menjelaskan, semestinya limbah aspal ada tata kelolanya sendiri. Ia berharap bisa segera menemukan asal limbah tersebut.

Masih Mencari Sumber Limbah

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Lampung menyebut, limbah berwarna hitam dan bertekstur lengket menyerupai aspal telah mencemari pantai di tiga kabupaten yakni Pesawaran, Lampung Selatan, dan Tanggamus sejak dua minggu terakhir. Sementara di Kabupaten Lampung Timur limbah serupa sudah terjadi sejak tahun 2020.

Kepala DLH Provinsi Lampung, Murni Rizal mengatakan, pada tahun 2020 lalu limbah serupa sempat terjadi di pesisir pantai Lampung Timur.

"Limbah di Lampung Timur lalu itu terdeteksi setelah terjadi sekian lama, jadi penelitiannya tidak memberikan hasil yang signifikan," kata Rizal.

Rizal menjelaskan, pihaknya sudah menghubungi Gakkum Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk mengambil sampel limbah tersebut.

"Sekarang karena di pesisir Tanggamus yang paling parah, tim sedang turun ke lapangan untuk ambil sampel disana. Kami harap hasil uji laboratorium bisa segera diketahui," ujarnya.

Ia melanjutkan, untuk uji laboratorium limbah ditangani oleh Gakkum KLHK, sementara uji air laut ditangani oleh DLH Provinsi Lampung. Sambil menunggu hasil laboratorium, lanjut dia, pihaknya akan berkoordinasi dengan Angkatan Laut dan Polda Lampung untuk mencari penyebab pencemaran.

Irwansyah (28), warga yang tinggal di Pantai Sebalang menuturkan, limbah menyerupai aspal ditemukan di Pantai Sebalang sejak dua minggu terakhir. Ia mengatakan, tidak tahu dari mana limbah berasal.

Irwansyah mengungkapkan, keberadaan limbah berdampak pada pengunjung Pantai Sebalang. Karena badan sebagian pengunjung menjadi lengket.

"Dampaknya pada pengunjung. Jadi pas mandi saat mau bilas banyak yang kena limbah. Tubuh jadi lengket dan licin. Ada juga pengunjung yang datang langsung pulang lagi setelah tahu pantai kotor oleh limbah,” ungkapnya.

Limbah aspal juga ditemukan di sepanjang bibir Pantai Ketang, Kelurahan Wai Lubuk, Kecamatan Kalianda, Lamsel. Limbah menempel pada batu, sampah plastik dan batang-batang pohon kering yang terbawa ombak hingga ke pantai.

"Sudah sekitar dua minggu ini mas ada limbah bentuknya seperti aspal. Semakin hari semakin banyak,” kata kata Iwan, warga di sekitar Pantai Ketang.

Di Kabupaten Tanggamus, cairan kental hitam menyerupai aspal ditemukan di pesisir pantai Teluk Semaka dan Pantai Harapan Pekon Way Gelang, Kecamatan Kotaagung.

Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Tanggamus, Kemas Amin Yusfi menjelaskan, tim Bidang Pengendalian DLH sudah bergerak meneliti pencemaran di Pantai Teluk Semaka.

“Kita sudah ambil sampelnya untuk diteliti di provinsi. Kita tinggal menunggu hasilnya,” kata Kemas.

Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pesawaran juga sudah mengecek lokasi yang tercemar limbah aspal di wilayah Pesisir Pulau Tanjung Putus Pantai Teluk Pidada.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Pesawaran, Sopyan Agani mengatakan, pihaknya belum tahu darimana sumber limbah. "Kita belum tahu dari mana asalnya. Yang jelas sih ini terbawa arus dan akhirnya sampai ke pinggir pantai tersebut," pungkasnya. (*)

Artikel ini telah terbit pada Surat Kabar Harian Kupas Tuntas Edisi Senin, 13 September 2021 dengan judul "Pesisir Lampung Tercemar Limbah Aspal"


Video KUPAS TV : PERAIRAN TELUK LAMPUNG TERCEMAR LIMBAH HITAM MIRIP ASPAL