Pengaruhi Penurunan Produktivitas, Berikut Cara Bedakan Benih Padi Asli dan Palsu

Foto: Ist.
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Penggunaan benih padi paslu dan tidak bersertifikasi dinilai akan mempengaruhi penurunan produktivitas sehingga akan merugikan para petani.
Pengamat pertanian Lampung, Irwan Sukri Banuwa mengatakan, petani harus bisa membedakan antara benih asli dan palsu sehingga tidak akan mudah tertipu.
"Penggunaan benih palsu pasti pada akhirnya akan merugikan petani. Karena penggunaan benih palsu akan berdampak terhadap penurunan produktivitas," kata Irwan, saat dimintai keterangan, Selasa (3/10/2023).
Oleh karena itu ia meminta kepada para petani menggunakan benih yang bersertifikat dan dipastikan keasliannya sehingga produktivitas nya akan tetap optimal.
"Maka kita selalu merekomendasikan para petani untuk menggunakan benih yang bersertikat sesuai dengan sertifikasi. Dengan begitu maka diharapkan produksi bisa optimal," jelasnya.
Baca juga : Awas! Benih Padi Palsu Beredar di Lampung
Namun ia mengatakan jika pihaknya belum bisa memastikan berapa persen produksi akan mengalami penurunan jika petani menggunakan benih palsu yang tidak tersertifikasi.
"Kita meksi melakukan tes terlebih dahulu untuk mengetahui berapa penurunan produksi akibat menggunakan benih palsu. Jadi tidak bisa dilakukan perkiraan jika tidak di uji," katanya.
Irwan mengatakan, dengan adanya temuan 80 persen benih yang beredar di Indonesia dan 10 persen benih yang beredar di Lampung palsu merupakan langkah yang efektif untuk melakukan pengendalian.
"Temuan ini menunjukkan kinerja Pemprov Lampung dan kabupaten/kota sudah sangat efektif. Tinggal saja ini dilakukan monitoring dan evaluasi setiap awal musim tanam, jangan sampai petani menjadi korban karena membeli benih palsu," jelasnya.
Baca juga : Benih Padi Palsu Beredar di Lampung, Rifandy: Bukti Pihak Berwenang Tidak Serius Bekerja
Menurutnya para petani bisa membeli benih ditempat yang terpercaya atau ke tempat yang sudah menjadi langganan agar tidak tertipu dengan membeli benih yang palsu.
"Petani harus membeli ditempat yang terpercaya, bisa melalui kelompok tani. Sebelum ditanam kita bisa lakukan uji daya kecambah, biasanya di rendam. Kalau direndam ada yang mengangambang itu gabuk maka tidak akan bisa tumbuh menjadi padi," katanya.
Sementara itu, jika benih yang direndam merupakan benih yang asli maka dia akan muncul titik berwarna putih yang merupakan calon tunas tanaman padi.
"Kalau benih tersebut tukul dengan ciri di ujung benih muncul titik warna putih, maka itu di pasti kan benih asli. Petani sudah paham cara menguji benih yang memiliki daya kecambah yang optimal," kata dia.
Sementara Wakil Ketua Komisi II DPRD Provinsi Lampung, I Made Bagiasa, meminta kepada pemerintah daerah dan aparat penegak hukum untuk melakukan pengawasan.
"Jangan sampai petani lagi yang menjadi korban nya, karena kasihan petani dia akan rugi banyak hal. Mulai dari tenaga, modal dan waktu," katanya.
Menurutnya, keberadaan benih palsu dikhawatirkan akan mempengaruhi penurunan produktivitas. Terlebih Provinsi Lampung menjadi daerah penyangga pangan. (*)
Berita Lainnya
-
Semangat Kartini 'Habis Gelap Terbitlah Terang' di Pekon Atar Lebar, PLN Tuntaskan Desa Berlistrik 100% Kabupaten Tanggamus
Kamis, 17 April 2025 -
Rekonstruksi Penembakan 3 Polisi di Lampung, Kopda Basarsyah Bawa Senpi dari Rumah
Kamis, 17 April 2025 -
Rekonstruksi Pembunuhan 3 Polisi di Way Kanan, Keluarga Korban Protes
Kamis, 17 April 2025 -
Pekan Raya Lampung 2025 Ditiadakan
Kamis, 17 April 2025