• Senin, 22 Desember 2025

Kepala Diskominfotik Lampung: Media Harus Beradaptasi untuk Tetap Relevan di Era Disrupsi Digital

Selasa, 02 Desember 2025 - 13.20 WIB
26

Kepala Diskominfotik Provinsi Lampung Ganjar Jationo saat dimintai keterangan, Selasa (2/12/2025). Foto: Ria/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik (Diskominfotik) Provinsi Lampung, Ganjar Jationo, menegaskan bahwa perkembangan media saat ini tidak lagi dapat dilihat secara terpisah antara cetak, elektronik, dan digital.

Transformasi digital yang mengubah pola komunikasi publik menuntut seluruh platform media untuk beradaptasi agar tetap relevan dan dipercaya masyarakat.

Ganjar mengatakan, dalam ekosistem informasi modern, media masih memiliki peran yang sangat penting. Hal itu karena media merupakan institusi yang memiliki legitimasi melalui undang-undang, serta diisi oleh para profesional yang terikat oleh kode etik jurnalistik.

"Media tetap sangat dibutuhkan. Mereka punya kredibilitas karena diikat regulasi dan kode etik profesi yang menjamin kualitas informasi," ujarnya saat dimintai keterangan, Selasa (2/12/2025).

Menurutnya, ketika ukuran yang dipakai adalah kredibilitas, maka media justru semakin relevan. Namun jika hanya mengukur kecepatan penyebaran informasi, maka muncul tantangan besar berupa banjir hoaks dan disinformasi.

Di sinilah, kata Ganjar, medan baru yang harus dihadapi industri pers. "Medianya harus beradaptasi dengan situasi baru, tapi tetap menjaga kredibilitas informasi yang disajikan," jelasnya.

Ganjar menyoroti fenomena banyaknya media cetak yang tutup akibat tekanan perubahan zaman.

Namun beberapa media yang masih bertahan bisa melakukannya karena menerapkan strategi konvergensi, yaitu mengintegrasikan platform cetak dengan digital.

"Cetaknya dihadirkan dalam bentuk digital, digitalnya juga menjangkau pembaca cetak. Ini membangun simbiosis baru antara media konvensional dan media digital," kata Ganjar.

Ia menilai langkah ini menjadi tantangan sekaligus peluang bagi seluruh pelaku industri pers untuk memperkuat posisinya di tengah perubahan perilaku konsumsi informasi masyarakat.

Ia juga menyinggung soal pola belanja pemerintah pada media cetak yang kini dipengaruhi oleh tuntutan efisiensi dan efektivitas komunikasi publik.

Ganjar mengaku memahami tantangan yang dihadapi media cetak, namun perubahan ukuran keberhasilan komunikasi tidak bisa dihindari di era digital.

"Setiap rupiah yang dikeluarkan pemerintah harus efektif dan efisien. Dan ukuran-ukuran efektivitas itu berubah seiring berkembangnya media digital," jelasnya.

Karena itu, ia menekankan pentingnya media untuk tidak hanya mengandalkan platform cetak. Pengemasan konten di dunia digital harus dilakukan dengan kreatif, tanpa meninggalkan identitas dan standar kredibilitas media itu sendiri.

"Menghadirkan cetak di dunia digital serta menjangkau audiens digital yang sebelumnya pembaca cetak adalah tantangan tersendiri," tambahnya. (*)