Pekon Balak Diusulkan Jadi Desa Wisata Budaya, Batu Brak Siap Jadi Episentrum Warisan Adat Lampung Barat
Wakil Bupati Lampung Barat Mad Hasnurin dan jajaran bersama Tenaga Pendamping Gubernur Bidang Infrastruktur Pengembangan Wilayah Provinsi Lampung, Ir. Ansori Dzausal, MT., dan Tenaga Pendamping Gubernur Bidang Kebudayaan, Rahmat Satori, didampingi perangkat daerah serta tokoh adat setempat saat foto bersama dalam kunjungan ke Lampung Barat pada Rabu (10/12/25). Foto: Ist
Kupastuntas.co, Lampung Barat - Pekon (Desa) Balak Kecamatan
Batu Brak diusulkan menjadi salah satu Desa Wisata Budaya dalam program
unggulan Gubernur Lampung, yang menempatkannya sebagai pusat pelestarian
tradisi sekaligus motor baru penggerak ekonomi masyarakat berbasis kearifan
lokal.
Penetapan ini menguatkan posisi Pekon Balak sebagai gerbang utama kebudayaan Lampung Barat, mengingat wilayah Batu Brak selama ini dikenal sebagai ruang hidup adat dan tempat berkembangnya warisan Kepaksian Pernong yang masih terjaga kuat hingga saat ini.
Kabar tersebut mencuat dalam audiensi bersama Tenaga Pendamping Gubernur Lampung yang melakukan kunjungan ke Lampung Barat pada Rabu (10/12/25), sebagai bagian dari proses peninjauan desa-desa yang dinilai berpotensi menjadi pusat wisata budaya.
Rombongan pendamping gubernur terlebih dahulu diterima di Rumah Dinas Wakil Bupati Lampung Barat Drs. Mad Hasnurin di Pekon Kubu Perahu, Kecamatan Balik Bukit, sebelum melanjutkan peninjauan langsung ke Gedung Dalom Kepaksian Pernong, pusat aktivitas adat yang masuk dalam kawasan Desa Wisata Budaya Pekon Balak.
Kunjungan tersebut dipimpin oleh Tenaga Pendamping Gubernur Bidang Infrastruktur Pengembangan Wilayah Provinsi Lampung, Ansori Dzausal, dan Tenaga Pendamping Gubernur Bidang Kebudayaan, Rahmat Satori, didampingi perangkat daerah serta tokoh adat setempat.
Ansori menjelaskan bahwa Pekon Balak dipilih sebagai salah satu dari lima desa di Provinsi Lampung yang direkomendasikan untuk masuk program Desa Wisata Budaya karena kekuatan identitas dan tradisinya yang masih hidup dalam keseharian masyarakat.
Menurutnya, wisata budaya tidak boleh dipahami sebagai kegiatan seremonial tahunan seperti festival singkat, tetapi harus menjadi aktivitas yang hidup sepanjang tahun dan dapat disaksikan langsung oleh wisatawan kapan pun mereka datang.
“Wisata budaya itu harus menciptakan pengalaman yang berkelanjutan. Ada aktivitas adat, ada produk lokal yang bisa dibeli, ada sesuatu yang membuat orang ingin kembali. Kalau itu berjalan, ekonomi masyarakat pasti bergerak,” kata Ansori disela kunjungan nya, Rabu (10/12/2025).
Ia menegaskan bahwa Pekon Balak memiliki keunggulan strategis karena menjadi pintu gerbang keluar masuknya budaya Lampung Barat, sehingga sangat layak dikembangkan sebagai pusat edukasi dan pelestarian adat.
Wakil Bupati Lampung Barat, Drs. Mad Hasnurin, menyampaikan apresiasi dan rasa bangga atas terpilihnya Pekon Balak sebagai desa yang mewakili kekuatan budaya Batu Brak, serta berharap penetapan ini mampu menghidupkan kembali kejayaan adat setempat.
Hasnurin mengatakan pemerintah daerah akan mendukung penuh proses pendampingan yang dilakukan tim gubernur, termasuk memastikan Pekon Balak siap menjadi wajah budaya Lampung Barat di tingkat provinsi.
Ia juga menyinggung pembangunan Gedung Pakuon, rumah adat yang sejak satu dekade terakhir terhenti pembangunannya karena keterbatasan anggaran, padahal lokasi tersebut direncanakan menjadi pusat pengembangan wisata budaya di Pekon Balak.
“Gedung Pakuon sudah berdiri dan terpasang atap, tetapi 10 tahun terakhir tidak ada kelanjutan. Kami berharap perhatian dan dukungan dari Pak Gubernur agar bangunan ini bisa segera diselesaikan,” ujarnya.
Penetapan Pekon Balak sebagai Desa Wisata Budaya dinilai menjadi momentum penting bagi masyarakat adat Batu Brak, karena membuka peluang baru bagi berkembangnya ekonomi kreatif berbasis kerajinan, kuliner, pagelaran seni, hingga paket wisata adat.
Selain menjaga tradisi, program ini juga diproyeksikan mampu menciptakan ruang ekonomi baru yang lebih berkelanjutan bagi warga, terutama generasi muda yang selama ini terlibat dalam kegiatan seni dan budaya.
Dengan dukungan pemerintah provinsi, kabupaten, dan tokoh adat, Pekon Balak diharapkan dapat menjadi ikon wisata budaya Lampung yang tidak hanya menampilkan keindahan tradisi, tetapi juga memberikan manfaat nyata bagi kesejahteraan masyarakat.
Penguatan identitas budaya Batu Brak melalui Pekon Balak disebut menjadi langkah penting untuk memastikan warisan adat Lampung Barat tetap hidup, relevan, dan memberikan nilai ekonomi bagi generasi yang akan datang. (*)
Berita Lainnya
-
Audit 46 Kepala Sekolah Tuntas, Inspektorat Lambar Segera Serahkan Laporan ke Bupati
Rabu, 10 Desember 2025 -
Fenomena Nakes Live TikTok di Jam Kerja, Parosil Mabsus: Malu Kalau Masih Dilakukan
Rabu, 10 Desember 2025 -
Seleksi Jabatan Pimpinan Tinggi Lampung Barat Tuntas, Tiga Besar Dikirim ke BKN
Selasa, 09 Desember 2025 -
Pengurus PERWOSI Lampung Barat 2025–2029 Resmi Dilantik, Fokus Pembinaan Olahraga Perempuan
Selasa, 09 Desember 2025









