• Selasa, 16 Desember 2025

Gapasdap: Keterbatasan Dermaga Bisa Picu Kemacetan Nataru di Lintasan Merak–Bakauheni

Selasa, 16 Desember 2025 - 08.23 WIB
23

Ketua Umum DPP Gapasdap, Khoiri Soetomo. Foto: Ist

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Gabungan Pengusaha Nasional Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (Gapasdap) menyebut keterbatasan dermaga di lintasan Merak–Bakauheni berpotensi memicu kemacetan pada masa libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru).

Ketua Umum DPP Gapasdap, Khoiri Soetomo, mengatakan kondisi keterbatasan dermaga menyebabkan kapal-kapal yang telah memiliki izin operasi tidak dapat mengoptimalkan kapasitas muat dan jam operasinya.

"Masalah di Merak–Bakauheni bukan kekurangan kapal. Kapalnya justru sudah terlalu banyak. Yang gagal disiapkan negara adalah dermaga, baik dari sisi jumlah maupun kualitas. Ini fakta lapangan yang tidak bisa lagi dipungkiri," ujar Khoiri dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (14/12/2025).

Khoiri menyampaikan pihaknya kerap memberikan masukan, rekomendasi teknis, dan peringatan kepada Kementerian Perhubungan maupun Komisi V DPR. Namun hingga saat ini, kata dia, belum ada langkah nyata dalam pembangunan infrastruktur pelabuhan, khususnya penambahan dermaga.

Khoiri menjelaskan, saat ini terdapat sekitar 70 kapal yang terdaftar dan siap beroperasi di lintasan Merak–Bakauheni. Namun akibat keterbatasan jumlah dermaga, hanya sekitar 28 kapal per hari atau sekitar 30 persen yang dapat beroperasi.

"Sisanya terpaksa menganggur dan menunggu giliran jadwal sandar," ucap Khoiri.

Akibat kondisi tersebut, lanjut Khoiri, hari operasi kapal dalam sebulan hanya sekitar 11 hari, jauh dari kondisi ideal.

Khoiri menegaskan situasi ini sangat tidak sehat bagi dunia usaha dan pada akhirnya menggerus kemampuan operator dalam menjaga standar keselamatan serta kualitas layanan.

"Kapal dipaksa off, tetapi biaya tetap berjalan. BBM untuk mesin standby, kru kapal wajib siaga 24 jam, perawatan kapal, hingga risiko kerusakan akibat kapal lama tidak beroperasi tetap harus ditanggung. Ini realitas yang sering tidak dipahami para pembuat kebijakan," ujar Khoiri.

Ia menegaskan, apabila jumlah dermaga mencukupi, kapal-kapal yang saat ini tidak beroperasi dapat diaktifkan kembali sehingga kapasitas angkut dapat meningkat hingga sekitar 150 persen dibanding kondisi eksisting, tanpa perlu menambah kapal baru.

Selain persoalan kuantitas, Khoiri menyebut kualitas dermaga yang ada juga memerlukan pembenahan serius.

"Beberapa dermaga di Pelabuhan Merak membutuhkan penambahan dan penguatan breakwater karena sering terjadi kegagalan sandar akibat gelombang dan arus," kata Khoiri.

Di samping itu, lanjut Khoiri, terdapat dolphin dermaga yang roboh dan hingga kini belum diperbaiki, kondisi yang sangat membahayakan keselamatan pelayaran.

Terkait usulan pengoperasian kapal-kapal berkapasitas besar, Khoiri mengatakan rekayasa operasional tersebut sebenarnya telah diterapkan pada angkutan Lebaran terakhir dan terbukti berhasil tanpa menimbulkan kemacetan.

"Namun dalam kondisi operasional harian normal, kehadiran kapal-kapal kecil tetap dibutuhkan, mengingat rata-rata tingkat keterisian hanya sekitar 35 persen," tutur Khoiri.

Selain itu, Khoiri menyebut angkutan penyeberangan menggunakan BBM bersubsidi. Menurutnya, penggunaan kapal besar dengan tingkat keterisian rendah justru akan menimbulkan pemborosan BBM dan ketidakefisienan operasional.

"Jika kapal besar dioperasikan dengan tingkat keterisian hanya 35 persen, maka akan terjadi pemborosan BBM subsidi. Ini tidak sehat secara ekonomi maupun kebijakan energi," ucap Khoiri.

Ia menegaskan pihaknya tidak ingin setiap tahun operator terus ditekan, sementara akar masalah tidak pernah disentuh secara serius.

Gapasdap, lanjut Khoiri, siap duduk bersama pemerintah dan DPR untuk membahas solusi yang realistis, teknis, dan dapat segera dieksekusi demi kepentingan masyarakat, keselamatan transportasi nasional, serta keberlangsungan dunia usaha.

"Negara harus hadir melalui pembangunan infrastruktur pelabuhan yang memadai, bukan hanya melalui pengaturan operasional sementara yang bersifat tambal sulam," kata Khoiri. (*)

Berita ini telah terbit di SKH Kupas Tuntas edisi Selasa 16 Desember 2025 dengan judul “Gapasdap: Keterbatasan Dermaga Bisa Picu Kemacetan Nataru di Lintasan Merak–Bakauheni”