• Minggu, 29 September 2024

Aliansi Lampung Memanggil Ancam Akan Terus Gelar Aksi Hingga Tuntutan Terpenuhi

Kamis, 21 April 2022 - 17.32 WIB
220

Humas Aliansi Lampung Memanggil, Dika Prasetyo, saat memberikan keterangan, Foto: Didit/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Aksi Aliansi Lampung Memanggil di Tugu Adipura merupakan bentuk tidak kepercayaan terhadap pemerintah, dan mengancam akan terus menggelar aksi hingga tuntutannya terpenuhi, Kamis (21/4/2022).

Humas Aliansi Lampung Memanggil, Dika Prasetyo mengatakan, masyarakat tetap tidak percaya kepada pemerintah meski pemerintah telah menyampaikan aspirasi masyarakat pada aksi 13 April lalu.

"Aliansi Lampung Memanggil tidak benar-benar percaya dengan pemerintah meskipun sudah menyampaikan aspirasi kami ke pusat. Kenyataannya harga BBM, serta komoditas di lapangan masih tinggi," kata Dika, saat memberikan keterangan.

Baca juga : Aksi Demo Aliansi Lampung Memanggil Pindah ke Tugu Adipura, Ini Alasannya

Ia juga mengatakan, aksi ini bertujuan untuk memperpanjang langkah perjuangan di Lampung yang diwakilkan oleh Aliansi Lampung Memanggil hingga tuntutan terpenuhi.

"Mungkin aksi tanggal 13 April kemarin sudah ada surat pernyataan ke pemerintah pusat, tapi hal itu sudah berulang kali terjadi seperti aksi RKUHP tahun 2019 dan aksi KPK, tetapi tetap tidak ada hasil," jelasnya.

Ia mengajak kepada seluruh elemen masyarakat untuk tetap berjuang meskipun sudah adanya sikap dari pemerintah.

"Kita minta mahasiswa untuk tetap rapatkan barisan walaupun sudah ada sikap dari pemerintah. Kita pasti akan terus aksi, sambil mengawal tuntutan aksi 13 April sampai terealisasi," ungkapnya.

Baca juga : Longmarch dari Jalan Raden Intan, Massa Aliansi Lampung Memanggil Mulai Aksi di Tugu Adipura

Lalu masih banyak permasalahan yang belum terselesaikan oleh negara, maka dari itu aksi ini merupakan kampanye bahwa perjuangan rakyat belum selesai.

"Masih banyak masalah yang belum selesai, berbicara soal jaminan sosial masyarakat yang kita butuhkan seperti pendidikan, kesehatan serta harga pangan yang stabil," tuturnya.

Dika menambahkan, pada tahun 2019-2021 sekitar 19 ribu pelajar tidak melanjutkan sekolah. Krisis pada pandemi Covid-19 menjadi tanggung-jawab negara. (*)


Video KUPAS TV : TIMBUN PERTALITE HAMPIR 2000 LITER | WARGA LAMPURA TERANCAM DENDA 60 MILIAR