• Selasa, 30 Desember 2025

Aksi Premanisme Hantui Wisata Pantai Tanggamus Jelang Tahun Baru, Pengunjung dan Pelaku Usaha Resah

Selasa, 30 Desember 2025 - 09.17 WIB
143

Salah satu pantai di Tanggamus dipadati wisatawan di momen libur akhir tahun. Foto: Sayuti/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Tanggamus – Aksi premanisme diduga kian meresahkan di sejumlah kawasan wisata pantai di wilayah Kabupaten Tanggamus. 

Praktik pemalakan, penodongan, hingga intimidasi terhadap pengunjung dilaporkan terjadi dengan berbagai dalih, mulai dari uang parkir, uang keamanan, hingga permintaan rokok dan barang pribadi, Selasa (30/12/2025).

Kondisi tersebut semakin mengkhawatirkan menjelang pergantian tahun dan perayaan Tahun Baru 2026.

Kawasan pantai di Kabupaten Tanggamus diketahui selalu diserbu wisatawan, tidak hanya dari dalam daerah, tetapi juga dari luar kabupaten seperti Kabupaten Pringsewu, Lampung Tengah, hingga Kota Bandar Lampung.

Lonjakan pengunjung pada momen akhir tahun ini diduga kerap dimanfaatkan oleh oknum-oknum tertentu untuk melakukan aksi premanisme. 

Pengunjung yang datang untuk berlibur justru dihadapkan pada pungutan tidak resmi dan tindakan intimidatif.

Peristiwa tersebut disebut terjadi hampir di sepanjang kawasan pesisir wisata, khususnya di Kecamatan Kotaagung Timur. 

Sejumlah titik yang kerap dikeluhkan antara lain sepanjang Pantai Batu Balai, kawasan Karang Bolong, hingga wilayah pesisir Kecamatan Limau.

Sejumlah pengunjung mengaku merasa terancam saat berada di lokasi wisata. Mereka didatangi oknum yang meminta uang parkir dengan nominal tidak wajar, bahkan mencapai Rp50 ribu per sepeda motor. 

Permintaan tersebut kerap disertai tekanan yang membuat wisatawan tidak berani menolak.

“Dalihnya parkir dan keamanan, tapi caranya intimidatif. Ada yang minta rokok, uang, bahkan sampai minta HP. Ini jelas bikin pengunjung takut dan kapok datang lagi,” ujar Andre, warga Gisting, Selasa (30/12/2025).

Wardoyo, warga Sumberejo mengaku pernah menjadi korban pemalakan. Saat dia, istri dan anaknya berlibur ke pantai dibilangan Kecamatan Kotaagung Timur. 

Saat sedang duduk, ada 3 orang mendatangi mereka dan meminta uang dengan dalih uang keamanan.

"Yang mencengangkan mereka minta 50 ribu sambil mengintimidasi. Karena khawatir keselamatan keluarga saya kasih saja dan langsung pergi. Kejadian saat libur Natal kemarin," ungkap Wardoyo.

Tak hanya wisatawan, pelaku usaha wisata di kawasan pantai juga merasakan dampak langsung dari maraknya aksi premanisme tersebut. 

Sejumlah pemilik warung dan penyedia jasa wisata mengaku khawatir kondisi ini akan menurunkan jumlah kunjungan, terutama pada momen libur panjang dan Tahun Baru.

“Kalau pengunjung sudah merasa tidak aman, pasti mereka tidak mau datang lagi. Padahal akhir tahun ini biasanya jadi harapan kami untuk menutup biaya operasional,” ujar seorang pelaku usaha kuliner di kawasan Pantai Dermaga Batu Balai.

Pelaku usaha menilai, aksi pemalakan dan pungutan liar justru merusak ekosistem pariwisata yang sedang dibangun. 

Mereka berharap pemerintah dan aparat segera turun tangan agar kawasan pantai kembali aman dan ramah bagi wisatawan.

“Kami ingin wisata ini tertib. Kalau parkir ditarik resmi dan wajar, pengunjung tidak keberatan. Tapi kalau caranya memaksa, kami yang usaha di sini ikut kena imbasnya,” tambahnya.

Warga dan pelaku usaha pun mendesak Pemerintah Kabupaten Tanggamus melalui Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk segera melakukan penataan kawasan wisata, termasuk melibatkan pemerintahan pekon dan tokoh masyarakat dalam pembinaan pemuda setempat.

Selain itu, masyarakat juga mendesak aparat gabungan TNI dan Polri diterjunkan langsung ke lokasi-lokasi wisata guna melakukan pengamanan intensif dan memberikan rasa aman bagi pengunjung, terutama selama perayaan Tahun Baru.

Tak hanya pengamanan terbuka, warga juga meminta penerjunan aparat intelijen ke kawasan wisata yang dinilai rawan, guna memetakan aktor dan jaringan di balik dugaan praktik premanisme tersebut.

“Jangan sampai setiap Tahun Baru pantai Tanggamus selalu ramai, tapi justru dijadikan ladang oleh preman. Kalau aman, pengunjung senang, usaha hidup, daerah juga diuntungkan,” tegas seorang pelaku usaha.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Tanggamus maupun aparat TNI–Polri terkait langkah pengamanan khusus menjelang perayaan Tahun Baru di kawasan wisata pantai tersebut. (*)