• Minggu, 21 Desember 2025

Pemkot Metro Buka Spesial Market, Libatkan Komunitas Disabilitas

Minggu, 21 Desember 2025 - 09.59 WIB
45

Wakil Walikota Metro saat meninjau lapak spesial market anak Disabilitas yang berjualan. Foto: Arby/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Metro – Pemerintah Kota Metro mulai menunjukkan langkah konkret menuju kota inklusif. Tidak lagi berhenti pada jargon dan seremoni, Pemkot Metro bersama Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kota Metro dan PT Bogasari Flour Mills membuka Spesial Market yang secara khusus melibatkan komunitas disabilitas sebagai pelaku utama ekonomi, Minggu (21/12/2025). 

Kegiatan yang dikemas dalam tajuk Merayakan Perempuan Melalui Gerak dan Karya ini menjadi kolaborasi besar perdana di Kota Metro. Lebih dari sekadar perayaan Hari Ibu, agenda tersebut menjelma menjadi ruang ekonomi alternatif yang memberi panggung nyata bagi anak-anak disabilitas untuk berdikari dan berdaya.

Ribuan warga memadati lokasi kegiatan di simpang taman merdeka dan rumah dinas Wakil Walikota. Keramaian yang biasanya hanya menjadi ajang hiburan dan seremonial, kali ini dimanfaatkan sebagai medium pemberdayaan. Lapak-lapak Spesial Market berdiri, bukan diisi oleh pelaku usaha konvensional, melainkan oleh anak-anak disabilitas dan keluarga mereka.

Wakil Wali Kota Metro, Dr. M. Rafieq Adi Pradana, menegaskan bahwa konsep ini sengaja dirancang agar perayaan perempuan dan ekonomi rakyat berjalan beriringan.

“Hari ini kita merayakan Hari Ibu, di mana organisasi wanita berkumpul lebih dari 1.000 orang. Alhamdulillah kita juga mendapat dukungan dari Bogasari untuk meramaikan kegiatan di Kota Metro,” kata dia.

Namun, Rafieq menekankan bahwa substansi kegiatan bukan sekadar jumlah massa. Bersama sang istri, Nidia Irine Sari Rafieq, ia mengaku secara sadar menghadirkan konsep yang memanfaatkan keramaian untuk membuka akses ekonomi bagi anak-anak disabilitas.

“Kami mencoba memanfaatkan keramaian ini untuk memberdayakan anak-anak disabilitas dan memberikan space kepada anak-anak spesial di Metro untuk berjualan, supaya mereka bisa berdikari, berdaya, dan menjamin perekonomian mereka,” tegasnya.

Menurut Rafieq, Spesial Market dirancang sebagai wadah belajar sekaligus praktik nyata kewirausahaan. Pemerintah kota berperan sebagai fasilitator, bukan pengendali.

“Kami buat agar anak-anak disabilitas punya wadah berjualan. Kami bantu komunikasi dengan distributor yang siap mensupport barang. Prinsipnya, yang berjualan adalah anak-anak disabilitas, sementara barangnya dibantu pengusaha dan pelaku UMKM Kota Metro,” jelasnya.

Rafieq juga menegaskan bahwa Spesial Market ini belum masuk sebagai program resmi pemerintah, melainkan inisiatif pemanfaatan fasilitas yang ada. Meski demikian, langkah awal ini akan dievaluasi untuk diusulkan menjadi program berkelanjutan.

“Ini bukan program pemerintah, tapi upaya awal. Ke depan akan kita coba dorong agar menjadi program resmi supaya lebih maksimal,” ujar Rafieq.

Dirinya juga menyebut Spesial Market sebagai bukti bahwa inklusivitas tidak cukup dibicarakan dalam forum-forum formal.

"Kita berharap Metro benar-benar menjadi kota inklusif. Bukan sekadar wacana, tapi ada aksi yang sudah kita mulai,” pungkasnya.

Kolaborasi Pemkot Metro dengan PT Bogasari juga dipastikan tidak berhenti pada kegiatan hari ini. Event berskala besar telah disiapkan untuk awal tahun depan. Tim Bogasari, Inten Sawomi mengungkapkan bahwa pihaknya akan menggelar Gebyar UMKM di Kota Metro pada 10–11 Januari 2026.

“Untuk Metro Lampung, nanti akan hadir artis Wika Salim bersama penampil lokal lainnya. Akan melibatkan lebih dari 100 pelaku kuliner Kota Metro. Masyarakat yang datang tidak dipungut biaya, tidak ada tiket masuk. Semua kita persembahkan untuk masyarakat Kota Metro,” tegasnya.

Dari sisi komunitas, Persatuan Komunitas Disabilitas (PKD) Kota Metro menyambut baik langkah ini. Ketua PKD Metro, Yunita Virya menilai Spesial Market sebagai ruang yang selama ini jarang diberikan secara khusus.

“Kegiatan ini diprakarsai oleh Ibu Wakil Wali Kota sekaligus launching Spesial Market. Ini menjadi ruang bagi anak-anak disabilitas untuk berjualan,” ujarnya.

Yunita menambahkan, akses yang diberikan tidak hanya menyasar individu disabilitas, tetapi juga keluarganya. Dirinya menilai Kota Metro termasuk daerah yang memiliki perhatian nyata terhadap penyandang disabilitas.

“Bukan hanya anak disabilitasnya, tetapi keluarga disabilitas juga diberikan akses untuk berjualan. Ini sangat berarti. Metro adalah salah satu daerah yang ramah dan memperhatikan anak-anak disabilitas,” tandasnya.

Dengan dibukanya Spesial Market, Pemkot Metro menegaskan bahwa inklusi sosial dan ekonomi bukan lagi agenda pinggiran. Di tengah sorak perayaan dan riuh massa, anak-anak disabilitas tidak sekadar hadir sebagai penonton, tetapi berdiri sebagai pelaku utama roda ekonomi. Sebuah pesan tegas bahwa kota ramah disabilitas dibangun dari tindakan, bukan sekadar slogan. (*)