Fasilitas Kebun Raya Liwa Alami Kerusakan, DLH Lambar Dorong Kementerian PUPR Lakukan Pembangunan Lanjutan
Kupastuntas.co, Lampung Barat - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lampung Barat (Lambar) melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setempat mendorong Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) agar melakukan pembangunan lanjutan terhadap sejumlah infrastruktur yang ada di Kebun Raya Liwa (KRL).
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setempat M Henry Faisal
menjelaskan pembangunan KRL tersebut dilakukan oleh Kementerian PUPR melalui MoU
road map antara Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Kementerian PUPR.
Pembangunan infrastruktur KRL sendiri dimulai sejak tahun 2017 hingga 2019
dengan menghabiskan anggaran sebesar Rp39 Miliar.
"Untuk pembangunan KRL ini, mungkin sudah sesuai dengan perencanaan, tetapi keadaan pergeseran tanah sehingga terjadi kelongsoran yang ada di bangunan infrastruktur kebun raya liwa, kita dari pemerintah daerah pernah membuat suatu perencanaan dalam suatu rapat antara pak Bupati, Sekda, para asisten dan instansi terkait dari hasil tersebut memang kita perlu penanganan secara menyeluruh," kata Henry saat diwawancarai usai meninjau lokasi kerusakan fasilitas KRL. Selasa, (8/11/2022).
Rencananya penanganan longsor yang sebelumnya terjadi di
sejumlah titik di kebun raya liwa, akan dilakukan pada tahun 2020. Namun,
karena adanya pandemi Covid-19 rencana tersebut tidak bisa dilaksanakan. Sehingga
kedepan, pihaknya akan kemukakan lagi perencanaan tersebut, karena pihaknya
juga telah melakukan koordinasi ke pihak BRIN dan Kementerian PUPR agar
mengusahakan pembangunan lanjutan.
"Karena kalau berdasarkan road map yang dibuat,
pembangunan kita ini baru berjalan beberapa persen dan masih banyak sekali
kegiatan yang harus dilakukan oleh Kementerian PUPR. Namun, hingga sekarang
kita masih belum menerima jawabannya serta pembuatan MoU antara BRIN dan
Kementerian PUPR juga belum dilaksanakan. Kita pun telah berkoordinasi dengan
Kementerian PUPR dan masih menunggu jawaban," jelasnya.
Henry berharap, agar penanganan terhadap kerusakan yang
terjadi bisa dilakukan oleh Pemda sesuai dengan rencana yang telah di susun
sebelumnya, karena menurutnya jika penanganan nya dilakukan oleh Pemda
penanganan yang dilaksanakan akan lebih cepat karena keadaan saat ini sudah
sangat mengkhawatirkan karena arus air hujan yang cukup tinggi bisa menyebabkan
pergeseran tanah.
"Sehingga kita bisa mengantisipasi agar longsor yang
terjadi tidak berdampak yang lebih luas, hal ini sebenarnya sudah pernah
terjadi tahun sebelumnya tetapi seperti saya sampaikan tadi penanganan nya
belum maksimal, oleh karena itu kedepannya apa yang telah direncakan oleh
pemerintah daerah untuk melakukan penanganan secara menyeluruh terhadap
infrastruktur bangunan yang ada di KRL dapat dilaksanakan," imbuhnya.
Baca juga : Dihantam Hujan Deras, Sejumlah Fasilitas diKebun Raya Liwa Rusak Parah
Ia mengatakan, tidak akan ada penanganan darurat yang akan dilakukan oleh pihaknya terhadap kerusakan yang terjadi. Mengingat persoalan tersebut tidak bisa diperbaiki hanya sementara, harus dilakukan penanganan secara menyeluruh dan permanen mengingat tingginya intensitas hujan sehingga di khawatirkan tidak akan memberikan dampak yang siginifikan.
"Karena apa yang bisa kita lakukan untuk penanganan
sementara paling kita hanya bisa megganjal-mengganjal dan menimbun yang
longsor, tetapi jika itu nanti terjadi pegeseran tanah kembali akhirnya akan
terjadi yang lebih parah lagi bahkan bangunan ini bisa rubuh, sehingga di
upayakan segera penyusunan DID nya bagaimana sih cara penanganan longsor ini
agar tidak terjadi lagi," katanya.
Hal lain yang menjadi pertimbangan untuk tidak melakukan
penanganan sementara, dikhawatirkan ketika sudah ditangani sementara dan
bangunan tersebut digunakan kembali, ketika terjadi curah hujan yang cukup
tinggi dan pergeseran tanah kembali terjadi akan menimbulkan korban karena
kondisi nya saat ini sudah sangat memperihatinkan.
"Ini merupakan salah satu icon Lampung Barat harus segera di tangani dengan serius, tetapi dilain sisi kita tidak bisa terlalu berharap karena dalam segi pendanaan sendiri kurang maksimal, sehingga kita juga mendorong Kementerian PUPR selaku pihak yang membangun dari awal segera melakukan pengerjaan pembangunan kembali sesuai road map yang telah di sepakati," pungkas Henry.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten
Lampung Barat Padang Priyo Utomo menuturkan, penanganan kerusakan yang terjadi
di KRL tidak bisa hanya dilakukan dengan penanganan darurat, tetapi harus
dilakukan penanganan secara permanen sehingga dibutuhkan kajian teknis yang
lebih mendalam.
"Karena bisa kita lihat, mulai dari saluran air
drainase sudah mengarah ke gedung dan di bawah sudah terjadi longsoran yang
cukup parah. Nah ini penanganannya memang perlu kajian teknis yang lebih
mendalam dan akan kita koordinadikan dengan stakeholder terkait dan kita juga
menunggu apa rekomendasi dari pemilik aset untuk penanganan awal," kata
Padang.
Ia mengimbau, kepada masyarakat khususnya pengunjung yang datang agar berhati-hati dan tidak mendekati lokasi kerusakan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan, serta di wilayah lain yang memang rawan terjadinya bencana alam. (*)
Berita Lainnya
-
Parosil Mabsus Janji Tambah Bantuan Tas Sekolah Gratis Bagi Pelajar
Sabtu, 26 Oktober 2024 -
Menang Pilkada Lambar 2024, Parosil-Mad Hasnurin Programkan Sekolah Kopi Masuk Desa
Rabu, 23 Oktober 2024 -
Konflik Harimau dan Manusia di Lambar, Parosil Janji Beri Solusi Tegas dan Humanis
Rabu, 23 Oktober 2024 -
Penempatan ASN Hingga Pungli Disorot Panelis, Parosil Janji Hadirkan ASN Profesional Tanpa Pungli
Rabu, 23 Oktober 2024