• Jumat, 05 Desember 2025

Antisipasi Cuaca Ekstrem, BPBD Metro Siapkan Lima Langkah Jitu

Jumat, 05 Desember 2025 - 09.23 WIB
14

Plt. Kepala BPBD Kota Metro, Renan Joko Sajarwo. Foto: Ist

Kupastuntas.co, Metro - Pemerintah Kota Metro melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bergerak cepat menyikapi potensi cuaca ekstrem yang diperkirakan akan menghantam sejumlah wilayah di Indonesia, termasuk Kota Metro, dalam beberapa pekan ke depan.

Fenomena cuaca dengan intensitas hujan tinggi yang berpotensi memicu banjir, puting beliung, hingga pohon tumbang membuat BPBD mengambil langkah serius dan terukur.

Plt. Kepala BPBD Kota Metro, Renan Joko Sajarwo, menegaskan bahwa kesiapsiagaan bukan hanya urusan pemerintah, tetapi juga memerlukan keterlibatan masyarakat secara langsung.

BPBD telah menyusun strategi antisipasi dan mitigasi bencana secara komprehensif agar kejadian yang merugikan masyarakat dapat ditekan seminimal mungkin.

“Kami tidak ingin sekadar reaktif saat bencana terjadi. Langkah preventif jauh lebih penting untuk meminimalisir risiko dan kerugian. Masyarakat harus siap dan pemerintah juga wajib hadir dengan kesiapan penuh,” kata Renan saat dikonfirmasi melalui sambungan WhatsApp, Jum'at (5/12/2025).

BPBD Metro telah menyiapkan lima langkah taktis untuk mengantisipasi ancaman cuaca ekstrem:

1. Sosialisasi dan Edukasi Publik: BPBD intens melakukan edukasi kepada masyarakat terkait potensi cuaca ekstrem, cara penyelamatan saat keadaan darurat, serta prosedur evakuasi. Pendekatan dilakukan melalui media sosial, sekolah, komunitas relawan, dan aparatur kelurahan.

2. Penguatan dan Pemeriksaan Infrastruktur: Pemeriksaan menyeluruh terhadap tanggul, saluran drainase, irigasi, jembatan, dan titik rawan banjir sedang dilakukan untuk memastikan semua dalam kondisi aman dan siap menghadapi peningkatan debit air. Renan menegaskan bahwa upaya ini harus dilakukan sebelum curah hujan mencapai puncaknya, bukan setelah kerusakan terjadi.

3. Persiapan SDM, Peralatan, dan Logistik Tim reaksi cepat (TRC), relawan, serta perangkat evakuasi dan pertolongan darurat telah disiagakan. Perahu karet, tenda, logistik sandang pangan, hingga genset didistribusikan ke titik strategis untuk mempercepat respon jika bencana muncul tiba-tiba.

4. Koordinasi Lintas Sektor: BPBD menjalin koordinasi intens dengan TNI, Polri, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, dan instansi terkait lainnya. Apel kesiapsiagaan gabungan telah digelar sebagai bentuk konsolidasi kekuatan untuk memastikan respon cepat dan terintegrasi.

5. Penyusunan Rencana Kontinjensi: BPBD menyusun rencana kontinjensi berbasis skenario bencana, termasuk peta lokasi rawan serta jalur evakuasi. Setiap kemungkinan bencana ditangani dengan pendekatan prediktif dan rencana teknis yang terukur.

Meski langkah BPBD dinilai progresif, masyarakat berharap realisasi tersebut tidak berhenti pada tataran seremoni dan pengarahan di lapangan. Infrastruktur drainase yang masih tersumbat, kawasan rawan banjir seperti Metro Selatan dan Metro Pusat, serta lemahnya manajemen pohon tua harus menjadi prioritas nyata.

Renan menegaskan perlunya membangun budaya siaga sejak dini. Ia mengajak masyarakat berkontribusi aktif dalam menjaga lingkungannya.

“Kami berharap masyarakat tidak panik tetapi tetap waspada. Segera laporkan jika melihat kondisi berpotensi membahayakan seperti pohon rapuh atau saluran air tersumbat. Kolaborasi menjadi faktor penting untuk melindungi diri dan kota kita,” ujarnya.

Dengan kesiapsiagaan menyeluruh, Kota Metro dituntut tidak hanya responsif saat bencana terjadi, tetapi juga mampu menunjukkan ketangguhan dan solidaritas sebagai kota yang peduli keselamatan warganya. (*)