• Senin, 15 Desember 2025

Cuaca Ekstrem Bayangi Arus Nataru 2026, ASDP Tekankan Keselamatan Tanpa Toleransi

Senin, 15 Desember 2025 - 14.38 WIB
21

Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry, Heru Widodo. Foto: Ist

Kupastuntas.co, Bandar Lampung — Potensi cuaca ekstrem yang datang tanpa pola jelas menjadi perhatian serius PT ASDP Indonesia Ferry menjelang periode Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2026. Kondisi tersebut dinilai berisiko mengganggu kelancaran layanan transportasi penyeberangan yang biasanya mengalami lonjakan penumpang dan kendaraan.

Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry, Heru Widodo, menegaskan bahwa keselamatan menjadi prinsip utama yang tidak dapat ditawar dalam situasi apa pun. Menurutnya, anomali cuaca diperkirakan masih akan berlangsung hingga beberapa bulan ke depan sehingga kesiapsiagaan harus terus ditingkatkan.

“Karena anomali cuaca ini akan terus terjadi, bahkan kemarin BMKG menyampaikan sampai bulan Februari bisa saja. Sampai bulan Februari, maka tentu keselamatan juga harus kita perhatikan dengan baik. Keselamatan itu menjadi prioritas kita dan tidak ada toleransi atas korban, tidak toleransi atas pelanggaran-pelanggaran yang kemudian berdampak pada keselamatan para pengguna,” kata Heru dalam media gathering PT ASDP yang dilansir CNBC Indonesia, Senin (15/12/2025).

Selain faktor cuaca, kesiapan operasional juga menjadi sorotan utama ASDP menjelang puncak arus liburan. Lonjakan mobilitas masyarakat, kata Heru, harus diimbangi dengan perencanaan perjalanan yang lebih tertib, termasuk kedisiplinan pengguna jasa dalam mengikuti ketentuan layanan.

“Ada beberapa hal yang mungkin harus kita sampaikan kepada masyarakat, kepada publik terkait dengan pelayanan kita dalam rangka menyambut Nataru. Perlu kami sampaikan kepada seluruh masyarakat bahwa tiket kita ini sudah kita buka H-60. Jadi seluruh masyarakat bisa membeli tiket sebelum keberangkatan, yaitu H-60,” ujarnya.

ASDP juga menegaskan komitmennya dalam mendorong transformasi layanan berbasis digital guna mencegah penumpukan di pelabuhan. Pola transaksi manual dinilai tidak lagi sesuai dengan tantangan pelayanan saat ini, terutama pada masa puncak perjalanan.

“Kemudian yang kedua, kami ingin menyampaikan bahwa di pelabuhan tidak ada lagi kita menjual tiket secara manual. Jadi saya berharap seluruh masyarakat, pengguna jasa ASDP, di penyeberangan, itu untuk memastikan membeli tiket secara online,” jelas Heru.

Manajemen arus penumpang menjadi perhatian berikutnya, khususnya di pelabuhan dengan tingkat kepadatan tinggi. ASDP meminta masyarakat datang ke pelabuhan sesuai jadwal tiket yang telah dibeli agar pelayanan dapat berjalan lebih tertib dan risiko kemacetan dapat ditekan.

“Dan kemudian yang ketiga, kami ingin menyampaikan bahwa masyarakat diminta datang ke pelabuhan penyeberangan itu sesuai dengan jadwal tiket yang mereka beli. Sehingga kita bisa mengurai, kita bisa melayani masyarakat yang ingin menggunakan jasa ASDP ini dengan baik tanpa ada crowd atau kemacetan yang ada di pelabuhan,” ujar Heru.

Meski periode Nataru merupakan agenda rutin setiap tahun, Heru menilai tantangan yang dihadapi selalu berbeda, mulai dari faktor cuaca, volume kendaraan, hingga perilaku pengguna jasa. Oleh karena itu, seluruh persiapan harus dilakukan secara matang agar pelayanan tetap optimal.

“Meskipun ini rutinitas kita setiap tahun, Nataru tahun ini tentu harus kita siapkan dengan baik, kita siapkan dengan matang. Sehingga pelayanan-pelayanan kita ini bisa kita lakukan dengan baik,” pungkasnya. (*)