Gapasdap: Keterbatasan Dermaga Bisa Picu Kemacetan Nataru di Lintasan Merak–Bakauheni
Ketua Umum DPP Gapasdap, Khoiri Soetomo. Foto: Ist
Kupastuntas.co,
Bandar Lampung - Gabungan Pengusaha Nasional Angkutan Sungai, Danau, dan
Penyeberangan (Gapasdap) menyebut keterbatasan dermaga di lintasan
Merak–Bakauheni berpotensi memicu kemacetan pada masa libur Natal 2025 dan
Tahun Baru 2026 (Nataru).
Ketua
Umum DPP Gapasdap, Khoiri Soetomo, mengatakan kondisi keterbatasan dermaga
menyebabkan kapal-kapal yang telah memiliki izin operasi tidak dapat
mengoptimalkan kapasitas muat dan jam operasinya.
"Masalah
di Merak–Bakauheni bukan kekurangan kapal. Kapalnya justru sudah terlalu
banyak. Yang gagal disiapkan negara adalah dermaga, baik dari sisi jumlah
maupun kualitas. Ini fakta lapangan yang tidak bisa lagi dipungkiri," ujar
Khoiri dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (14/12/2025).
Khoiri
menyampaikan pihaknya kerap memberikan masukan, rekomendasi teknis, dan
peringatan kepada Kementerian Perhubungan maupun Komisi V DPR. Namun hingga
saat ini, kata dia, belum ada langkah nyata dalam pembangunan infrastruktur pelabuhan,
khususnya penambahan dermaga.
Khoiri
menjelaskan, saat ini terdapat sekitar 70 kapal yang terdaftar dan siap
beroperasi di lintasan Merak–Bakauheni. Namun akibat keterbatasan jumlah
dermaga, hanya sekitar 28 kapal per hari atau sekitar 30 persen yang dapat
beroperasi.
"Sisanya
terpaksa menganggur dan menunggu giliran jadwal sandar," ucap Khoiri.
Akibat
kondisi tersebut, lanjut Khoiri, hari operasi kapal dalam sebulan hanya sekitar
11 hari, jauh dari kondisi ideal.
Khoiri
menegaskan situasi ini sangat tidak sehat bagi dunia usaha dan pada akhirnya
menggerus kemampuan operator dalam menjaga standar keselamatan serta kualitas
layanan.
"Kapal
dipaksa off, tetapi biaya tetap berjalan. BBM untuk mesin standby, kru kapal
wajib siaga 24 jam, perawatan kapal, hingga risiko kerusakan akibat kapal lama
tidak beroperasi tetap harus ditanggung. Ini realitas yang sering tidak
dipahami para pembuat kebijakan," ujar Khoiri.
Ia
menegaskan, apabila jumlah dermaga mencukupi, kapal-kapal yang saat ini tidak
beroperasi dapat diaktifkan kembali sehingga kapasitas angkut dapat meningkat
hingga sekitar 150 persen dibanding kondisi eksisting, tanpa perlu menambah
kapal baru.
Selain
persoalan kuantitas, Khoiri menyebut kualitas dermaga yang ada juga memerlukan
pembenahan serius.
"Beberapa
dermaga di Pelabuhan Merak membutuhkan penambahan dan penguatan breakwater
karena sering terjadi kegagalan sandar akibat gelombang dan arus," kata
Khoiri.
Di
samping itu, lanjut Khoiri, terdapat dolphin dermaga yang roboh dan hingga kini
belum diperbaiki, kondisi yang sangat membahayakan keselamatan pelayaran.
Terkait
usulan pengoperasian kapal-kapal berkapasitas besar, Khoiri mengatakan rekayasa
operasional tersebut sebenarnya telah diterapkan pada angkutan Lebaran terakhir
dan terbukti berhasil tanpa menimbulkan kemacetan.
"Namun
dalam kondisi operasional harian normal, kehadiran kapal-kapal kecil tetap
dibutuhkan, mengingat rata-rata tingkat keterisian hanya sekitar 35
persen," tutur Khoiri.
Selain
itu, Khoiri menyebut angkutan penyeberangan menggunakan BBM bersubsidi.
Menurutnya, penggunaan kapal besar dengan tingkat keterisian rendah justru akan
menimbulkan pemborosan BBM dan ketidakefisienan operasional.
"Jika
kapal besar dioperasikan dengan tingkat keterisian hanya 35 persen, maka akan
terjadi pemborosan BBM subsidi. Ini tidak sehat secara ekonomi maupun kebijakan
energi," ucap Khoiri.
Ia
menegaskan pihaknya tidak ingin setiap tahun operator terus ditekan, sementara
akar masalah tidak pernah disentuh secara serius.
Gapasdap,
lanjut Khoiri, siap duduk bersama pemerintah dan DPR untuk membahas solusi yang
realistis, teknis, dan dapat segera dieksekusi demi kepentingan masyarakat,
keselamatan transportasi nasional, serta keberlangsungan dunia usaha.
"Negara
harus hadir melalui pembangunan infrastruktur pelabuhan yang memadai, bukan
hanya melalui pengaturan operasional sementara yang bersifat tambal sulam,"
kata Khoiri. (*)
Berita ini telah terbit di SKH Kupas Tuntas edisi Selasa 16
Desember 2025 dengan judul “Gapasdap: Keterbatasan Dermaga Bisa Picu Kemacetan
Nataru di Lintasan Merak–Bakauheni”
Berita Lainnya
-
DPRD Lampung Awasi Distribusi Pupuk Subsidi, Kios Wajib Cantumkan HET
Selasa, 16 Desember 2025 -
Kostiana: Belum Ada Pembahasan Soal Pengganti Wakil Bupati Lampung Tengah
Selasa, 16 Desember 2025 -
Sosialisasi 4 Pilar di Universitas Saburai, Sudin Ajak Mahasiswa Jaga Moral, Persatuan, dan Lingkungan
Selasa, 16 Desember 2025 -
Kasus Dana PI PT LEB, Arinal Djunaidi Dua Kali Mangkir dari Pemeriksaan Kejati Lampung
Selasa, 16 Desember 2025









