• Kamis, 04 Desember 2025

JAC Tinjau Kelas Migran Vokasi Lampung, Jepang Butuh 80 Ribu Pekerja Konstruksi

Kamis, 04 Desember 2025 - 13.11 WIB
15

Wagub Jihan bersama JAC saat meninju kelas Migran Vokasi di SMK 2 Bandar Lampung, Rabu (4/12/2025). Foto: Ria/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Japanese Association for Construction Human Resource (JAC) berkunjung ke Provinsi Lampung untuk meninjau secara langsung pelaksanaan program kelas migran vokasi di SMA Negeri 2 dan SMK Negeri 4 Bandar Lampung, Kamis (4/12/2025).

Kunjungan ini sekaligus menjadi momentum penting dalam penjajakan kerja sama penyediaan tenaga kerja terampil di bidang konstruksi untuk kebutuhan Jepang.

Wakil Gubernur Lampung, Jihan Nurlela, mengatakan kedatangan JAC menunjukkan tingginya minat Jepang terhadap kualitas SDM asal Lampung yang tengah dipersiapkan melalui program vokasi migran.

"Lampung sangat bangga karena ada asosiasi yang tertarik dengan program kita. Kita memiliki program spesifik untuk menyiapkan tenaga kerja sesuai kebutuhan mereka," ujar Jihan.

Menurutnya, JAC ingin melihat langsung bagaimana sistem pelatihan berjalan serta berdiskusi mengenai peluang kerja sama lanjutan.

Antusiasme sekolah terhadap program ini pun meningkat, tidak hanya dari sekolah negeri tetapi juga swasta.

"Banyak sekolah swasta yang tertarik. Saat ini kita sedang melakukan kajian agar pembiayaan tidak sepenuhnya menjadi beban APBD maupun APBN," jelasnya.

Jihan menyampaikan, Jepang membutuhkan sekitar 80 ribu tenaga kerja di sektor konstruksi. Dengan peluang besar tersebut, Lampung menargetkan menyiapkan SDM sebanyak mungkin dengan kualitas yang sesuai standar Jepang.

"Mereka menyampaikan kebutuhan, kualifikasi, dan kualitas yang dibutuhkan. Kita akan menyesuaikannya. Syukurnya, JAC juga membuka peluang kerja sama seperti bantuan instrumen dan perlengkapan untuk sekolah vokasi migran," kata Jihan.

Ia mengatakan jika pihaknya juga menjajaki kerjasama dengan Universitas Indonesia dan Universitas Lampung untuk bisa memonitor bersama program tersebut.

Senior Executive Director JAC, Yugo Okamoto, menjelaskan bahwa dua hal paling penting yang dibutuhkan calon pekerja konstruksi di Jepang adalah kemampuan bahasa Jepang dan keterampilan teknis sesuai bidang pekerjaan.

"Bahasa Jepang sangat diprioritaskan. Selanjutnya adalah keahlian sesuai pekerjaan yang akan digeluti," jelas Okamoto.

Ia menyampaikan, JAC mendorong setiap perusahaan konstruksi di Jepang untuk memberikan dukungan berupa pelatihan langsung bagi calon pekerja dari Indonesia.

Menurutnya, Jepang saat ini tengah menghadapi kekurangan tenaga kerja sehingga membutuhkan dukungan SDM dari berbagai negara.

"Kebutuhan tenaga kerja di bidang konstruksi mencapai 80 ribu. Kami berharap Indonesia bisa menjadi penyumbang SDM terbesar," ucapnya.

Okamoto juga menegaskan bahwa peluang bekerja di Jepang tidak hanya bermanfaat bagi Jepang, tetapi juga bagi para pekerja Indonesia setelah kembali ke tanah air.

"Setelah bekerja dan mendapat pengalaman di Jepang, kami berharap mereka bisa memanfaatkannya ketika kembali ke Indonesia. Kami ingin SDM muda Indonesia bermanfaat bagi kedua negara," tambahnya. (*)