• Sabtu, 20 April 2024

Kepala BNN Edi Swasono: Narkoba Sudah Jadi Sarana 'Proxy War' Untuk Meracuni Masyarakat

Selasa, 14 September 2021 - 13.01 WIB
333

Kepala BNN Lampung, Brigjen Pol Drs. Edi Swasono, saat menjadi narasumber di Acara Kupas Podcast, yang dipandu CEO Kupastuntas Donald Harris Sihotang, S.E., M.M, dengan tema 'War On Drugs Dimasa Pandemi', Selasa (14/9/2021). Foto: Lucky/Kupastuntas.co

Sri

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Lampung, Brigjen Pol Drs. Edi Swasono mengatakan, bahaya narkoba bukan hanya merusak diri sendiri namun juga merusak tatanan sosial.

Yang mana menurutnya, hal itu menjadi penyakit masyarakat. Misalnya dia menjadi seorang penipu, perampok karena ingin mendapatkan uang hanya untuk membeli narkotika.

"Tapi yang paling membahayakan adalah ada indikasi bahwa narkoba sudah menjadi sarana 'proxy war'. Proxy war adalah perang yang tanpa menggunakan peralatan bersenjata dengan meracuni masyarakatnya," kata Brigjen Pol Drs. Edi Swasono, saat jadi narasumber di Acara Kupas Podcast, yang dipandu oleh CEO Kupastuntas Donald Harris Sihotang, S.E., M.M, dengan tema 'War On Drugs Dimasa Pandemi', Selasa (14/9/2021).

Lanjutnya, bisnis narkoba juga sangat luar biasa keuntungannya. Narkoba ini di Cina sendiri sudah jadi industri rumahan, dimana satu kilogramnya Rp500 ribu, tapi kalau sampai di Lampung harganya bisa Rp1 miliar, karena 1 gramnya sudah Rp1 juta.

"Dengan keuntungan yang luar biasa ini ada indikasi mereka sudah berapliasi dengan penjahat teroris, dari segi pembiayaannya. Tapi ini kelihatannya tidak nyambung, namun dalam konsep operandinya mereka sejalan," lanjutnya.

Baca juga : BNN Sebut Sebanyak 31811 Warga Lampung Terpapar Narkoba

Selain ada kerjasama dengan penjahat teroris jelasnya, ada juga indikasi dana yang dihasilkan juga untuk permainan politik, yang dengan itu mereka bisa membeli apa saja.

"Nah ini yang dikhawatirkan bapak Presiden Joko Widodo, kalau ada indikasi proxy war," tegasnya.

Namun demikian terangnya, Presiden sudah mewacanakan di tahun berikutnya saat Indonesia melaksanakan ulang tahun emasnya di tahun 2045, diharapkan Indonesia sudah menjadi top ten dunia. Mulai dari sumber daya manusianya (SDM), ekonomi dan segala struktur lainnya.


Maka dari itu terkait peredaran narkoba ini, semua pihak harus mengambil perannya masing-masing, karena jika tidak ia akan menghancurkan masyarakat terlebih anak-anak muda nya.

"Jika kita abai dengan masalah narkoba apa lagi targetnya adalah anak-anak muda, maka tidak menutup kemungkinan akan menggagalkan untuk membentuk Indonesia yang maju SDM nya di 2045," ucap Edi Swasono.

Ia menambahkan, dengan banyaknya pintu-pintu masuk ke Indonesia yang tidak terkontrol, ini menjadi sarana yang sangat menguntungkan bagi para bandar narkoba Internasional untuk mensuplay dan menyerbu Indonesia.

"Karena secara global saat ini kita menghadapi dua kelompok sindikat Internasional. Satu jaringan segitiga emas yang mereka berpusat di Kamboja dan sindikat Afganistan atau sindikat sutra, kemudian sindikat China. Maka kalau kita abai dengan masalah ini maka akan tunggu waktu saja," tandasnya. (*)


Video KUPAS TV : BUDIDAYA MADU TRIGONA DI HALAMAN RUMAH DAPAT UNTUNG BESAR